backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Penyebab Gagal Jantung dan Faktor Risikonya, Apa Saja?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 04/09/2020

    Penyebab Gagal Jantung dan Faktor Risikonya, Apa Saja?

    Gagal jantung merupakan suatu kondisi di mana jantung kehilangan kemampuannya dalam memompa darah. Hal ini terjadi karena tekanan yang timbul akibat berbagai kondisi kesehatan mengakibatkan jantung terpaksa bekerja terlalu keras hingga mengalami kerusakan. Apa saja kondisi kesehatan yang bisa menjadi penyebab gagal jantung dan faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan gagal jantung?

    Kondisi yang dapat menjadi penyebab gagal jantung

    Ada berbagai kondisi kesehatan yang berpotensi menjadi penyebab gagal jantung. Apabila Anda mengalami gagal jantung, Anda mungkin memiliki satu atau lebih dari kondisi yang disebutkan berikut ini.

    1. Penyakit jantung koroner (PJK)

    Salah satu penyakit jantung yang memiliki potensi cukup besar sebagai penyebab gagal jantung adalah penyakit jantung koroner (PJK). Selain menjadi penyebab utama serangan jantung, kondisi ini juga menjadi penyebab paling umum dari gagal jantung.

    PJK terjadi karena adanya penumpukan kolesterol dan zat lemak lain di pembuluh arteri. Penumpukan tersebut menyebabkan pembuluh darah tersumbat, sehingga aliran darah menuju jantung menjadi terhambat.

    Hal ini bisa menyebabkan nyeri di bagian dada atau sering kali disebut sebagai angina. Namun, apabila aliran darah tersumbat secara total, pasien yang mengalami PJK dapat berujung mengalami serangan jantung.

    Penyakit jantung yang satu ini juga bisa menyebabkan pasien mengalami tekanan darah tinggi, yang juga merupakan salah satu faktor risiko dari gagal jantung jika dibiarkan tanpa pengobatan.

    2. Serangan jantung

    Penyebab lain dari gagal jantung adalah infark miokard atau biasa disebut sebagai serangan jantung. Kondisi ini muncul saat aliran darah yang kaya akan oksigen terhambat di pembuluh darah arteri, sehingga tidak bisa mencapai ke jantung.

    Saat jantung tidak menerima asupan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan, jaringan pada otot jantung mengalami kerusakan. Jaringan pada jantung yang mengalami kerusakan tidak bisa bekerja dengan baik, sehingga melemahkan atau mengurangi kemampuan jantung dalam memompa darah.

    Jika tidak mendapatkan penanganan serangan jantung, kondisi ini bisa menjadi semakin parah dan dapat menjadi penyebab gagal jantung.

    3. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

    Salah satu komplikasi hipertensi adalah gagal jantung. Oleh sebab itu, kondisi ini bisa menjadi penyebab terjadinya gagal jantung. Jika tekanan darah pada pembuluh darah terlalu tinggi, jantung harus memompa darah lebih keras dari biasanya untuk mempertahankan sirkulasi darah di dalam tubuh.

    Kondisi ini membuat jantung harus “berkorban’ dan jika dilakukan berkali-kali, ukuran bilik jantung akan membesar dan jantung pun melemah. Dengan semakin lemahnya jantung, kemampuannya dalam memompa darah pun ikut melemah.

    Tekanan darah dianggap sudah tinggi jika telah melampaui 130/80 mmHg. Jika Anda tidak yakin mengenai kondisi tekanan darah, periksakan ke dokter. Tujuannya, untuk mengetahui apakah tekanan darah Anda tergolong tinggi atau justru sebaliknya.

    4. Masalah katup jantung

    Masalah katup pada jantung Anda juga bisa menjadi penyebab gagal jantung. Sebagai contoh, saat katup jantung tidak normal. Katup jantung yang normal akan terbuka dan tertutup seiring dengan detak jantung Anda. Namun, pada kondisi tertentu, katup tidak bisa tertutup atau terbuka secara menyeluruh.

    Padahal, katup jantung berfungsi untuk memastikan bahwa darah yang mengalir melalui jantung akan mengalir ke arah yang tepat. Selain itu, katup juga berguna untuk mencegah darah mengalir kembali ke arah berlawanan.

    Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi atau sudah menjadi kondisi bawaan lahir. Saat katup tidak bisa bekerja dengan normal, otot jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah baik ke dalam maupun ke luar jantung. Hal ini bergantung pada katup mana yang mengalami kerusakan.

    Saat otot jantung bekerja terlalu keras, lama-kelamaan otot jantung akan melemah. Kondisi ini bisa menjadi penyebab gagal jantung.

    5. Kardiomiopati

    Menurut British Heart Foundation (BHF), kardiomiopati termasuk salah satu penyebab gagal jantung. Kardiomiopati adalah kerusakan pada otot jantung dan dapat terjadi karena berbagai hal. Sebagai contoh, infeksi, penggunaan alkohol berlebih, penggunaan obat-obatan terlarang, atau obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.

    Namun, tidak menutup kemungkinan juga bahwa kardiomiopati adalah kondisi yang turun temurun di dalam keluarga. Dengan adanya masalah pada otot jantung, jantung menjadi semakin susah dalam memompa darah ke luar menuju ke seluruh tubuh. Kondisi inilah yang bisa menjadi penyebab gagal jantung.

    6. Penyakit jantung kongenital

    Masalah kesehatan jantung juga bisa muncul saat baru lahir. Kondisi ini disebut sebagai penyakit jantung kongenital, yaitu masalah kesehatan yang dapat mencegah jantung untuk memompa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh.

    Masalah jantung ini biasanya terjadi pada otot jantung, atau pada katup yang meregulasi aliran darah dari bilik jantung dan pembuluh darah yang terdapat di jantung. Sebenarnya, kondisi ini bisa beraneka ragam, mulai dari yang tidak membutuhkan perawatan karena tergolong ringan hingga yang serius dan memerlukan penanganan karena dapat membahayakan nyawa bayi.

    Abnormalitas atau ketidaknormalan pada jantung ini menyebabkan bagian jantung yang tidak mengalami kerusakan harus bekerja lebih keras dalam memompa darah. Kondisi ini menjadi salah satu kemungkinan penyebab gagal jantung.

    7. Miokarditis

    Salah satu komplikasi dari miokarditis adalah gagal jantung. Tak heran jika kondisi ini juga bisa menjadi penyebab terjadinya gagal jantung. Miokarditis sendiri adalah peradangan yang terjadi pada otot jantung. Seringnya, kondisi ini terjadi akibat adanya virus, termasuk virus COVID-19.

    Jika miokarditis yang dialami sudah semakin parah, kondisi tersebut bisa menyebabkan kerusakan pada otot jantung, sehingga jantung tidak dapat memompa darah secara efektif. Maka itu, kondisi ini bisa menyebabkan gagal jantung kiri, baik gagal jantung sistolik maupun gagal jantung diastolik.

    Untuk mengatasi gagal jantung akibat miokarditis tidak bisa hanya dengan obat gagal jantung saja, tapi dokter mungkin akan menyarankan pemasangan ventricullar assist devices atau operasi transplantasi jantung.

    8. Aritmia (gangguan ritme jantung)

    Aritmia atau gangguan ritme jantung juga dapat menjadi salah satu penyebab gagal jantung. Pasalnya, saat mengalami kondisi ini, jantung Anda mungkin akan berdetak sangat kencang, sehingga jantung terpaksa harus bekerja lebih keras.

    Namun, tidak hanya saat jantung berdetak terlalu keras saja, melainkan saat jantung juga berdetak terlalu lambat, kondisi ini dapat menyebabkan gagal jantung.

