Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia. Menurut WHO, sebanyak 10 juta kematian di tahun 2020 disebabkan oleh kanker. Saat ini tersedia berbagai pilihan pengobatan kanker bagi pasien kanker. Tak hanya pengobatan medis, pasien kanker juga harus menerapkan gaya hidup sehat. Beberapa teori menyebut bahwa diet ketogenik bermanfaat bagi pasien kanker. Benarkah demikian? Simak ulasannya di bawah ini.
Potensi manfaat diet ketogenik untuk pasien kanker
Pola hidup yang sehat dapat membantu mendukung tingkat keberhasilan pengobatan kanker yang dijalani oleh pasien. Beberapa teori menyebut, salah satu caranya adalah dengan menjalani diet ketogenik atau diet keto.
Diet ketogenik merupakan penerapan pola makan rendah karbohidrat dan mengutamakan konsumsi lemak serta protein yang tinggi. Asupan lemak dan protein yang tinggi membuat tubuh membakar lemak dengan proses metabolisme yang disebut ketosis.
Tubuh kemudian menggunakan lemak sebagai energi utama dibandingkan karbhidrat. Dengan diet keto, tubuh akan mendapatkan 70% kalori dari lemak, 20% kalori dari protein, dan sisa 10% dari karbohidrat.
Sebuah teori menyebut bahwa diet keto dapat membantuk pengobatan kanker. Alasannya, sel kanker diduga memakan gula yang kita konsumsi, sementara lemak justru membuat sel abnormal itu kelaparan.
Namun hingga kini belum ada satu pun jenis kanker yang menggunakan diet keto sebagai bagian dari pengobatan maupun pencegahan. Selain itu, belum ada satu pun makanan atau minuman yang terbukti dapat menyembuhkan kanker.
Namun, ada beberapa jenis makanan dan minuman yang terbukti secara ilmiah membantu memperlambat perkembangan serta persebaran sel kanker dalam tubuh. Diet keto diduga mengadopsi hal tersebut.
Diet keto memperlambat perkembangan sel kanker?
Hampir seluruh jenis sel kanker berkembang di dalam tubuh dengan cara menggunakan karbohidrat atau gula darah sebagai sumber energi.
Diet keto menyebabkan sebagian proses metabolisme tubuh mengalami perubahan. Karena konsumsi lemak dan protein yang tinggi hingga menggantikan karbohidrat sebagai sumber energi, akibatnya kadar gula darah menurun.
Kondisi ini diprediksi dapat membuat sel kanker kekurangan sumber energi untuk berkembang dan berlipat ganda. Selain itu proses metabolisme dalam diet keto menghasilkan senyawa yang disebut dengan keton. Keton adalah asam yang dipecah dari lemak.
Sel-sel kanker di dalam tubuh tidak dapat menggunakan keton sebagai sumber energinya. Selain itu, sebuah studi dari International Journal of Cancer menyebut bahwa keton berpotensi memperlambat pertumbuhan dan metastasis tumor pada tikus.
Sebuah studi dari jurnal Cancer & Metabolism menyatakan bahwa diet keto berpotensi membantu memperlambat perkembangan glioma, sejenis tumor yang ditemukan di otak dan saraf tulang belakang.
Diet ketogenik juga berpotensi untuk mencegah kanker
Selain diduga berdampak bagi pasien kanker, diet ini juga bisa Anda coba untuk menurunkan risiko terkena kanker.
Diet keto bermanfaat untuk menjaga berat badan agar tetap dalam rentang normal. Ingat, salah satu penyebab kanker yang paling umum adalah obesitas alias berat badan berlebih.
Dilansir oleh laman The University of Texas, kadar lemak berlebih berpotensi meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, seperti kanker kolorektal, payudara, rahim, ginjal, serta pankreas.
Lemak berlebih juga dapat memicu terjadinya inflamasi atau peradangan kronis. Peradangan tersebut yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker.
Selain itu, diet keto juga membantu mengurangi kadar gula darah secara keseluruhan. Pasien dengan gula darah tinggi serta diabetes lebih rentan terkena kanker.
Dengan menjalani diet ketogenik, diharapkan pasien kanker dapat menjaga berat badan dan kadar gula darahnya sehingga terhindar dari peluang untuk mengidap kanker.
[embed-health-tool-bmr]
Risiko diet ketogenik bagi pengidap kanker
Meskipun diet keto disebut berpotensi membantu mengendalikan pertumbuhan sel kanker, namun ada risiko yang mungkin harus dihadapi dari diet ini.
Diet ini tergolong sulit dilakukan karena pilihan makanan yang sangat terbatas. Beberapa jenis makanan diet keto, seperti daging merah, justru berisiko memperparah kanker yang Anda derita. Sementara jenis sayur dan buah yang baik untuk kanker justru tidak boleh dikonsumsi selama menjalani diet ini.
Tidak sedikit pula yang mengeluh mengalami kenaikan berat badan drastis setelah berhenti menjalani diet keto. Hal ini justru bisa berdampak buruk pada kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, sebelum menjalani diet ketogenik, sebaiknya bicarakan terlebih dahulu dengan dokter.
Meski sebagian studi menyebut diet ketogenik memiliki potensi manfaat, namun hingga saat ini belum ada penelitian yang 100% merekomendasikan diet ini untuk pasien kanker. Masih perlu lebih banyak penelitian mengenai pengaruh diet ini terhadap kanker secara langsung.
Cara-cara medis seperti kemoterapi dan radioterapi tentunya lebih efektif untuk untuk mengendalikan perkembangan sel kanker dalam tubuh.