backup og meta

Kapan Waktu Olahraga yang Baik dan Berapa Lama Durasinya?

Kapan Waktu Olahraga yang Baik dan Berapa Lama Durasinya?

Rutin berolahraga membuat tubuh lebih bugar dan menurunkan risiko berbagai penyakit. Durasi dan waktu yang tepat bisa menentukan performa latihan Anda. Lantas, kapan waktu olahraga yang baik dan berapa lama perlu dilakukan?

Durasi olahraga yang dianjurkan

Agar manfaat berolahraga bisa dirasakan secara maksimal, Anda perlu mengetahui berapa lama olahraga perlu dilakukan

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menganjurkan durasi olahraga setidaknya 150 – 300 menit per minggu dengan intensitas sedang. Hal ini berarti Anda bisa melakukannya selama 30 menit hingga 1 jam per hari.

Bila intensitasnya tinggi, durasi olahraga setidaknya 75 – 150 menit per minggu atau setara dengan 15 – 30 menit per hari.

Setidaknya, lakukan latihan kekuatan otot selama 2 hari atau lebih dalam seminggu, sisanya lakukan aerobik, seperti joging, bersepeda, lompat tali, atau kardio.

Tips olahraga sehat

Selain rutin berolahraga, pastikan Anda istirahat cukup untuk pemulihan otot. Beri jeda waktu setidaknya 6 jam antara jadwal olahraga. Pastikan Anda menyediakan waktu satu hari dalam seminggu untuk rehat. Hal ini mencegah berolahraga berlebihan.

Waktu olahraga yang baik

durasi olahraga yang ideal

Tahukah Anda semua sel tubuh memiliki waktu dan jadwal tersendiri untuk melakukan tugasnya. Jam tubuh alami ini disebut dengan ritme sirkadian.

Hal ini berfungsi untuk mengatur waktu tubuh kapan harus makan, tidur, bangun, atau melakukan berbagai aktivitas lainnya. 

Berolahraga pada waktu ritme sirkadian otot membuat gerakan menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui jam alami otot menjalankan fungsinya.

1. Olahraga pagi hari bikin aktivitas terasa lebih segar

Berolahraga pada pagi hari telah menjadi hal yang umum dan banyak dipraktikkan berbagai kalangan untuk mendapat manfaat kesehatannya.

Sebuah studi dalam The Journal of Physiology (2019) melakukan pengujian pada 100 orang untuk mengetahui efek waktu berolahraga dalam memengaruhi ritme sirkadian pada hari-hari berikutnya.

Melalui penelitian tersebut diketahui bahwa berolahraga pada pukul 7 pagi bisa membantu Anda dalam memulai aktivitas lebih awal pada hari berikutnya.

Artinya, Anda bisa merasakan tubuh lebih segar selama satu hari penuh dan siap berolahraga lebih cepat setelah bangun tidur daripada saat sore atau malam hari.

Sebelum sarapan adalah waktu terbaik berolahraga pagi hari sebab bisa membakar lemak hingga 20% lebih banyak. Jadi, pagi hari merupakan waktu yang tepat untuk olahraga menurunkan berat badan.

Namun, jika Anda khawatir akan energi yang cepat terkuras selama latihan, isilah perut sekitar 2 jam sebelumnya. Hal ini akan mencegah terjadinya nyeri perut saat berolahraga.

Selain itu, berikut manfaat memilih pagi hari sebagai waktu olahraga yang baik.

  • Mengurangi keinginan makan manis berlebih.
  • Lebih rutin berolahraga.
  • Meningkatkan metabolisme
  • Meningkatkan aktivitas fisik sepanjang hari. 

2. Olahraga sore jika sibuk beraktivitas

waktu olahraga yang baik pada pagi atau sore hari

Selain pagi hari, waktu berolahraga yang baik adalah pada sore hari.

Perlu diketahui, suhu tubuh berada di titik tertinggi pada sore hari. Hal ini akan meningkatkan fungsi dan kekuatan otot sehingga performa olahraga lebih maksimal.

Berolahraga dalam kondisi suhu optimal bisa mengurangi risiko cedera dan memaksimalkan manfaat olahraga.

Tubuh juga memiliki waktu reaksi paling cepat pada sore hari sehingga cocok untuk latihan HIIT (high-intensity interval training). 

Selain itu, berikut manfaat lainnya memilih sore hari sebagai waktu olahraga yang baik.

  • Mengendalikan gula darah.
  • Melepas stres dan emosi negatif.
  • Meningkatkan kualitas tidur.

Berolahraga tentu akan lebih baik daripada tidak sama sekali. Waktu berolahraga bisa dipilih pada pagi atau sore hari. 

Hindari berolahraga siang hari untuk mencegah dehidrasi dan olahraga malam hari agar tidak mengganggu tidur Anda.

Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, lebih baik konsultasikan ke dokter untuk menentukan jenis dan waktu olahraga yang sesuai. 

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Physical activity. (2022). Retrieved 28 March 2023, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity

Are you getting too much exercise?: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (2023). Medlineplus.gov. https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000807.htm

Youngstedt, S. D., Elliott, J. A., & Kripke, D. F. (2019). Human circadian phase–response curves for exercise. The Journal of Physiology, 597(8), 2253-2268. https://doi.org/10.1113/JP276943

Hanlon B, Larson MJ, Bailey BW, LeCheminant JD. (2012). Neural response to pictures of food after exercise in normal-weight and obese women. Med Sci Sports Exerc.;44(10):1864-70. https://doi.org/10.1249/mss.0b013e31825cade5, PMID: 22617393.

Gonzalez JT, Veasey RC, Rumbold PL, Stevenson EJ. (2013). Breakfast and exercise contingently affect postprandial metabolism and energy balance in physically active males. Br J Nutr. 2013 Aug;110(4):721-32. https://doi.org/10.1017/s0007114512005582. Epub. PMID: 23340006.

Hines, C. B. (2004). Time-of-Day Effects on Human Performance. Journal of Catholic Education, 7(3). https://doi.org/10.15365/joce.0703072013

Chtourou, H., & Souissi, N. (2012). The Effect of Training at a Specific Time of Day. Journal of Strength and Conditioning Research, 26(7), 1984-2005. https://doi.org/10.1519/jsc.0b013e31825770a7

Savikj, M., Gabriel, B. M., Alm, P. S., Smith, J., Caidahl, K., Björnholm, M., Fritz, T., Krook, A., Zierath, J. R., & Wallberg-Henriksson, H. (2018). Afternoon exercise is more efficacious than morning exercise at improving blood glucose levels in individuals with type 2 diabetes: a randomised crossover trial. Diabetologia, 62(2), 233–237. https://doi.org/10.1007/s00125-018-4767-z

Versi Terbaru

06/04/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Panduan Latihan Kekuatan Otot (Strength Training) dan Manfaatnya

Apa yang Terjadi Pada Tubuh dan Otot Ketika Berhenti Berolahraga?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 06/04/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan