Ruam pada anak-anak bukanlah suatu hal yang bisa diabaikan, terlebih jika disertai dengan demam dan sariawan. Pasalnya, kondisi tersebut bisa menandakan penyakit infeksi seperti flu singapura.
Apa itu flu singapura?
Flu singapura atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) adalah penyakit menular yang menimbulkan ruam di sekitar rongga mulut, kaki, dan tangan.
Penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak, khususnya yang berusia di bawah 7 tahun.
Melansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia, orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh rendah mungkin terjangkit HFMD.
Hanya saja, mereka hanya berperan sebagai pembawa atau carrier dan tidak bergejala.
Hand, foot, and mouth disease tidak berhubungan dengan foot and mouth disease, yang merupakan penyakit virus menular dari hewan ternak.
Anda tidak akan tertular HHFMD dari hewan peliharaan atau hewan lain, begitu juga sebaliknya.
Seberapa umumkah penyakit ini?
Penyakit tangan, kaki, dan mulut paling banyak ditemukan pada bayi dan balita. Namun, remaja dan orang dewasa juga masih bisa terinfeksi.
Sampai saat ini belum ada vaksin yang bisa diberikan pada anak-anak untuk mengurangi risiko HFMD.
Anda bisa mencegah HFMD dengan menghindari faktor-faktor yang meningkatkan risikonya.
Tanda dan gejala flu singapura
Melansir dari laman Mayo Clinic, berikut adalah beberapa gejala flu singapura yang sering muncul pada anak-anak.
- Demam.
- Kehilangan nafsu makan.
- Dehidrasi.
- Sakit tenggorokan.
- Merasa tidak enak badan
- Munculnya luka (lesi) yang terasa sakit, merah dan melepuh di sekitar lidah, gusi, dan bagian dalam pipi.
- Ruam merah tanpa rasa gatal tetapi kadang melepuh pada telapak tangan, kaki, dan pantat.
Masa masuknya virus ke dalam tubuh sampai munculnya gejala flu singapura memakan waktu setidaknya 3–6 hari.
Demam merupakan gejala yang biasanya muncul pertama kali, lalu diikuti dengan flu, sakit tenggorokan, dan hilangnya nafsu makan.
Sementara itu, ruam dan lesi umumnya akan muncul setelah 1–2 hari anak mengalami demam.
Setiap anak mungkin memiliki gejala yang berbeda, termasuk yang tidak tertulis di atas. Jika Anda mencurigai adanya gejala HMFD yang muncul pada anak, segera hubungi dokter.
Gejala biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam jangka waktu dua minggu. Namun, virus mungkin masih ada di dalam tubuh selama beberapa hari sehingga anak Anda bisa menjadi carrier.
Kapan harus periksa ke dokter?
Hand, foot, and mouth disease (HFMD) adalah penyakit yang hanya menyebabkan demam dan akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Meski begitu, Anda perlu segera menghubungi dokter jika terjadi kondisi berikut.
- Anak sulit menelan dan menerima cairan sehingga dikhawatirkan terjadi dehidrasi.
- Usia anak di bawah enam bulan.
- Demam tidak juga turun setelah diberi paracetamol.
- Gejala memburuk dan tidak kunjung membaik dalam 10 hari.
Penyebab flu singapura
Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71) merupakan dua jenis virus penyebab utama HFMD. HEV 71 diketahui dapat menimbulkan gejala yang lebih berat.
Virus ini bisa ditemukan dalam kotoran serta cairan di dalam hidung dan tenggorokan pasien. Ia dapat menyebar melalui droplet (percikan) air liur dan cairan lepuhan lesi yang pecah.
Pada pertengahan 2022 lalu, virus coxsackievirus ditemukan menyebar luas di India dan juga menyerang anak-anak.
Karena gejalanya yang berupa lepuhan perlahan membesar hingga sebesar tomat, infeksi virus ini kemudian diberi nama flu tomat.
Namun, melansir dari laman Infectious Diseases Society of America, pemberian nama tersebut seharusnya tidak diperlukan lagi.
Pasalnya, dari segi gejala dan penyebab, virus ini sama dengan virus penyebab flu singapura.
Faktor risiko flu singapura
HFMD berpotensi menyerang siapa pun, terutama anak-anak. Mereka memiliki risiko lebih besar terpapar virus singapura jika berada dalam kondisi berikut.
- Berusia di bawah tujuh tahun.
- Kebersihannya buruk dan senang memasukkan tangan ke mulut.
- Sering berada di tempat umum.
Komplikasi flu singapura
Komplikasi paling umum dari HFMD baik pada orang dewasa maupun anak-anak adalah dehidrasi.
Ini lantaran HFMD bisa menyebabkan luka pada mulut dan tenggorokan sehingga membuat pasiennya kesulitan untuk menelan.
Meski terbilang sangat langka, penyakit ini juga bisa menimbulkan komplikasi seperti berikut.
1. Radang otak
Salah satu penyebab radang otak ialah adanya penyakit infeksi virus. Terdapat beberapa laporan anak-anak mengalami radang otak saat mengidap HFMD.
2. Meningitis
Hampir serupa dengan radang otak, hanya saja meningitis merupakan peraangan yang terjadi pada lapisan pelindung otak. Anak dengan meningitis perlu segera mendapatkan perawatan dari dokter.
3. Komplikasi lainnya
Komplikasi langka lainnya yang pernah dilaporkan karena flu singapura adalah polio hingga kematian.
Diagnosis flu singapura
Dokter akan mendiagnosis HFMD dengan memeriksa gejala serta melihat ruam dan bintik yang muncul.
Untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin melakukan tes dengan sampel feses dan cairan dari tenggorokan.
Pengobatan flu singapura
Sampai saat ini, belum ditemukan pengobatan spesifik untuk flu singapura. Oleh karena itu, pengobatan yang diberikan bersifat simptomatik atau mengatasi gejala.
Berikut merupakan beberapa jenis pengobatan yang kerap diberikan pada pasien.
- Obat-obatan, seperti paracetamol atau ibuprofen untuk mengurangi demam dan rasa sakit.
- Berkumur dengan air garam hangat (1/2 sendok makan garam dicampurkan ke dalam segelas air).
Sembari mengonsumsi obat yang diberikan dokter, Anda juga bisa melakukan pengobatan rumahan seperti berikut.
- Perbanyak minum air mineral untuk meringankan demam.
- Kurangi makanan asin, pedas, dan asam untuk mencegah sariawan semakin parah.
- Jaga kebersihan jika ada kulit yang luka.
- Perbanyak makanan bertekstur lembut seperti sup atau bubur.
Untuk menghindari penyebaran penyakit, gunakan alat makan secara terpisah yang dicuci dengan air panas.
Pencegahan flu singapura
Karena sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk flu singapura, Anda bisa mencegah infeksi virus tersebut dengan cara berikut.
- Mengajarkan anak mencuci tangan, khususnya setelah dari toilet.
- Mencari tempat penitipan anak yang menjaga kebersihan lingkungannya, termasuk barang-barang yang dipakai bersama.
- Mengisolasi diri dari seseorang yang terinfeksi atau tempat di mana virus merebak.
Kesimpulan
- Flu singapura disebabkan oleh infeksi coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71) dan lebih banyak ditemukan pada anak-anak.
- Ditandai dengan ruam dan munculnya lesi pada kulit sampai bagian dalam pipi.
- Tidak ada pengobatan secara khusus sehingga pengobatan diberikan untuk mencegah perburukan gejala.
- Dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, dalam kasus langka, ini bisa menyebabkan radang otak hingga meningitis.