Sebuah studi dari CDC Amerika Serikat menyatakan bahwa orang-orang yang belum divaksin memiliki peluang 10 kali lebih besar untuk dirawat inap di rumah sakit akibat COVID-19 dan meningkatkan risiko kematian 11 kali lebih tinggi akibat infeksi COVID-19.
Studi tersebut menjelaskan bahwa sistem imun orang yang belum mendapat vaksin bisa merespons dan bekerja melawan infeksi ketika terpapar virus penyebab COVID-19. Namun proses tersebut membutuhkan waktu jauh lebih lama hingga berminggu-minggu dibandingkan orang yang mendapat vaksin.
Dalam kurun waktu tersebut, virus biasanya sudah telanjur menyebabkan berbagai kerusakan pada organ tubuh dan menimbulkan gejala-gejala COVID-19 berat bahkan berisiko pada kematian.
Dengan mendapatkan vaksin COVID-19, Anda tidak perlu menghadapi risiko tersebut. Vaksin membantu sistem imun tubuh membangun antibodi lebih cepat dan kuat dalam membasmi virus COVID-19 dengan optimal.
2. Berisiko terkena Long COVID
Tidak hanya terancam risiko gejala berat dan kematian, orang yang tidak mendapatkan vaksin COVID-19 juga lebih rentan mengalami kondisi yang disebut dengan long COVID.
Long COVID, atau yang disebut juga dengan istilah post acute sequelae syndrome of SARS-CoV-2, adalah gejala sisa yang bertahan setelah pasien COVID-19 dinyatakan negatif. Gejala-gejala sisa tersebut biasanya akan muncul selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah pasien sembuh dari COVID-19.
Long COVID ditandai dengan gejala yang beragam, mulai dari sesak napas, kelelahan, hingga penurunan kemampuan berpikir (brain fog). Kabarnya, apabila seseorang yang sudah divaksin terkena COVID-19, risiko untuk terkena long COVID akan menurun sebanyak 49%.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar