Penyakit kanker dan tumor bukanlah kondisi yang sama. Kanker bisa saja menimbulkan tumor. Itu artinya, ada jenis kanker yang menyebabkan terbentuknya tumor dan ada pula yang tidak, contohnya leukemia. Selain itu, tidak semua tumor juga mengindikasikan penyakit kanker. Biasanya, kondisi ini Anda kenal dengan istilah tumor jinak. Penasaran dengan kondisi ini? Yuk, pelajari selengkapnya lwat ulasan berikut ini.
Apa itu tumor jinak?
Penggunaan istilah kanker dan tumor sering kali menimbulkan kesalahpahaman. Ini karena keduanya saling berkaitan satu sama lain, meski kanker dan tumor berbeda.
Tumor memiliki nama lain, yakni neoplasma. Ada yang menyebutkan bahwa neoplasma terdiri dari 2 jenis, yakni neoplasma jinak dan neoplasma ganas. Berdasarkan jenisnya ini, adanya kemunculan tumor pada tubuh Anda bisa mengarah pada penyakit kanker, tapi bisa saja bukan kanker. Nah, tumor bukan kanker inilah yang kemudian Anda kenal dengan sebutan tumor jinak, tumor nonkanker, atau tumor benigna.
Menurut situs Yale Medicine, tumor adalah massa yang terdiri dari sel-sel yang telah membelah secara tidak normal. Xavier Llor, MD, seorang ahli genetika kanker menyebutkan bahwa tubuh Anda memiliki sistem “check and balance’ yang jika rusak, pertumbuhan sel tubuh jadi tidak terkendali. Pertumbuhan ini bisa menjadi neoplasma jinak, dan sebagian berubah menjadi ganas dan menimbulkan penyakit kanker.
Jadi begini, tubuh Anda terdiri dari jutaan sel yang memiliki siklus membelah, tumbuh, dan mati. Siklus ini bisa saja kacau karena adanya sel cacat atau sel tua yang seharusnya mati namun terus mengalami pembelahan sel. Kondisi tersebut membuat sel yang baru terbentuk menyalin siklus abnormal dari sel sebelumnya, sehingga menimbulkan penumpukan sel. Tumpukan sel ini bisa menjadi neoplasma, yang sifatnya bisa jinak maupun ganas.
Tumor jinak yang bukan kanker, tingkat keparahannya tidak seserius kanker, walaupun tumpukan sel di dalamnya tidak normal. Ahli kesehatan menyebut sel abnormal pada tumor nonkanker ini sebagai sel “terorganisir’ karena setelah pengamatan melalui prosedur biopsi, sel terlihat normal dan tersusun dengan baik.
Apa beda tumor jinak dengan kanker?
Tumor bening dan kanker yang menimbulkan tumor, sama-sama memiliki ciri, yakni membentuk massa (penumpukan sel). Perbedaan antara tumor jinak dengan kanker adalah pertumbuhan sel-sel pada bagian dalamnya.
Neoplasma nonkanker biasanya tidak menyebar dan hanya menetap pada area awal kemunculannya. Sementara tumor kanker, akan terus tumbuh dan menyebar ke area tubuh lain, bahkan ke area yang cukup jauh dari area utama.
Durasi pertumbuhannya pun bervariasi, bisa cepat maupun lambat. Terlepas dari durasi pertumbuhannya ini, sel kanker yang menyebar ini bisa merusak jaringan maupun organ sehat sekitarnya. Pada akhirnya, kanker yang bermetastasis ini bisa menyebabkan kematian jika tidak segera mendapat pengobatan
Perlu Anda ingat, walaupun keduanya berbeda, tumor jinak berada pada posisi yang “abu-abu’, alias punya peluang berubah menjadi kanker. Ini karena tumor tersebut bisa mengalami hiperplasia (peningkatan jumlah sel) maupun displasia (perkembangan sel atau jaringan tidak normal).
Tumor yan mengalami perubahan tersebut dalam perjalanannya akan menjadi kanker, dan inilah yang Anda kenal dengan sebutan tumor prakanker.
Perlukah penanganan medis untuk tumor jinak?
Semua kasus tumor jinak memerlukan penanganan medis. Namun, tidak semua pasien yang memilikinya perlu menjalani operasi untuk menghilangkan tumor tersebut. Dokter perlu melakukan evaluasi terlebih dahulu mengenai tumor yang timbul, efeknya pada kesehatan pasien, dan alasan lainnya.
Hasil evaluasi bisa dokter dapatkan dengan meminta pasien menjalani serangkaian tes kanker, seperti tes darah dan tes pencitraan. Jika tes tersebut kurang cukup membantu dokter, tes biopsi mungkin dilakukan.
Pada tes ini, dokter akan mengambil sebagian kecil jaringan dari tumor dengan jarum khusus atau penyayatan pada kulit, dan membawa sampel tersebut ke laboratorium untuk pengamatan dengan mikroskop. Nah, pada tumor jinak, sel yang membentuk massa terlihat normal dan tersusun dengan baik.
Jika tumor berukuran kecil dan tidak menimbulkan efek merugikan bagi pasien, mungkin dokter tidak akan merekomendasikan operasi. Hanya saja, pasien harus menjalani pengecekan tumor lewat tes pencitraan secara rutin. Operasi pengangkatan tumor kadang juga tidak diperlukan, mengingat beberapa tumor jenis tertentu bisa hilang dengan sendirinya, terutama jika terjadi pada anak-anak.
Dokter mungkin saja menyarankan pasien untuk menjalani operasi, jika tumor tersebut punya peluang berubah menjadi kanker. Bisa juga dilakukan karena alasan, seperti tumor menimbulkan gangguan pada kinerja organ atau memberi tekanan berlebih pada jaringan dan organ sekitarnya sehingga menimbulkan gejala yang mengganggu pasien. Biasanya, kasus ini terjadi pada orang yang mengidap tumor otak.