backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Seperti Apa Perbedaan Kanker Hati dan Sirosis Hati?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 23/09/2021

    Seperti Apa Perbedaan Kanker Hati dan Sirosis Hati?

    Banyak yang mengira bahwa kanker hati dan sirosis hati adalah penyakit yang sama. Meski saling berhubungan, kedua kondisi ini sebenarnya berbeda. Simak ulasannya lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan kanker hati dan sirosis.

    Mengenal perbedaan kanker hati dan sirosis

    Untuk mengetahui perbedaan di antara keduanya, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu seperti apa pengaruhnya pada tubuh.

    Kanker hati atau juga disebut hepatoma merupakan kondisi ketika sel-sel kanker tumbuh di organ hati. Kondisi ini terjadi akibat mutasi DNA sel-sel dalam organ hati. DNA adalah bahan yang memberikan instruksi untuk setiap proses kimia yang terjadi dalam tubuh.

    Mutasi DNA akan mengubah instruksi-instruksi tersebut dan dapat mengakibatkan pertumbuhan sel abnormal yang tak terkontrol hingga akhirnya membentuk tumor.

    Sedangkan, sirosis adalah penyakit hati stadium akhir di mana jaringan hati yang sehat mengalami luka dan berubah menjadi jaringan parut.

    Jaringan parut ini membuat organ hati tidak bisa bekerja dengan baik. Jaringan parut menghalangi aliran darah melalui hati dan memperlambat kemampuan hati dalam memproses nutrisi, hormon, obat-obatan, serta menyingkirkan racun.

    Bila tidak segera diatasi, jaringan parut bisa berujung pada gagal hati atau kerusakan hati permanen.

    Adakah perbedaan pada gejalanya?

    Umumnya, tidak ada perbedaan gejala yang menonjol antara penyakit kanker hati dan penyakit sirosis. Pada stadium awal, pasien seringnya tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit.

    Bila mengalami gejala, biasanya berupa kondisi umum yang mirip dengan banyak penyakit lainnya seperti:

    • kehilangan nafsu makan,
    • merasa lemah dan lelah,
    • mual,
    • demam, dan
    • turun berat badan tiba-tiba.

    Begitu fungsi hati makin memburuk, gejala yang muncul dapat berupa:

    • nyeri perut di bagian atas,
    • pembengkakan di kaki dan pergelangannya,
    • adanya penumpukan cairan di dalam perut yang membuat perut membengkak,
    • urine berwarna kecoklatan atau oranye,
    • feses berwarna keputihan dan berkapur disertai dengan darah,
    • mudah memar dan berdarah,
    • testis yang mengecil pada pria, dan
    • menopause dini pada wanita.

    Seperti apa hubungan antara kanker hati dan sirosis?

    ilustrasi pengobatan

    Kanker hati memang berbeda dari penyakit sirosis. Namun, keduanya saling terhubung sebagai sebab dan akibat.

    Kebanyakan pasien yang memiliki kanker hati juga memiliki sirosis. Hal ini bisa terjadi karena sirosis sendiri merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menimbulkan kanker hati.

    Selain itu, keduanya juga memiliki faktor risiko yang serupa, seperti:

    • konsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang,
    • infeksi virus kronis pada hati seperti hepatitis B (HBV) dan hepatitis C (HCV),
    • perlemakan hati yang terkait dengan obesitas,
    • penyakit diabetes, serta
    • penyakit hati yang diturunkan seperti hemochromatosis dan penyakit Wilson.

    Kebanyakan kasus sirosis berawal dari penyakit hati yang lebih ringan. Lama kelamaan, luka yang semakin bertambah akan membuat sel-sel hati mulai mati. Seiring waktu, jaringan parut menggantikan sel-sel hati yang rusak.

    Belum diketahui secara pasti bagaimana penyakit sirosis meningkatkan risiko terhadap kanker. Namun kemungkinannya, hal ini berkaitan dengan tumbuhnya sel-sel hati sebagai respons terhadap kerusakan hati.

    Ketika hati mengalami kerusakan, maka sel-sel hati pun akan tumbuh untuk menggantikan sel-sel yang rusak. Pertumbuhan ini terjadi dengan cepat dan berulang kali, hingga berisiko dapat meningkatkan kemungkinan mutasi atau perubahan pada DNA.

    Karena mutasi ini terus menumpuk dari waktu ke waktu, sel-sel hati pada akhirnya kehilangan kemampuan untuk mengendalikan pertumbuhannya sendiri. Dari sinilah sel kanker hati berkembang.

    Perbedaan dalam pengobatannya

    Pengobatan untuk kanker hati bertujuan untuk menghancurkan dan menghambat perkembangan sel-sel kanker. Terdapat beberapa pilihan pengobatan, termasuk operasi, terapi radiasi, imunoterapi, dan kemoterapi.

    Prosedur yang dipilih akan disesuaikan dengan stadium penyakit, kondisi kesehatan secara menyeluruh, usia pasien, dan ukuran tumor.

    Bila Anda berada pada stadium awal dengan kondisi sel kanker hanya menyerang sebagian kecil organ hati, Anda masih bisa disembuhkan lewat operasi pengangkatan jaringan yang rusak.

    Bila kanker masih berada pada tahap awal tetapi bagian hati lainnya tidak sehat, Anda mungkin harus menjalani transplantasi hati. Transplantasi juga dapat menjadi pilihan jika tumor tumbuh di bagian hati yang membuatnya sulit diangkat, misalnya di dekat pembuluh darah besar.

    Jika sel kanker telah menyebar ke organ lain, pengobatan tidak cukup ditangani dengan operasi. Pada kondisi ini, obat-obatan imunoterapi bersama obat target seperti sorafenib atau lenvatinib dibutuhkan.

    Di sisi lain, pengobatan sirosis hati bertujuan untuk memperlambat kerusakan lebih lanjut pada organ hati, mencegah gejala, serta mengobati komplikasi. Pengobatannya menyesuaikan dengan penyebab sirosis dan seberapa banyak kerusakan yang telah ditimbulkan.

    Bila penyebab sirosis adalah hepatitis C, dokter akan memberikan obat antivirus. Sementara untuk Anda yang menderita sirosis akibat konsumsi alkohol berlebih, Anda mungkin akan membutuhkan terapi untuk mengatasi kecanduan.

    Berbeda dengan kanker hati yang masih bisa sembuh jika penyakitnya baru berada pada stadium awal, sirosis biasanya tidak bisa disembuhkan. Sebab, pada penyakit sirosis, organ hati Anda sudah rusak permanen.

    Maka dari itu, bila Anda khawatir akan gejala tertentu, jangan tunda konsultasi dengan dokter. Penanganan lebih awal akan membuat harapan sembuh menjadi lebih tinggi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 23/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan