Pneumonia merupakan salah satu jenis penyakit paru serius yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau pneumokokus. Belakangan, penyakit infeksi ini makin memicu perhatian karena tingkat mortalitasnya yang cukup tinggi, terutama di kalangan anak-anak dan lansia.
Apa itu bakteri pneumokokus?
Pneumokokus adalah bakteri berbentuk bulat berlapis kapsul yang menjadi penyebab utama pneumonia bakteri serta berbagai infeksi seperti meningitis dan sepsis.
Umumnya, bakteri ini hidup di dalam saluran pernapasan tanpa menimbulkan gejala. Pada sebagian orang, terutama anak kecil dan lansia, bakteri ini bisa menyerang dan menyebabkan infeksi serius.
Penelitian dalam jurnal Infectious Diseases and Therapy (2020) mengungkapkan bahwa sekitar 43–55% anak di bawah lima tahun membawa bakteri pneumokokus di nasofaringnya.
Di beberapa daerah, prevalensinya bahkan mencapai 87 persen. Artinya, banyak anak menjadi carrier tanpa menunjukkan gejala sakit, tetapi tetap berpotensi menularkan bakteri ini kepada orang yang rentan.
Uniknya, saat seseorang sudah dewasa, terutama lansia, jumlah orang yang membawa bakteri ini dalam tubuhnya jadi jauh lebih sedikit.
Itu sebabnya, penting untuk memahami infeksi Streptococcus pneumoniae agar Anda bisa menjaga diri sendiri sekaligus tidak menularkannya ke orang sekitar.
Perbedaan pneumonia biasa dan akibat infeksi pneumokokus

Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus biasanya lebih parah dibanding pneumonia biasa.
Gejala yang muncul juga tiba-tiba dan bisa sangat berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak, sesak napas, dan nyeri dada.
Sementara itu, pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus cenderung ringan dan berkembang perlahan.
Infeksi Streptococcus pneumoniae juga lebih berbahaya karena bisa menyebar ke otak dan darah, menyebabkan meningitis atau infeksi berat lainnya.
Pengobatan infeksi ini membutuhkan antibiotik, tetapi sekarang banyak jenis bakteri pneumokokus yang mulai kebal terhadap obat.
Di Indonesia, resistensi terhadap bebeapa antibiotik meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Maka dari itu, penting untuk segera periksakan diri jika muncul gejala dan hanya gunakan antibiotik sesuai anjuran dokter.
Faktor risiko infeksi bakteri pneumokokus
Penyakit akibat pneumokokus bisa menyerang siapa saja, tetapi ada kelompok tertentu yang lebih rentan dibanding yang lainnya.
Risiko ini bisa muncul karena daya tahan tubuh yang lemah, usia, atau kondisi lingkungan. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai kelompok rentan tersebut.
1. Anak-anak dan bayi di bawah lima tahun
Anak kecil, terutama yang berusia di bawah lima tahun, memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang. Itu sebabnya, mereka lebih rentan terhadap beberapa infeksi.
Sebut saja, infeksi Streptococcus pneumoniae dan komplikasinya, seperti pneumonia bakteri, infeksi telinga tengah, bahkan meningitis.
Anak-anak yang bersekolah di tempat penitipan anak (daycare) juga lebih mudah tertular. Pasalnya, mereka berada di lingkungan padat dan sering kontak dekat dengan teman sebayanya.
2. Lansia berusia 65 tahun ke atas
Orang yang berusia 65 tahun ke atas memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah. Mereka juga sering memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, penyakit jantung, atau gangguan paru-paru.
Kondisi ini membuat tubuh mereka lebih sulit melawan pneumokokus. Ini juga meningkatkan risiko komplikasi serius seperti sepsis atau gangguan pernapasan berat.
Karena itulah, lansia menjadi prioritas dalam pemberian vaksin pneumokokus dan vaksin pneumonia dewasa sebagai bentuk perlindungan utama.
3. Ras dan etnis tertentu

Faktanya, beberapa kelompok ras atau etnis memiliki tingkat infeksi Streptococcus pneumoniae yang lebih tinggi, antara lain:
- masyarakat Alaska Native,
- keturunan Afrika-Amerika, dan
- sejumlah komunitas suku Indian Amerika.
Faktor seperti akses layanan kesehatan, kondisi lingkungan, dan status gizi bisa turut memengaruhi kerentanan ini, terutama di daerah terpencil atau kurang terlayani.
4. Orang dengan penyakit kronis atau kondisi tertentu
Beberapa penyakit kronis dan kondisi medis tertentu meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit akibat pneumokokus. Contohnya:
- penyakit jantung kronis,
- penyakit ginjal atau liver kronis,
- diabetes mellitus,
- penyakit paru seperti asma, emfisema, dan PPOK,
- kebocoran cairan serebrospinal (sekitar otak dan tulang belakang), dan
- penggunaan implan koklea (alat bantu dengar operasi).
Kondisi ini mempersulit tubuh untuk melawan infeksi. Akibatnya, jika Anda terinfeksi bakteri pneumokokus, kemungkinannya untuk berkembang menjadi pneumonia berat atau infeksi darah menjadi lebih tinggi.
5. Orang dengan sistem imun yang lemah
Sistem kekebalan tubuh yang lemah atau terganggu membuat seseorang sangat rentan terhadap infeksi Streptococcus pneumoniae. Contoh kelompok ini antara lain:
- orang dengan HIV/AIDS,
- pasien kanker yang menjalani kemoterapi,
- penerima transplantasi organ yang menggunakan obat penekan imun,
- pengidap penyakit darah seperti anemia sel sabit,
- orang tanpa limpa atau dengan limpa yang tidak berfungsi optimal, dan
- pasien gagal ginjal yang menjalani cuci darah secara rutin.
Dalam kondisi ini, infeksi ringan pun bisa berkembang cepat dan berakibat fatal. Oleh karena itu, vaksinasi dan perlindungan tambahan sangat dianjurkan bagi kelompok ini.
6. Perokok aktif dan pasif
Perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia bakteri. Pasalnya, merokok merusak saluran pernapasan dan melemahkan pertahanan alami tubuh terhadap infeksi.
Paparan asap rokok juga membuat paru-paru lebih rentan diserang bakteri pneumokokus. Inilah mengapa perokok pasif, terutama anak-anak dan lansia, juga ikut berisiko.
Cara melindungi diri dari bakteri pneumokokus
Mengingat betapa berbahayanya pneumokokus, penting untuk mengetahui langkah-langkah pencegahan yang efektif.
Perlindungan bisa dimulai dari kebiasaan sehari-hari yang mendukung sistem imun hingga pencegahan medis seperti vaksinasi.
1. Menjaga kebersihan dan gaya hidup sehat
Cara paling dasar untuk mencegah penyebaran penyakit akibat bakteri pneumokokus adalah menjaga kebersihan diri.
Selalu cuci tangan dengan sabun, tutup mulut saat batuk dan bersin, serta hindari berbagi barang pribadi, seperti sendok atau botol minum.
Menjaga daya tahan tubuh juga penting. Tidur yang cukup, makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan menghindari rokok akan membuat tubuh lebih kuat dalam melawan infeksi.
Orang dengan sistem imun yang kuat lebih kecil kemungkinannya untuk jatuh sakit meskipun terpapar bakteri pneumokokus.
2. Vaksinasi pneumokokus
Vaksinasi pneumokokus adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit akibat pneumokokus.
Ada dua jenis vaksin yang umumnya digunakan. Pertama, PCV atau Pneumococcal Conjugate Vaccine yang biasanya diberikan kepada bayi dan anak-anak.
Yang kedua adalah PPSV (Pneumococcal Polysaccharide Vaccine), vaksin yang dianjurkan untuk orang dewasa berusia 65 tahun ke atas atau yang memiliki kondisi medis tertentu.
Pemberian vaksin pneumonia dewasa secara teratur dapat mencegah sejumlah komplikasi, termassuk pneumonia bakteri, meningitis, dan infeksi darah.
Vaksin juga membantu mencegah penyebaran bakteri di masyarakat melalui kekebalan kelompok (herd immunity).
3. Pengobatan jika sudah terinfeksi
Jika seseorang sudah terkena infeksi Streptococcus pneumoniae, pengobatan utama adalah antibiotik.
Namun, jenis antibiotik yang digunakan bisa berbeda tergantung lokasi infeksinya (paru-paru, otak, darah, atau telinga), serta seberapa parah infeksinya.
Dokter mungkin perlu mengganti antibiotik jika bakteri sudah kebal terhadap obat tertentu.
Untuk infeksi ringan, seperti radang telinga atau sinusitis, dokter biasanya menyarankan pereda nyeri, asupan cairan yang cukup, serta istirahat.
Di sisi lain, infeksi berat seperti meningitis atau pneumonia parah sering kali butuh perawatan di rumah sakit. Dengan begitu, pasien bisa diawasi lebih ketat dan mendapatkan pengobatan intensif.
- Pneumokokus adalah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius seperti pneumonia bakteri, meningitis, dan sepsis.
- Anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit tertentu lebih berisiko terkena dampaknya.
- Menjaga kebersihan, menerapkan gaya hidup sehat, dan melakukan vaksin pneumokokus adalah langkah penting untuk mencegah penyakit akibat bakteri pneumokokus.