backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Osteosarcoma

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 29/06/2021

Osteosarcoma

Definisi osteosarcoma

Apa itu osteosarcoma?

Osteosarcoma adalah salah satu jenis kanker tulang yang awalnya terjadi pada sel pembentuk tulang. Sel tersebut berubah menjadi sel kanker dan membentuk tulang yang tidak normal.

Biasanya, penyakit ini ditemukan pada jenis tulang yang panjang, seperti tulang lutut dan tulang bahu. Namun, osteosarcoma juga bisa terjadi pada tulang lainnya. Bahkan, kondisi ini juga bisa muncul pada jaringan lunak.

Osteosarcoma sering terjadi pada remaja dan anak muda, tetapi kondisi ini juga bisa saja terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.

Kemoterapi, operasi, dan terapi radiasi adalah beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi osteosarcoma. Dokter akan menentukan jenis pengobatan kanker tulang yang sesuai dengan kondisi pasien.

Biasanya, lokasi osteosarcoma, ukuran kanker, dan tipe serta tingkat keparahan penyakit menjadi faktor penentu bagi dokter untuk memilih jenis penanganan yang paling sesuai.

Setelah menjalani pengobatan dan berhasil sembuh, dokter tetap perlu memonitor kondisi pasien untuk memastikan ada atau tidaknya efek samping dari pengobatan yang telah dijalani.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Osteosarcoma sebenarnya tergolong penyakit kanker tulang yang jarang terjadi. Akan tetapi, penyakit ini termasuk salah satu penyebab paling umum terjadinya kanker tulang pada remaja dan anak muda.

Umumnya, kondisi ini paling banyak menyerang anak muda yang berusia di bawah 25 tahun. Oleh sebab itu, jika mengalami gejala osteosarcoma, jangan ragu untuk memeriksakan kondisi kesehatan Anda ke dokter.

Tanda-tanda & gejala osteosarcoma

Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin muncul jika Anda mengalami osteosarcoma:

  • Rasa sakit pada tulang.
  • Pembengkakan dekat dengan tulang.
  • Nyeri tulang atau sendi.
  • Cedera atau patah tulang yang terjadi tanpa sebab.
  • Terasa sakit saat mengangkat benda berat.
  • Pincang.

Meski jarang terjadi, tetapi gejala-gejala lain mungkin muncul jika kanker sudah metastasis atau menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Kapan harus pergi ke dokter?

Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala yang sama terus-menerus dan mengarah kepada osteosarcoma, lebih baik segera periksakan kondisi kesehatannya ke dokter.

Gejala osteosarcoma biasanya mirip dengan kondisi lain, seperti cedera karena aktivitas fisik. Oleh sebab itu, dokter perlu melakukan diagnosis terlebih dahulu untuk memastikan kondisi pasien.

Penyebab osteosarcoma

Sebenarnya, masih belum diketahui dengan pasti penyebab osteosarcoma. Namun, kondisi ini mungkin saja terjadi karena dampak paparan radiasi terhadap salah satu bagian tubuh.

Selain itu, kondisi ini bisa saja terjadi karena adanya perubahan genetik dalam tubuh. Ya, osteosarcoma bisa terjadi saat DNA pada sel tulang mengalami perubahan.

Perubahan pada DNA tersebut menyebabkan sel yang seharusnya membentuk tulang justru membentuk tulang lain yang tak dibutuhkan tubuh.

Alhasil, terbentuklah tumor yang terdapat pada sel tulang yang tidak terbentuk dengan baik. Tumor ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh yang sehat.

Tak hanya itu, sel tulang yang bersifat kanker ini dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh sehingga kondisi kesehatan Anda memburuk.

Faktor-faktor risiko osteosarcoma

Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami osteosarcoma, termasuk:

1. Usia

Kelompok usia 10-30 tahun memiliki risiko osteosarcoma yang lebih besar, khususnya pada remaja yang sedang mengalami puncak masa pertumbuhan.

Artinya, pertumbuhan tulang yang cepat mungkin berkaitan dengan pembentukan tumor yang terjadi pada tulang. Risiko dari kondisi ini semakin menurun seiring pertambahan usia.

Namun, risiko tersebut akan kembali meningkat saat Anda memasuki usia 60 tahun ke atas. Pada lansia, kondisi ini sering berkaitan dengan masalah kesehatan lain.

2. Tinggi badan

Sebagai orangtua, Anda boleh saja senang melihat anak tumbuh besar. Apalagi, jika anak Anda memiliki tinggi di atas rata-rata tinggi badan teman sebayanya.

Akan tetapi, tinggi badan bisa menjadi salah satu faktor risiko dari jenis kanker tulang yang satu ini. Pasalnya, anak yang mengalami osteosarcoma biasanya lebih tinggi dari anak seusianya.

Hal ini juga menunjukkan osteosarcoma mungkin ada kaitannya dengan pertumbuhan tulang yang tergolong cepat.

3. Jenis kelamin

Ada pula faktor risiko yang tidak bisa Anda ubah, yaitu jenis kelamin. Jenis kanker tulang ini ternyata lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita.

Namun, bukan berarti kondisi ini tak mungkin terjadi pada wanita. Biasanya, wanita akan mengalaminya pada usia yang lebih muda. Mengapa?

Pasalnya, wanita sering kali mengalami percepatan dalam proses pertumbuhannya. Pada saat itu, risiko pada wanita juga ikut meningkat.

4. Paparan sinar radiasi

Jika Anda pernah menjalani terapi radiasi atau pemeriksaan kesehatan menggunakan sinar X-ray atau CT scan, risiko Anda mengalami kondisi ini akan semakin meningkat.

Apalagi jika Anda pernah mengalami penyakit kanker di usia muda lalu menjalani pengobatan dengan metode terapi radiasi. Kombinasi akan kedua hal tersebut tentu akan meningkatkan risiko.

5. Masalah kesehatan tulang

Ada beberapa penyakit tulang yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami osteosarcoma. Sebagai contoh, penyakit Paget tulangfibrous dysplasiadan penyakit tulang yang bersifat turun-temurun.

Jika Anda mengalami salah satu kondisi tersebut, konsultasikan kepada dokter mengenai besar kecilnya risiko mengalami kanker tulang ini. Lalu, tanyakan mengenai cara pencegahan yang bisa Anda lakukan.

Diagnosis & pengobatan osteosarcoma

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja tes yang bisa dilakukan untuk diagnosis osteosarcoma?

Sebelum memulai berbagai tes untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik. Pada saat itu, dokter juga akan mencari tahu riwayat kesehatan pasien.

Setelah itu, dokter baru akan melakukan berbagai tes sebagai pemeriksaan lanjutan, seperti:

1. Imaging test

Ada berbagai tes pencitraan yang mungkin akan dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis kondisi kesehatan Anda. Masing-masing tes memiliki manfaatnya sendiri.

Sebagai contoh, X-ray dapat menunjukkan gambar struktur padat, termasuk tulang. Hal ini dapat membantu dokter dalam proses diagnosis penyakit.

Sementara itu magnetic resonance imaging (MRI) dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sumsum tulang belakang dan jaringan lunak lainnya.

Tes yang satu ini dapat membantu dokter menentukan ada atau tidaknya persebaran sel kanker pada bagian tubuh lainnya.

Sebenarnya, CT-scan juga memiliki fungsi yang tak jauh berbeda dengan MRI. Biasanya, pasien akan menjalani CT-scan jika kondisi tubuhnya tidak memungkinkannya menjalani MRI.

2. Biopsi

Dokter akan melakukan prosedur biopsi untuk mengambil sampel dari sel yang dicurigai sebagai sel kanker. Kemudian, dokter atau tim medis akan melakukan pemeriksaan terhadap sampel.

Hasil pemeriksaan akan menunjukkan apakah sel tersebut termasuk sel kanker atau tidak. Jika ya, tes tersebut juga bisa menunjukkan stadium atau tingkat keparahan penyakit.

Ada dua jenis biopsi yang mungkin dokter lakukan, yaitu biopsi jarum (needle biopsy) dan biopsi operasi (surgical biopsy).

Jika biopsi menggunakan jarum, dokter akan memasukkan jarum tipis ke dalam tubuh. Jarum tersebut kemudian akan mengangkat sampel jaringan dari tumor tersebut.

Sementara itu, pada biopsi operasi, dokter akan melakukan pembedahan dan mengangkat tumor atau sebagian dari tumor.

Apa saja pilihan pengobatan untuk mengatasi osteosarcoma?

Berikut adalah pilihan pengobatan kanker yang bisa Anda jalani jika mengalami kondisi ini:

1. Operasi

Biasanya, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani operasi demi mengangkat seluruh sel kanker yang ada dalam tubuh.

Namun, sebelum memutuskan untuk menjalani operasi kanker, pastikan Anda telah mengetahui berbagai risiko yang mungkin terjadi.

Jenis operasi untuk mengatasi osteosarcoma tergantung pada beberapa faktor, seperti ukuran tumor dan lokasi keberadaan tumor tersebut.

Berikut adalah beberapa jenis operasi yang bisa Anda jalani:

  • Operasi pengangkatan sel kanker.
  • Amputasi kaki yang terdampak kanker tulang.
  • Operasi pemotongan kaki bagian bawah.

Dokter akan melakukan diagnosis mengenai tingkat keparahan kanker yang Anda miliki, baru setelahnya menentukan jenis pengobatan atau operasi yang tepat.

2. Kemoterapi

Menurut American Cancer Society, kemoterapi dapat dilakukan untuk mengatasi osteosarcoma dengan menyuntikkan obat melalui pembuluh vena. Nantinya, obat tersebut akan menghancurkan sel kanker yang terdapat dalam tubuh.

Untuk penanganan penyakit ini, kemoterapi biasanya menjadi pilihan pengobatan pertama yang akan dokter sarankan kepada pasien. Saat pasien menjalani kemo, dokter akan memonitor manfaat dan dampaknya pada pasien.

Biasanya, dokter akan menyarankan pasien yang sudah mengalami osteosarcoma pada tingkatan yang cukup parah untuk menjalani kemoterapi. Akan tetapi, kemoterapi sebenarnya tergolong jarang dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.

Pasalnya, jenis kanker ini hampir tidak pernah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Alhasil, tidak terlalu membutuhkan penanganan menggunakan terapi ini. Akan tetapi, kemoterapi merupakan pilihan pengobatan tepat untuk mencegah kembalinya sel kanker setelah pasien pulih.

3. Terapi radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar X-ray dapat dilakukan untuk membunuh sel kanker. Biasanya, dokter akan menyarankan terapi ini untuk pasien yang tidak memungkinkan menjalani operasi.

Namun, radioterapi ini juga mungkin akan dilakukan oleh dokter jika sel kanker tak berhasil dikeluarkan dari dalam tubuh.

Selama prosedur radioterapi berlangsung, sinar radiasi akan mengelilingi tubuh pasien dan mengarah ke bagian tubuh yang terdapat sel kanker. Ahli akan melakukan proses ini dengan hati-hati, demi menghindari sinar radiasi merusak sel yang masih sehat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 29/06/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan