backup og meta

Bau Badan Saat Hamil, Apakah Kondisi Ini Normal?

Bau Badan Saat Hamil, Apakah Kondisi Ini Normal?

Pernahkah Anda merasa bau badan tidak sedap saat hamil? Kondisi ini memang sering membuat ibu hamil dan orang sekitar tidak nyaman. Apa yang menjadi penyebab aroma badan tidak sedap saat hamil dan apakah ini normal? Berikut penjelasannya.

Normalkah bila bau badan saat hamil?

Selama masa kehamilan, aroma tubuh ibu mengalami perubahan dan cenderung tidak sedap. 

Penelitian terbitan Cardiovascular Journal Of Africa menunjukkan bahwa suplai darah dari tubuh ibu akan meningkat sampai 50 persen saat hamil.

Peningkatan suplai darah terjadi karena tubuh membutuhkan banyak darah untuk membawa oksigen dan nutrisi janin dalam kandungan.

Kondisi ini bisa membuat ibu lebih sering berkeringat sehingga ibu hamil rentan mengalami bau badan.

Aroma tidak sedap biasanya lebih buruk terutama di area kelenjar keringat, seperti ketiak dan selangkangan.

Apalagi ada faktor lain yang membuat ibu merasa lebih bau, yaitu indra penciuman yang lebih sensitif (hipersomnia) selama hamil.

Dua kondisi tersebut membuat ibu semakin merasa tidak nyaman dengan aroma tubuh yang kurang sedap.

Meski begitu, kondisi aroma tubuh kurang sedap saat hamil tidak memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin dalam kandungan.

Apa penyebab bau badan saat hamil?

Aroma tubuh yang tidak sedap memang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Meski tidak berbahaya, ibu tetap perlu memahami penyebab bau badan saat hamil, ini penjelasannya.

1. Perubahan pola makan

Mengutip dari The Ohio State University, jenis makanan tertentu bisa memicu bau badan saat ibu sedang mengandung.

Ambil contoh, sejak hamil, ibu lebih sering mengonsumsi bawang-bawangan dan seafood. Kedua makanan ini mengeluarkan aroma tersendiri dari tubuh.

Bau badan setelah makan seafood biasanya berhubungan dengan gangguan metabolisme.

Seseorang yang memiliki kondisi trimetilaminuria akan mengeluarkan bau amis sekitar beberapa jam setelah makan makanan laut.

Untuk menentukan ibu memiliki kondisi tersebut, ibu hamil bisa konsultasi ke dokter agar mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Tubuh ibu mudah berkeringat

Sadar atau tidak, selama hamil, tubuh ibu akan lebih mudah berkeringat dan sering merasa panas saat trimester dua dan trimester tiga.

Penelitian terbitan Autonomic Neuroscience, menemukan bahwa hormon estrogen membantu menyeimbangkan suhu tubuh dengan meningkatkan keringat.

Beberapa ibu hamil sering berkeringat saat malam hari dan terbangun karena mencium aroma badannya sendiri. 

Keringat malam selama kehamilan terjadi karena perubahan metabolisme tubuh.

cara menghilangkan bau badan

3. Perubahan hormon tiroid

Sebenarnya, kondisi ini lebih jarang terjadi, tetapi perubahan hormon fungsi tiroid bisa mengalami perubahan selama kehamilan.

Hormon tiroid membantu tubuh mengatur suhu, pencernaan, dan fungsi lain. Selama masa kehamilan, kelenjar tiroid akan memproduksi lebih banyak hormon. 

Terlalu banyak hormon tiroid bisa meningkatkan suhu tubuh dan membuat ibu berkeringat lebih banyak dari biasanya, terutama saat tidur.

Sebagian ibu yang mengalami kondisi ini memiliki penyakit Graves yang menyebabkan hipertiroidisme ketika kondisi kelenjar tiroid terlalu aktif. 

Bagaimana cara mengatasi bau badan saat hamil?

Bau badan saat hamil adalah kondisi normal selama tumbuh kembang janin dalam kandungan.

Meski tidak bisa mengobati, cara ini bisa membantu mengurangi aroma tidak sedap pada tubuh selama hamil.

1. Mandi lebih sering

Saat tubuh ibu berkeringat lebih banyak, tubuh akan mengeluarkan aroma tidak sedap.

Untuk mengurangi bau badan saat hamil, ibu bisa mandi lebih sering, misalnya tiga kali sehari.

Selain memakai sabun, ibu bisa menggunakan losion dan parfum setelah mandi agar aroma tubuh bisa lebih wangi.

Tubuh yang wangi dan tidak bau akan membuat ibu lebih nyaman beraktivitas sehari-hari.

Namun, bila bau badan saat hamil tidak normal dan tetap ada meski sudah mandi, segera hubungi dokter.

Nantinya, dokter akan memastikan apakah kondisi ibu hamil berkeringat normal atau ada masalah kesehatan lain.

2. Pakai deodoran

Deodoran menjadi salah satu produk perawatan kulit yang bisa mengurangi aroma tubuh tidak sedap.

Setelah mandi, ibu bisa memakai losion dan deodoran pada ketiak untuk menciptakan aroma segar setelah mandi.

Deodoran bisa meredam aroma tubuh yang keluar dari ketiak sehingga tidak terlalu bau mencolok.

3. Pakai pakaian longgar

Bau badan saat hamil bisa terjadi ketika pakaian ibu terlalu ketat dan tidak menyerap keringat.

Beberapa bahan pakaian seperti jersey dan ceruti biasanya tidak menyerap keringat sehingga aroma yang keluar tidak sedap.

Kenakan pakaian menyerap keringat seperti katun dan kaos sehingga kulit bisa bernapas dan aroma tubuh tidak bau.

Untuk mengurangi bau badan, segera ganti baju setelah pakaian basah terkena keringat.

Memakai pakaian basah yang sudah terkena keringat hanya akan menambah aroma tidak sedap pada tubuh ibu.

kehamilan aterm

4. Konsumsi banyak air putih agar tidak dehidrasi

Tubuh yang lebih sering berkeringat bisa membuat ibu kekurangan cairan atau dehidrasi.

Maka dari itu, ibu perlu mengonsumi banyak air putih untuk mengganti cairan yang hilang lewat keringat. Ibu perlu memenuhi kebutuhan cairan sekitar 2500 ml per hari.

Cairan ini juga penting untuk perkembangan janin dalam kandungan sehingga tetap sehat sampai waktunya lahir nanti.

Selama masa kehamilan, ibu mungkin merasa indra penciuman lebih sensitif sehingga sering mencium aroma tidak sedap.

Pada dasarnya, bau badan saat hamil adalah kondisi normal dan akan hilang setelah bayi lahir.

Meski begitu, aroma tubuh yang tidak sedap tetap membuat ibu tidak nyaman beraktivitas sehari-hari.

Ibu bisa mencoba tips mengurangi bau badan saat hamil yang sudah disebutkan di atas.

Bila ibu merasa bau badan saat hamil sangat mengganggu dan khawatir menjadi tanda penyakit tertentu, segera konsultasikan ke dokter. 

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Cameron, E. (2014). Pregnancy and olfaction: a review. Frontiers In Psychology, 5. doi: 10.3389/fpsyg.2014.00067

Charkoudian, N., & Stachenfeld, N. (2016). Sex hormone effects on autonomic mechanisms of thermoregulation in humans. Autonomic Neuroscience, 196, 75-80. doi: 10.1016/j.autneu.2015.11.004

Soma-Pillay, P., Nelson-Piercy, C., Tolppanen, H., & Mebazaa, A. (2016). Physiological changes in pregnancy. Cardiovascular Journal Of Africa, 27(2), 89-94. doi: 10.5830/cvja-2016-021

Cameron, E. (2014). Pregnancy and olfaction: a review. Frontiers In Psychology, 5. doi: 10.3389/fpsyg.2014.00067

Charkoudian, N., & Stachenfeld, N. (2016). Sex hormone effects on autonomic mechanisms of thermoregulation in humans. Autonomic Neuroscience, 196, 75-80. doi: 10.1016/j.autneu.2015.11.004

Versi Terbaru

21/01/2022

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

6 Efek Samping Aromaterapi yang Harus Diwaspadai

Bu, Ini Perubahan Kulit yang Mungkin Terjadi Saat Hamil


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 21/01/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan