Pernahkah Anda diresepkan obat diuretik? Umumnya, obat ini akan diberikan untuk mengatasi kondisi tekanan darah tinggi atau hipertensi. Ketahui lebih lanjut mengenai fungsi, jenis, serta efek samping yang muncul saat memakai obat diuretik seperti di bawah ini.
Fungsi obat diuretik
Diuretik adalah kelompok obat yang dirancang untuk mengurangi penumpukan cairan di dalam tubuh melalui urine.
Jenis obat yang juga dikenal sebagai pil air ini umum diresepkan untuk membantu menurunkan tekanan darah pada pengidap hipertensi.
Obat ini akan mengurangi jumlah cairan di dalam pembuluh darah sehingga tensi atau tekanan darah Anda akan berangsur turun dan kembali normal.
Diuretik juga bisa digunakan untuk menangani pasien gagal jantung kongestif. Pada kondisi ini, jantung tidak dapat memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Alhasil, ini memicu penumpukan cairan di dalam tubuh yang disebut edema. Obat diuretik akan dokter resepkan untuk mengurangi penumpukan cairan ini.
Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi pembengkakan tungkai, penumpukan cairan di perut akibat kerusakan hati, hingga gangguan mata, seperti glaukoma.
Cara kerja obat diuretik
Obat diuretik bekerja dengan meningkatkan pengeluaran natrium dan air melalui ginjal. Kondisi inilah yang pada akhirnya akan membuat pengguna obat ini sering buang air kecil.
Mekanisme inilah yang membantu mengurangi penumpukan cairan sehingga akan menurunkan tekanan darah dan meredakan edema di beberapa bagian tubuh.
Diuretik termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pemakaiannya harus diawasi secara ketat oleh dokter.
Pasalnya, obat ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, dehidrasi, dan efek samping lainnya, terutama bila digunakan dalam jangka panjang atau dosis yang tinggi.
Jenis obat diuretik
![obat Cloxacillin adalah](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/1970/01/shutterstock_459958144-700x467.jpg)
Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat tiga jenis obat diuretik yang umum digunakan, yakni thiazide, loop, dan potassium-sparing.
Berikut ini adalah penjelasan dan contoh obat dari masing-masing jenis obat diuretik tersebut.
1. Diuretik thiazide
Jenis obat ini paling sering diresepkan dokter sebagai cara menurunkan tekanan darah tinggi.
Tidak hanya menurunkan penumpukan cairan di dalam tubuh, diuretik thiazide juga membantu merilekskan pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lebih lancar.
Beberapa contoh obat diuretik thiazide, seperti:
2. Diuretik loop
Sesuai namanya, obat diuretik loop ini bekerja dengan mengurangi reabsorpsi atau penyerapan kembali natrium pada lengkung Henle atau loop di dalam ginjal.
Hal inilah yang kemudian akan mendorong pengeluaran cairan dan natrium dalam bentuk urine. Jenis obat ini lebih sering diresepkan untuk menangani kasus gagal jantung.
Adapun, beberapa contoh obat diuretik loop, seperti:
- torsemide,
- furosemide,
- bumetanide, serta
- ethacrynic acid.
3. Diuretik potassium-sparing
Jenis obat ini bisa mengurangi jumlah cairan tanpa menghilangkan banyak kalium. Oleh sebab itu, obat ini juga disebut sebagai diuretik hemat kalium.
Diuretik potassium-sparing diresepkan untuk orang yang berisiko memiliki kadar kalium rendah.
Namun, obat ini tidak dapat menurunkan tekanan darah layaknya jenis diuretik lain. Hal ini bisa diatasi dengan kombinasi obat lain untuk berfungsi mengontrol hipertensi.
Beberapa contoh obat diuretik hemat kalium yang umum diresepkan, seperti:
Siapa yang boleh menggunakan obat diuretik?
Tidak semua orang bisa menggunakan obat diuretik. Obat ini tidak disarankan bagi orang yang mengalami kesulitan buang air kecil.
Diuretik akan membuat Anda mengeluarkan urine lebih banyak. Alhasil, bila terdapat gangguan pada saluran pembuangan urine, hal ini justru akan menambah masalah baru.
Beberapa kondisi lain yang juga tidak boleh menggunakan obat diuretik adalah sebagai berikut.
- Mengalami penyakit hati atau ginjal yang parah.
- Mengalami dehidrasi yang parah.
- Memiliki detak jantung yang tidak teratur.
- Berada pada trimester ketiga atau telah mengalami hipertensi selama kehamilan.
- Berusia di atas 65 tahun atau lebih.
- Memiliki penyakit asam urat.
- Mengidap alergi terhadap obat sulfa, seperti sulfamethoxazole dan sulfadiazine.
- Sudah pernah meminum obat yang merusak pendengaran, seperti obat kanker, obat salisilat, atau obat aminoglycosides.
Jika Anda memiliki salah satu kondisi di atas, segera beri tahu dokter Anda sebelum meminum obat diuretik.
Efek samping obat diuretik
![tanda peringatan stroke](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/1970/01/28710e49-tanda-peringatan-stroke.jpg)
Setiap obat memang akan memiliki efek samping, termasuk dengan obat diuretik. Efek samping dari obat ini memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda.
Beberapa efek samping umum dan ringan akibat penggunaan obat diuretik, antara lain:
- terlalu sedikit kalium di dalam darah,
- terlalu banyak kalium di dalam darah (efek samping diuretik potassium-sparing),
- kadar natrium rendah,
- sakit kepala,
- pusing,
- haus,
- kolesterol tinggi,
- kadar gula darah meningkat,
- kram otot,
- ruam kulit, serta
- diare
Sementara itu, beberapa efek samping parah yang perlu Anda waspadai, antara lain:
- reaksi alergi,
- gagal ginjal, serta
- detak jantung tidak teratur.
Interaksi obat diuretik
Beberapa obat dapat menimbulkan interaksi dengan diuretik. Oleh sebab itu, penting konsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum Anda menggunakannya.
Hindari menggunakan lebih dari satu jenis obat diuretik secara bersamaan, kecuali atas anjuran untuk menangani kondisi tertentu.
Ketika Anda sedang menggunakan obat dofetilide, Anda tidak boleh mengonsumsi diuretik loop karena dapat meningkatkan risiko efek samping serius.
Selain itu, bila Anda rutin memakai obat diuretik thiazide atau diuretik loop, pastikan memeriksa jumlah kalium di dalam tubuh secara teratur.
Untuk orang yang sedang menggunakan insulin atau obat diabetes lainnya, mungkin dosis obat tersebut harus disesuaikan saat harus memakai diuretik dalam waktu bersamaan.
Jika Anda sedang memakai obat penstabil mood, misal lithium, dan obat lain yang bisa memicu dehidrasi, informasikan pada dokter agar dosis diuretik dapat disesuaikan.
Kesimpulan
- Diuretik adalah kelompok obat yang dirancang untuk mengurangi penumpukan cairan di dalam tubuh melalui urine.
- Obat ini bermanfaat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko gagal jantung, serta meredakan pembengkakan atau edema pada bagian tubuh tertentu.
- Terdapat tiga jenis utama dari obat diuretik, yakni thiazide, loop, dan potassium-sparing.
- Penggunaan diuretik harus di bawah pengawasan dokter karena berisiko menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi.
[embed-health-tool-heart-rate]