backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Solusio Plasenta, Terlepasnya Ari-Ari Sebelum Persalinan

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 27/11/2023

Solusio Plasenta, Terlepasnya Ari-Ari Sebelum Persalinan

Plasenta atau ari-ari merupakan organ sementara di dalam tubuh ibu hamil yang normalnya akan lepas saat proses persalinan. Namun, ada komplikasi kehamilan bernama solusio plasenta yang membuat plasenta terlepas sebelum waktunya.

Dengan fungsi plasenta sebagai organ penyalur oksigen dan nutrisi untuk janin, solusio plasenta tentu dapat membahayakan ibu dan janin.

Apa itu solusio plasenta?

Solusio plasenta atau abruptio plasenta (ablasio plasenta) adalah terlepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan.

Plasenta yang sudah terlepas dari dinding rahim tidak dapat menempel kembali. Dengan begitu, janin akan kekurangan asupan oksigen dan nutrisi.

Kondisi ini juga bisa menyebabkan perdarahan hebat pada ibu hamil. Oleh karena itu, solusio plasenta termasuk dalam komplikasi kehamilan yang serius.

Solusio plasenta sering kali terjadi secara mendadak dan membutuhkan penanganan medis segera. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa mengancam nyawa ibu dan janin.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Ablasio plasenta merupakan gangguan kehamilan berbahaya yang jarang terjadi. Hanya sekitar satu persen dari seluruh wanita hamil yang mengalami abruptio plasenta.

Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada trimester ketiga, tepatnya beberapa minggu menjelang persalinan.

Tanda-tanda dan gejala solusio plasenta

Cara Mengatasi Sakit Perut Bagian Bawah Saat Hamil Tua

Perdarahan saat hamil merupakan gejala utama solusio plasenta. Namun, bukan berarti bahwa semua perdarahan saat hamil menandakan lepasnya plasenta dari rahim.

Selain perdarahan, berikut adalah gejala lain yang kerap ditemukan pada ablasio plasenta.

  • Kontraksi rahim yang disertai nyeri hebat.
  • Sakit punggung atau pinggang.
  • Gerakan janin yang berkurang.
  • Peningkatan denyut jantung.
  • Perdarahan vagina karena solusio plasenta bisa bervariasi pada tiap orang dan tidak selalu menunjukkan tingkat keparahan kondisi.

    Bahkan, darah terkadang bisa terperangkap di dalam rahim sehingga tidak terlihat adanya perdarahan. Inilah alasan mengapa abruptio plasenta sering tidak disadari.

    Laman Mayo Clinic juga menyebutkan bahwa solusio plasenta bisa terjadi secara perlahan. Pada kondisi seperti ini, perdarahan ringan bisa terjadi sesekali.

    Setelah itu, cairan ketuban juga bisa ikut berkurang. Kondisi inilah yang menyebabkan perkembangan janin cenderung terhambat.

    Tingkat keparahan abruptio plasenta

    Gejala ablasio plasenta juga bisa berbeda sesuai dengan tingkat keparahannya.

    • Stadium I: perdarahan dan kontraksi ringan, tanda vital dan denyut jantung janin stabil, serta waktu pembekuan darah yang normal.
    • Stadium II: perdarahan sedang, kontraksi tidak normal, tekanan darah rendah, gawat janin, dan kelainan pada pembekuan darah.
    • Stadium III: perdarahan dan kontraksi hebat, tekanan darah rendah, kematian janin, dan darah sulit membeku.

    Karena terlepasnya plasenta dari rahim bisa terjadi secara tiba-tiba, jika Anda merasakan gejala lain termasuk yang tidak tertulis di atas, segeralah kunjungi dokter.

    Penyebab solusio plasenta

    Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab abruptio plasenta. Namun, beberapa kondisi berikut membuat ibu hamil lebih berisiko mengalaminya.

