Statin dikenal sebagai obat penurun kolesterol. Orang dengan keluhan kolesterol tinggi mungkin mengandalkan statin untuk dapat mengontrol kadar kolesterolnya. Namun, menjadi ketergantungan dengan statin tentu tidak baik. Hal ini bisa menyebabkan Anda mengalami efek samping statin. Apa saja?
Apa itu statin?
Statin merupakan obat penurun kolesterol. Obat ini bekerja dengan cara menghalangi kerja enzim yang digunakan tubuh dalam menghasilkan kolesterol di hati. Perlu Anda ketahui bahwa sekitar 75% kolesterol tubuh dihasilkan oleh hati.
Banyak jenis obat statin yang bisa Anda dapatkan, seperti atorvastatin, fluvastatin, lovastatin, pravastatin, rosuvastatin, dan simvastatin. Umumnya, mereka bekerja dengan cara yang sama dan menawarkan tingkat efektivitas yang sama dalam menurunkan kolesterol. Namun, beberapa jenis obat statin mungkin bisa bekerja lebih baik dibandingkan dengan obat statin jenis lainnya.
Apa manfaat statin?
Umumnya, statin bekerja dengan baik dalam membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL) dalam darah. Hal ini tentu dapat menurunkan risiko Anda mengalami penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
Tak hanya itu, statin juga bisa membantu Anda dalam menstabilkan lapisan pembuluh darah dan membantu mengendurkan pembuluh darah, sehingga penurunan tekanan darah bisa terjadi. Penelitian juga menunjukkan bahwa statin dapat membantu mengurangi risiko penyempitan pembuluh darah dan membantu melawan peradangan pada pembuluh darah.
Apa saja efek samping statin?
Walaupun memang statin memberikan manfaat bagi kesehatan Anda, namun statin juga bisa menimbulkan efek samping. Efek samping statin mungkin tidak dialami oleh semua orang yang mengambil statin, tapi risiko Anda mengalami efek samping statin bisa meningkat jika Anda mengambil statin dalam jumlah banyak, mempunyai penyakit ginjal atau hati, atau mempunyai postur tubuh yang kecil. Wanita dan lansia (lebih dari 65 tahun) juga mempunyai risiko mengalami efek samping statin lebih tinggi.
Beberapa efek samping statin yang bisa Anda alami adalah:
Kerusakan dan nyeri otot
Nyeri otot mungkin umum dialami oleh Anda yang menggunakan statin. Nyeri otot ini bisa terjadi dalam tingkat yang ringan sampai sangat parah hingga mengganggu aktivitas Anda. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang menggunakan statin dapat mengembangkan nyeri otot pada tingkat yang sama dengan orang yang menggunakan plasebo. Nyeri otot mungkin akan lebih ringan jika Anda beralih ke jenis statin yang berbeda. Anda mungkin harus menemukan jenis obat statin yang cocok dengan Anda.
Statin juga dapat menyebabkan kerusakan otot yang disebut rhabdomyolysis, jika penggunaannya dikombinasikan dengan obat tertentu atau jika Anda menggunakan statin dalam dosis tinggi. Namun begitu, rhabdomyolysis karena statin sangat jarang terjadi. Jika terjadi, rhabdomyolysis dapat menyebabkan nyeri otot yang parah, kerusakan hati, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Kerusakan hati
Penggunaan statin dapat menyebabkan peningkatan kadar enzim yang menandakan peradangan hati. Jika peningkatan yang terjadi masih dalam tingkat yang ringan, Anda bisa terus menggunakan statin tersebut. Namun, jika menyebabkan peningkatan yang parah, Anda mungkin bisa mencoba statin dalam jenis yang berbeda. Tapi, biasanya ini jarang terjadi.
Dampak pada otak
Beberapa orang melaporkan bahwa mereka mengalami hilang ingatan atau kebingungan setelah mengambil statin. Dan, efek ini berkurang setelah mereka berhenti meminumnya. Namun, penelitian untuk membuktikan hal tersebut masih terbatas. Sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda jika Anda mengalami kebingungan atau hilang ingatan setelah mengambil statin.
Meningkatkan risiko diabetes tipe 2
Kadar gula darah Anda mungkin meningkat saat Anda menggunakan statin, sehingga bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Namun, teori lain juga mengatakan bahwa statin dapat mencegah serangan jantung pada penderita diabetes. Artinya, penggunaan statin pada penderita diabetes aman saja dilakukan. Ya, hubungan antara statin dengan diabetes tipe 2 masih belum jelas. Manfaat dari statin mungkin masih lebih besar dibandingkan efeknya terhadap kenaikan gula darah.
[embed-health-tool-heart-rate]