Tahukah Anda bahwa infeksi bakteri bisa menyebabkan kelumpuhan otot? Kondisi tersebut bisa terjadi ketika Anda terinfeksi botulisme dari bakteri Clostridium botulinum.
Jika tidak segera ditangani, penyakit infeksi bakteri ini bahkan bisa mengancam nyawa. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui gejala, penyebab, hingga pengobatannya.
Apa itu botulisme?
Botulisme adalah penyakit langka yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan bakteri Clostridium botulinum.
Racun botulinum (botoks) menyerang sistem saraf manusia sehingga menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan otot, dan bahkan kematian.
Bakteri penyebab botulisme dapat ditemukan di mana saja, tetapi tidak semuanya dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Berikut adalah jenis botulisme yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia.
- Botulisme makanan: umumnya ditemukan pada makanan yang disimpan di tempat dengan oksigen minim, seperti makanan kalengan.
- Botulisme luka: ditemukan pada luka sehingga racun langsung memasuki aliran darah. Luka dapat terbentuk dari penggunaan alat suntik obat-obatan terlarang, kecelakaan, dan lain-lain.
- Botulisme bayi: bakteri ditemukan di dalam saluran usus bayi, terutama pada bayi berusia 2–8 bulan.
Mengutip dari laman Cleveland Clinic, infeksi bakteri C. botulinum mungkin juga terjadi pada seseorang yang melakukan perawatan kecantikan Botox.
Tahukah Anda?
Tanda dan gejala botulisme
Setiap jenis infeksi C. botulinum memiliki gejalanya masing-masing, termasuk kapan gejala tersebut muncul.
Seberapa cepat kemunculan gejala dan seberapa parah kondisinya ditentukan dari seberapa banyak racun yang terbentuk.
1. Gejala botulisme makanan dan luka
Tanda-tanda infeksi karena makanan umumnya baru terlihat setelah 12–36 jam racun masuk ke dalam tubuh, di antaranya:
- mulut kering,
- otot wajah melemah,
- kelopak mata menurun (ptosis),
- penglihatan kabur,
- mual atau muntah,
- kesulitan bernapas,
- kesulitan menelan atau berbicara, dan
- kelumpuhan.
Gejala pada botulisme luka hampir serupa dengan makanan. Namun, gejalanya baru akan muncul sekitar 10 hari setelah racun masuk ke dalam tubuh.
Selain itu, Anda mungkin juga melihat luka yang tampak merah dan membengkak.
2. Gejala botulisme bayi
Tanda botulisme pada bayi umumnya baru terlihat setelah 18–36 jam racun masuk ke dalam tubuh. Selain gejala yang sudah disebutkan di atas, gejala lain yang mungkin timbul yakni bayi:
- sembelit,
- mudah lelah,
- kesulitan mengisap ASI atau mengunyah makanan,
- menangis dengan lemah, serta
- lebih rewel.
Segera kunjungi dokter jika Anda mencurigai adanya gejala botulisme. Jika dibiarkan, racun botulinum dapat melemahkan otot saluran pernapasan sehingga berakibat fatal.
Penyebab botulisme
Mikroba penyebab botulisme adalah bakteri Clostridium botulinum yang bisa ditemukan di banyak tempat.
Bakteri Clostridium dapat membentuk spora yang bertindak sebagai lapisan pelindung supaya ia tetap bisa hidup, bahkan dalam kondisi ekstrem.
Spora tersebut umumnya tidak menyebabkan penyakit. Namun, dalam kondisi tertentu, spora botulinum bisa menghasilkan racun.
Berikut adalah beberapa kondisi yang memicu terbentuknya racun.
- Tingkat oksigen yang sangat rendah.
- Proses pengolahan makanan yang tidak benar, misalnya setengah matang.
- Tingkat keasaman rendah.
- Penggunaan heroin suntik.
- Pemberian madu pada bayi.
- Makanan yang tidak disimpan dengan benar, contohnya di tempat lembap.
Bakteri botulinum juga banyak ditemukan di tanah, sungai, dan air dalam kondisi tertentu. Bahkan, bayi bisa mengalami keracunan spora C. Botulinum ketika bermain di luar.