    • Trauma pada daerah perut, misalnya karena perut ibu hamil tertekan, terbentur, atau terkena pukulan.
    • Proses pembetulan posisi bayi sungsang yang tidak tepat.
    • Kehamilan kembar dua atau lebih.
    • Tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, atau preeklamsia.
    • Penyalahgunaan obat atau merokok.
    • Ketuban pecah sebelum waktunya.
    • Kelainan pembekuan darah.
    • Hamil di atas usia 35 tahun.

    Ibu hamil dengan solusio plasenta juga memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kondisi serupa pada kehamilan selanjutnya.

    Komplikasi solusio plasenta

    Solusio plasenta dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut pada ibu hamil.

    • Gangguan pembekuan darah (koagulasi intravaskular diseminata).
    • Syok hipovolemik akibat kehilangan banyak darah.
    • Gagal ginjal atau organ lainnya akibat kehilangan darah.
    • Perdarahan pada rahim.

    Sementara itu, mengutip dari laman Radiopaedia, berikut adalah komplikasi yang bisa terjadi pada bayi dengan ablasio plasenta.

  • Lahir prematur.
  • Gangguan pertumbuhan karena kekurangan nutrisi.
  • Janin tidak berkembang (IUGR).
  • Gangguan pernapasan karena kekurangan oksigen.
  • Bayi lahir mati (stillbirth).
  • Diagnosis abruptio plasenta

    Meskipun terlepasnya plasenta dari rahim cukup sulit dideteksi karena tidak selalu menunjukkan gejala, dokter biasanya menyarankan beberapa tes berikut pada ibu hamil yang mengalami gejalanya.

    • USG (ultrasound): mendeteksi plasenta dan kondisi janin.
    • Pemantauan jantung janin: menilai kondisi janin dan memeriksa kontraksi rahim.
    • Tes darah: memastikan apakah ibu hamil mengalami anemia karena kehilangan banyak darah.

    Selalu ikuti saran diagnosis dari dokter Anda untuk mendapatkan hasil yang tepat.

    Pengobatan solusio plasenta

    Perawatan yang diberikan untuk ibu hamil dengan ablasio plasenta bisa berbeda-beda, tergantung dengan usia kandungan, kondisi ibu dan janin, serta tingkat keparahannya.

    Jika detak jantung janin normal dan ibu tidak mengalami perdarahan, dokter bisa menyarankan perawatan rumahan dengan pemantauan rutin.

    Sebagai antisipasi, dokter juga bisa memberikan suntik kortikosteroid sebagai upaya mempercepat perkembangan paru-paru janin.

    Namun, jika usia kehamilan sudah berada di atas 34 minggu dan ibu hamil mengalami perdarahan, dokter bisa menyarankan persalinan dini.

    Persalinan bisa dilakukan secara normal maupun caesar, tergantung kondisi ibu dan janin.

    Selama persalinan, ibu hamil biasanya menerima transfusi darah untuk mencegah syok dan anemia.

    Pencegahan solusio plasenta

    Sampai saat ini, memang belum ada cara pasti untuk solusio plasenta. Namun, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mengurangi risiko terlepasnya plasenta.

    • Tidak merokok saat hamil maupun mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.
    • Melakukan berbagai upaya untuk melindungi perut dari cedera maupun benturan.
    • Menghindari aktivitas fisik berat.
    • Rutin melakukan kontrol kehamilan.
    • Rutin menjalani pengobatan untuk penyakit tertentu, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.

    Jika Anda memiliki riwayat abruptio plasenta dan berencana hamil lagi, bicarakan dengan dokter untuk mengetahui cara mengurangi risikonya.

    Semua tentang solusio plasenta

    • Solusio plasenta atau abruptio plasenta adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan terlepasnya plasenta sebelum waktunya.
    • Kondisi ini dapat mengakibatkan janin kekurangan asupan nutrisi dan oksigen.
    • Gejalanya antara lain perdarahan dan berkurangnya gerakan janin.
    • Pada kondisi yang sudah cukup parah, terlepasnya plasenta dari rahim harus diatasi dengan persalinan dini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 27/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan