Metode bulking dan cutting mungkin sudah tidak asing bagi para bodybuilder atau atlet. Namun, bagi Anda yang ingin mencoba meningkatkan massa otot, mungkin masih kebingungan untuk membedakannya. Nah, berikut ini perbedaan bulking dan cutting.
Perbedaan bulking dan cutting
Untuk menjaga dan meningkatkan massa otot, para bodybuilder biasanya akan melalui fase yang disebut bulking dan cutting.
Pada dasarnya, keduanya merupakan metode diet dengan menambah atau mengurangi asupan kalori harian.
Agar lebih jelas, berikut ini beberapa perbedaan antara bulking vs cutting yang perlu Anda ketahui.
1. Definisi
Bulking merupakan strategi meningkatkan massa otot dengan cara menambah asupan kalori harian melebihi kalori yang dibakar oleh tubuh atau disebut surplus kalori.
Hal ini bertujuan untuk menambah berat badan sekaligus meningkatkan massa otot. Metode ini sering kali digabungkan dengan latihan kekuatan.
Untuk mengimbangi penambahan lemak tubuh yang mungkin terjadi pada fase bulking, seseorang akan melewati fase cutting.
Cutting sendiri adalah metode diet yang dilakukan dengan mengurangi asupan kalori untuk menghilangkan lemak tubuh dan mempertahankan massa otot yang sudah terbentuk.
2. Cara melakukan
Mengutip studi dalam jurnal Eating and Weight Disorder, ketika melakukan bulking, seseorang harus mengonsumsi lebih banyak kalori. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepadatan otot
Jenis makanan untuk bulking yang direkomendasikan adalah dada ayam, ikan, nasi merah, brokoli, kentang, atau buah-buahan seperti apel dan pisang.
Sementara itu, seseorang yang melakukan cutting perlu mengurangi asupan kalori harian untuk menghilangkan lemak di tubuh dan menjaga massa otot yang sudah ada.
Metode cutting dilakukan dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi kalori, tetapi tetap mengonsumsi makanan tinggi protein untuk menjaga massa otot seperti daging sapi, ikan tuna, atau telur.
3. Latihan
Selain menjaga pola makan, perbedaan antara bulking dan cutting juga dapat dilihat dari jenis latihan fisik yang dilakukan.
Latihan fisik untuk bulking biasanya meliputi latihan kekuatan dengan intensitas tinggi untuk meningkatkan massa otot misalnya push-up, sit-up, atau bench press.
Sementara itu, latihan fisik pada metode cutting biasanya bertujuan untuk membakar kalori dan lemak pada tubuh seperti kardio, squat, berlari, atau bersepeda.
Kapan harus bulking dan cutting?
4. Manfaat
Bulking dan cutting juga memiliki manfaat tersendiri untuk tubuh. Bulking bermanfaat untuk meningkatkan massa otot, menguatkan tulang, dan melatih kekuatan otot.
Kekuatan otot yang terbentuk selama bulking ini juga dapat membantu aktivitas sehari-hari, misalnya mengangkat barang belanjaan.
Sementara itu, cutting bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan menjaga tubuh tetap ideal. Tak hanya itu, cutting bisa membantu meningkatkan sensitivitas insulin.
Studi dalam jurnal Diabetes menyebutkan bahwa membatasi asupan kalori harian dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi risiko diabetes pada orang yang kelebihan berat badan.
5. Risiko
Bulking dan cutting juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika tidak dilakukan dengan cara yang tepat.
Sebagian orang mengartikan fase bulking dengan makan apa pun sebanyak mungkin untuk menambah asupan kalori. Namun, hal ini justru dapat berisiko menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas.
Metode cutting yang salah justru dapat menyebabkan berkurangnya massa otot terutama jika Anda hanya fokus mengurangi asupan kalori tetapi tidak memenuhi kebutuhan protein.
Studi dalam jurnal Jama Internal Medicine menunjukkan bahwa mengurangi asupan kalori berlebihan dapat berisiko menyebabkan penurunan hasrat seksual dan mengganggu kualitas tidur.
Itulah perbedaan antara bulking dan cutting. Metode bulking biasanya cocok diterapkan bagi Anda yang belum memiliki tubuh ideal dan perlu meningkatkan massa otot.
Sementara itu, cutting cocok untuk Anda yang ingin mempertahankan massa otot yang sudah terbentuk.
[embed-health-tool-bmr]