Gangguan pencernaan yang disertai pembengkakan pada perut dan feses kehitaman bisa menjadi gejala kanker lambung. Meski begitu, ada kemungkinan masalah kesehatan lain yang menunjukkan gejala serupa. Agar tidak salah menegakkan diagnosis kanker lambung, dokter akan meminta Anda untuk menjalani serangkaian tes kesehatan. Apa saja tesnya? Berikut daftar tes kesehatan yang perlu Anda ikuti.
Tes diagnosis untuk kanker lambung
Kanker lambung yang juga dikenal dengan sebutan kanker perut perlu diobati segera. Pasalnya, sel kanker bisa menyebar sekaligus merusak fungsi jaringan maupun organ yang ada di dekatnya. Alhasil, gejala akan semakin bertambah parah dan penyakit jadi lebih sulit untuk diobati.
Saat melakukan pemeriksaan, dokter tidak hanya menganalisis gejala saja untuk menegakkan diagnosis penyakit. Dokter perlu memastikan penyebab dari munculnya gejala berasal dari tumor ganas yang tumbuh di sekitar lambung, tumor jinak, atau penyakit lain.
Nah, untuk tahu hal tersebut, berikut ini adalah berbagai tes kesehatan untuk mendeteksi dan menegakkan diagnosis kanker lambung, menurut situs American Cancer Society.
1. Pemeriksaan fisik
Tes kesehatan awal yang biasanya dilakukan adalah dokter akan melihat riwayat kesehatan Anda dan keluarga serta gaya hidup. Hal ini penting dilakukan mengingat penyakit GERD, gastritis kronis, dan polip pada lapisan perut bisa menjadi faktor risiko kanker lambung.
Riwayat kesehatan keluarga yang memiliki penyakit kanker serupa, ditambah kebiasaan merokok, obesitas, dan pola makan yang buruk akan membuat risiko kanker semakin meningkat.
Selain menanyakan gejala, dokter juga akan mengecek apakah ada pembengkakan di perut, berat badan, dan warna kulit serta putih mata.
Hasil pemeriksaan bisa memberikan informasi kepada dokter tentang kemungkinan tanda kanker perut. Contohnya, pembengkakan di perut disertai rasa nyeri bisa menandakan adanya pertumbuhan tumor. Kemudian, perubahan warna putih mata yang menguning (jaundice) bisa menjadi tanda kanker telah menyebar ke hati.
2. Tes darah
Selanjutnya, dokter akan meminta Anda untuk menjalani tes darah untuk mendeteksi kanker lambung. Dengan pemeriksaan ini, dokter bisa mengetahui adanya perdarahan pada feses yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Di samping itu, pemeriksaan ini juga bisa membantu dokter menderita anemia atau tidak, karena perdarahan yang terjadi di perut. Jika hasil pemeriksaan fisik dan tes darah mengarah pada penyakit kanker, Anda akan dirujuk ke ahli gastroenterologi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
3. Endoskopi perut bagian atas
Tes kesehatan yang Anda kenal juga dengan sebutan esophagogastroduodenoscopy atau EGD paling sering dilakukan jika dokter berasumsi Anda mungkin menderita kanker lambung.
Selama tes ini, dokter menggunakan endoskop—berupa tabung tipis, fleksibel, berlampu dengan kamera video kecil di ujungnya—ke tenggorokan Anda. Hal ini memungkinkan dokter melihat lapisan dalam kerongkongan, lambung, dan bagian pertama usus kecil Anda. Kemungkinan besar Anda akan diberi obat anestesi sebelum endoskopi berlangsung.
Jika area abnormal terlihat, sampel biopsi dapat diambil dengan menggunakan instrumen yang melewati endoskopi.
Sayangnya, beberapa jenis kanker perut kerap sulit dilihat selama endoskopi perut bagian atas. Dalam beberapa situasi, endoskopi dapat digunakan untuk membantu menghilangkan kanker stadium awal. Tujuannya, untuk meredakan gejala atau mencegah komplikasi lain dari kanker perut, tanpa perlu operasi yang lebih luas.
4. Biopsi
Pengambilan sampel jaringan untuk diteliti sebagai kanker atau bukan disebut dengan biopsi. Tes biopsi untuk memeriksa kanker lambung paling sering dilakukan selama endoskopi bagian atas.
Jika dokter melihat ada area abnormal pada lapisan perut selama endoskopi, instrumen dapat dimasukkan melalui endoskopi untuk dibiopsi.
Beberapa sel kanker perut bisa muncul jauh di dalam dinding perut, sehingga sulit untuk dibiopsi dengan endoskopi standar. Jika dokter menduga kanker mungkin lebih dalam di dinding perut, USG endoskopi dapat digunakan untuk memandu jarum tipis berongga ke dinding perut sehingga mendapatkan sampel biopsi lebih mudah.
Biopsi juga dapat diambil dari area yang mungkin menjadi penyebaran kanker, seperti kelenjar getah bening terdekat atau area yang mencurigakan di bagian tubuh lainnya.
Sampel biopsi ini kemudian akan diuji kembali untuk dilihat peningkatkan kadar zat tertentu yang memicu pertumbuhan kanker dan perubahan gen di dalamnya.
5. Tes pencitraan
Imaging test (tes pencitraan) yang terdiri dari CT scan, CAT scan, PET scan, MRI, dan rontgen dada dapat membuat gambar kerongkongan, perut, usus kecil, hingga paru-paru.
Tes untuk kanker lambung ini dilakukan karena sejumlah alasan, di antaranya:
- membantu mendeteksi area abnormal merupakan kanker atau bukan,
- mempelajari seberapa jauh kanker mungkin telah menyebar, dan
- menentukan pengobatan kanker lambung yang dilakukan efektif atau tidak.
6. Laparoskopi
Jika kanker lambung telah ditemukan, tapi tes pencitraan seperti CT atau PET scan belum menunjukkan kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, dokter mungkin melakukan laparoskopi sebelum operasi lainnya.
Ini dapat membantu memastikan kanker masih hanya di perut, yang berarti operasi untuk mengangkat sel kanker mungkin masih menjadi pilihan.
Laparoskop adalah (abung tipis dan fleksibel dengan kamera video kecil di ujungnya, yang dimasukkan melalui sayatan kecil di perut. Hal ini memungkinkan dokter untuk melihat lebih dekat pada permukaan organ dan kelenjar getah bening di dekatnya di dalam perut, atau bahkan mengambil sampel kecil jaringan, yang kemudian dapat diuji untuk kanker.
Jika tidak terlihat seperti kanker telah menyebar, terkadang dokter akan “mencuci” perut dengan saline (air asin) atau yang dikenal dengan nama pencucian peritoneum. Cairan tersebut kemudian dikumpulkan dan diperiksa untuk sel kanker.
Terkadang tes untuk kanker lambung ini dikombinasikan dengan ultrasound untuk memberikan gambaran kanker yang lebih baik.
[embed-health-tool-bmi]