    9. Diabetes

    Gagal jantung juga dapat disebabkan oleh diabetes. Semakin tinggi kadar gula darah yang bersirkulasi di dalam aliran darah, semakin besar kemungkinannya untuk merusak pembuluh darah arteri yang menyuplai darah ke otot jantung.

    Bahkan, kadar gula darah yang terlalu tinggi juga dapat merusak otot jantung tersebut secara langsung. Selain itu, kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah arteri juga membuatnya semakin rentan terhadap penumpukan kolesterol yang membentuk plak di dalam arteri.

    Plak-plak ini dapat menyebabkan pembuluh darah arteri menyempit dan menghambat aliran darah kaya oksigen menuju jantung. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan serangan jantung. Padalah, serangan jantung juga salah satu penyebab lain dari gagal jantung.

    Pasalnya, saat terjadi serangan jantung, aliran darah menuju jantung terhambat dan memaksa otot jantung untuk bekerja lebih keras. Di sisi lain, penderita diabetes atau orang dengan kadar gula darah yang terlalu tinggi rentan terhadap masalah kesehatan lain seperti tekanan darah tinggi dan aterosklerosis. Kedua kondisi ini juga penyebab dari gagal jantung.

    10. Gangguan tiroid

    Gangguan tiroid terbagi atas dua, yaitu hipotiroidisme atau kondisi tubuh saat kekurangan hormon tiroid dan hipertiroidisme, yaitu saat tubuh kelebihan hormon tiroid. Kedua kondisi tersebut dapat menjadi penyebab gagal jantung. Mengapa?

    Hipotiroidisme dapat memberikan dampak pada kondisi jantung dan sistem sirkulasi darah. Kurangnya hormon tiroid di dalam tubuh dapat menurunkan kecepatan detak jantung hingga di bawah rata-rata. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan pembuluh arteri menjadi lebih kaku, sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat demi membantu darah tetap memiliki sirkulasi yang baik di dalam tubuh.

    Kondisi ini juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, yang berpotensi mempersempit pembuluh arteri. Padahal, saat pembuluh arteri menyempit, Anda dapat mengalami penyakit jantung koroner atau serangan jantung. Keduanya termasuk penyebab dari gagal jantung.

    Sementara itu, hipertiroidisme menyebabkan jantung berdetak lebih kencang dan berpotensi memicu kondisi kesehatan lain, misalnya aritmia. Salah satu jenis aritmia yang mungkin terjadi adalah atrial fibrillation, yaitu kondisi yang dapat menyebabkan ritme yang kacau pada bilik atas jantung.

    Saat mengalami hipertiroidisme, pasien juga dapat mengalami tekanan darah tinggi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tekanan darah tinggi juga merupakan penyebab gagal jantung. Jadi dapat disimpulkan bahwa baik saat tubuh kekurangan maupun kelebihan hormon tiroid, kondisi tersebut meningkatkan potensi Anda mengalami gagal jantung.

    11. Pengobatan kanker

    Kanker mungkin tidak serta merta menjadi penyebab gagal jantung, tapi pengobatan kanker mungkin menjadi salah satunya. Pengobatan kanker yang dimaksud adalah kemoterapi dan radiasi. Penggunaan dari beberapa obat-obatan kemoterapi memiliki pengaruh buruk terhadap jantung, misalnya meracuni jantung.

    Sementara itu, radiasi yang dilakukan di area jantung juga dapat merusak otot jantung dan pembuluh arteri di sekitarnya. Maka itu, saat menjalani kemoterapi, tak ada salahnya untuk meminta dokter melakukan pemeriksaan menggunakan ekokardiogram untuk melihat apakah ada kerusakan pada jantung maupun pembuluh arteri.

    Selain penyebab gagal jantung, perhatikan juga faktor risikonya

    Selain berbagai kondisi yang dapat menjadi penyebab gagal jantung, Anda juga perlu mengenal berbagai faktor risiko dari kondisi tersebut. Meski tidak memiliki penyakit yang dapat menyebabkan gagal jantung, Anda mungkin saja memiliki satu dari berbagai faktor risiko gagal jantung berikut ini.

