Serangga adalah hewan yang dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan saat Anda bersantai di kamar. Meski kebanyakan serangga tidak berdampak besar terhadap kehidupan manusia, ternyata ada pula jenis serangga yang bisa menyebabkan penyakit berbahaya.
Ukurannya yang kecil membuat keberadaan serangga kerap diabaikan. Padahal, Anda harus memiliki kewaspadaan lebih terkait beberapa jenis serangga berikut.
Apa saja jenis serangga yang berbahaya?
Awalnya, gigitan serangga mungkin hanya meninggalkan gatal atau rasa tidak nyaman.
Akan tetapi, beberapa serangga berikut bisa menimbulkan reaksi alergi, infeksi, atau penyakit tertentu sehingga Anda sebaiknya lebih waspada.
1. Kutu
Ukurannya yang kecil dan gerakannya yang cepat membuat kutu dapat dengan mudah menempel pada kulit, menggigitnya, lalu mengisap darah tanpa tertangkap.
Sebagian besar gigitan kutu memang tidak berbahaya, tetapi ada pula yang menyebabkan kondisi medis yang lebih serius, seperti penyakit Lyme, demam berbintik Rocky Mountain (RSMF), infeksi bakteri, dan bisul.
Jika tidak segera diatasi, ada jenis gigitan kutu yang bahkan bisa membuat Anda mengalami sakit kepala, gangguan konsentrasi, hingga leher kaku.
Pada kasus penyakit akibat gigitan kutu yang lebih serius, seperti penyakit Lyme, dokter biasanya meresepkan antibiotik yang harus diberikan melalui infus.
2. Nyamuk
Tahukah Anda bahwa nyamuk betina lebih berbahaya dari nyamuk jantan? Pasalnya, hanya nyamuk betina yang bisa menggigit manusia dan mengisap darah. Nyamuk jantan makan dengan cara mengisap sari bunga.
Melalui gigitannya, nyamuk bisa membawa berbagai penyakit. Penyakit akibat gigitan nyamuk yang paling sering terjadi adalah demam berdarah dengue (DBD), chikungunya, dan malaria.
Nyamuk bisa menjadi serangga yang mematikan karena penyakit malaria dan DBD yang tidak ditangani bisa mengancam nyawa.
Anda dapat mencegahnya dengan mengubur barang bekas dan menutup tempat yang dapat menampung air, menguras bak mandi, dan menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air.
3. Semut api
Laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa semut api adalah jenis semut yang meninggalkan gigitan paling menyakitkan dan berisiko menyebarkan racun.
Anda bisa membutuhkan waktu hingga 3–7 hari sampai gigitan semut api tidak terasa mengganggu.
Selain rasa sakit seperti sengatan, gigitan semut api biasanya menyebabkan pembengkakan dan sensasi terbakar.
Meski berukuran kecil, gigitan semut api bisa meninggalkan 46 protein yang beracun. Pada beberapa orang, gigitan semut api bisa menyebabkan reaksi alergi yang serius, seperti anafilaksis.
Jika gejala anafilaksis sudah muncul, seseorang yang tergigit semut api perlu mendapatkan penanganan medis.
4. Lebah
Jenis serangga lain yang dikenal berbahaya adalah lebah. Sengatannya yang tajam akan meninggalkan racun yang menyebabkan pembengkakan dan nyeri.
Reaksi tersebut sebenarnya merupakan pertanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang berusaha melawan racun yang ditinggalkan lebah.
Kebanyakan sengatan lebah memang dapat menghilang dengan sendirinya. Akan tetapi, seseorang yang punya alergi gigitan serangga mungkin mengalami kondisi lebih parah yang disebut anafilaksis.
Selama belum menyebabkan anafilaksis, gigitan lebah bisa diatasi dengan perawatan rumahan, seperti mengonsumsi pereda nyeri dan mengoleskan salep dengan kandungan hidrokortison.
5. Lalat tse tse
Ciri khas lalat tse tse adalah kelopak matanya yang besar dan bentuk moncong seperti jarum, layaknya nyamuk. Meski belum terdeteksi di Indonesia, Anda sebaiknya tetap waspada dengan lalat tse tse.
Jika kebanyakan jenis nyamuk hinggap di makanan dan meninggalkan bakteri, tse tse akan menempel pada tubuh manusia dan mengisap darah.
Dari bekas gigitan itulah, serangga berbahaya ini bisa menyebarkan infeksi parasit Trypanosoma dan memengaruhi kelenjar getah bening, sistem saraf, sampai otak.
Infeksi parasit tersebut bisa menyebabkan sakit kepala, demam, nyeri sendi, hingga insomnia. Anda perlu pergi ke dokter jika mengalami gejala ini, terutama setelah digigit lalat tse tse.
Pasalnya, penyakit akibat gigitan serangga ini perlu ditangani dengan pemberian obat pentamidine dan suramin dengan resep dokter.
6. Tomcat
Bisa dibilang, tomcat adalah serangga paling berbahaya karena bisa menyebarkan racun tanpa gigitan atau sengatan.
Artinya, sentuhan dengan tomcat saja bisa membuat Anda terpapar zat paederin yang menyebabkan kulit melepuh.
Meski dampaknya terlihat pada kulit, zat ini sebenarnya bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti otot dan sendi. Akibatnya, seseorang yang terpapar tomcat mungkin juga merasakan nyeri sendi.
Pertolongan pertama untuk gigitan tomcat adalah mengompresnya dengan air dingin, lalu mengoleskan antiseptik dengan kandungan iodine.
7. Ulat bulu
Reaksi akibat ulat bulu memang tidak seburuk paparan tomcat, sengatan lebah, atau gigitan nyamuk.
Akan tetapi, bulu ulat yang masih menempel pada kulit bisa membuat rasa gatalnya semakin menyebar saat Anda menggaruknya.
Meski jarang terjadi, bulu ulat bisa masuk ke saluran pernapasan sehingga menyebabkan sesak napas dan batuk-batuk.
Cara mengatasi gatal karena ulat bulu yang menempel di kulit adalah segera melepaskannya (jangan menggunakan tangan kosong), lalu membersihkan bekas ulat bulu dengan air mengalir.
Kesimpulan
Tak hanya nyamuk dan kutu, berikut adalah jenis serangga lain yang bisa menimbulkan kondisi berbahaya.
- Semut api: gatal dan sensasi terbakar yang bisa bertahan sampai tujuh hari.
- Lebah: pada seseorang yang alergi bisa memicu anafilaksis.
- Lalat tse tse: menyebarkan infeksi parasit Trypanosoma yang menyebabkan sakit kepala, demam, hingga insomnia.
- Tomcat: kulit melepuh.
- Ulat bulu: gatal-gatal sampai sesak napas jika bulunya masuk ke saluran pernapasan.