    1. Usia yang semakin lanjut

    Faktor risiko dari gagal jantung yang tidak dapat dimodifikasi atau diubah adalah usia. Ya, risiko mengalami gagal jantung memang akan semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia. Umumnya, pada usia 65 tahun ke atas, risiko mengalami gagal jantung pun semakin besar.

    Hanya saja, bukan berarti kondisi ini tidak bisa dialami saat pasien masih tergolong berusia muda. Pada dasarnya, jika tidak menjaga kesehatan jantung, Anda bisa mengalami gagal jantung pada usia berapapun.

    2. Jenis kelamin pria

    Faktor risiko lain dari gagal jantung adalah jenis kelamin, di mana pria memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gagal jantung dibanding wanita. Meski begitu, bukan berarti wanita tidak dapat mengalami gagal jantung.

    Selain itu, wanita cenderung lebih sering mengalami gagal jantung diastolik jika memang mengalami kondisi tersebut.

    3. Terdapat keluarga yang mengalami gangguan jantung

    Faktor risiko lain yang juga tidak dapat diubah dari gagal jantung adalah riwayat kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Jika salah satu anggota keluarga dekat pernah mengalami kardiomiopati atau kerusakan pada otot jantung, risiko mengalami gagal jantung pun semakin meningkat.

    4. Riwayat tekanan darah tinggi

    Tidak hanya menjadi penyebab gagal jantung, kondisi ini juga dapat menjadi faktor risiko Anda mengalami gagal jantung. Pasalnya, saat mengalami hipertensi, jantung Anda bekerja lebih keras untuk memompa darah. Sehingga, lama-kelamaan jantung akan melemah dan menyebabkan gagal jantung.

    Artinya, jika pengobatan hipertensi tidak segera dilakukan, lambat laun, hipertensi yang awalnya hanya faktor risiko berubah menjadi penyebab gagal jantung.

    5. Berat badan berlebih atau obesitas

    Faktor risiko dari gagal jantung selanjutnya adalah obesitas atau berat badan berlebih. Obesitas sudah sering kali dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan jantung. Selain itu, obesitas juga berkaitan erat dengan kadar kolesterol tinggi, kadar gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi. Padahal, ketiga kondisi kesehatan tersebut termasuk penyebab dan faktor risiko dari gagal jantung.

    Belum lagi obesitas juga dapat menyebabkan serangan jantung, yang juga salah satu penyebab lain dari gagal jantung. Obesitas memiliki potensi lebih besar menyebabkan gagal jantung jika dialami oleh wanita.

    Oleh sebab itu, tak ada salahnya menerapkan gaya hidup sehat seperti pola makan yang sehat untuk jantung dan melakukan olahraga yang sehat untuk jantung. Tujuannya untuk menjaga berat badan tetap ideal agar tidak mengalami obesitas dan menurunkan faktor risiko dari gagal jantung.

    6. Gaya hidup tak sehat

    Faktor risiko dari gagal jantung yang juga tak boleh luput dari perhatian Anda adalah gaya hidup. Faktor ini termasuk yang bisa Anda modifikasi. Artinya, dengan kemampuan yang keras, Anda bisa mengubah kondisi ini sehingga faktor risiko ikut menurun.

    Apa saja yang termasuk gaya hidup tak sehat? Sebagai contoh, kebiasaan merokok merupakan salah satu pilihan gaya hidup yang tak sehat. Tidak hanya itu, merokok juga meningkatkan risiko mengalami berbagai masalah kesehatan jantung, salah satunya serangan jantung.

    Selain merokok, kebiasaan makan makanan kaya lemak jenuh dan lemak trans juga berpotensi meningkatkan risiko terhadap gagal jantung. Begitu pula kebiasaan bermalas-malasan dan jarang berolahraga. Belum lagi, kebiasaan mengonsumsi alkohol yang dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko serangan jantung.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 04/09/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan