backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

3 Risiko Berbahaya Jika Tidak Mendapat Vaksin COVID-19

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 22/09/2021

    3 Risiko Berbahaya Jika Tidak Mendapat Vaksin COVID-19

    Sebagai salah satu upaya menekan laju kasus COVID-19, pemerintah terus menggalakkan pemberian vaksin di seluruh daerah. Meski informasi vaksin COVID-19 sudah cukup berlimpah, namun masih ada sebagian warga yang tidak mau mendapatkan vaksin COVID-19. Menurut studi, tidak mendapat vaksin COVID-19 berpotensi menimbulkan risiko yang dapat merugikan diri sendiri juga orang-orang di sekitar. Apa saja risiko yang dihadapi?

    Apa saja risiko yang dihadapi jika tidak mendapat vaksin COVID-19?

    Vaksin merupakan produk yang dibuat sedemikian rupa untuk membantu membentuk kekebalan atau imunitas tubuh terhadap suatu penyakit. Sementara COVID-19 merupakan wabah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan mampu menyerang berbagai sistem organ.

    Salah satu cara untuk mengurangi keparahan gejala penyakit dan risiko kematian yang diakibatkannya adalah dengan pemberian vaksinasi.

    Akan tetapi, masih ada sebagian masyarakat yang belum atau bahkan memilih tidak divaksin karena alasan-alasan tertentu. Fenomena tersebut tak hanya terjadi di Indonesia, namun di berbagai belahan negara lain. Menurut data Lembaga Survei Indonesia, salah satu alasannya adalah sebanyak 26,5% warga Indonesia masih belum yakin dengan keamanan vaksin COVID-19.

    Padahal setiap jenis vaksin yang kini dipergunakan telah melalui uji klinis tahap 2 dan 3 serta telah disetujui oleh WHO dan BPOM. Di Indonesia sendiri sudah ada 6 jenis vaksin COVID-19 yang tengah dipergunakan. Siapa pun bisa mendapatkan vaksin COVID-19 dengan gratis.

    Belum atau memilih tidak mendapat vaksin meski memenuhi syarat vaksinasi sama artinya dengan menempatkan diri dalam risiko tinggi. Apa saja bahaya yang bisa muncul jika tidak vaksin COVID-19?

    1. Mengalami gejala COVID-19 lebih berat

    Mendapatkan vaksinasi COVID-19 memang tidak akan membuat tubuh Anda 100% kebal dari penularan COVID-19. Akan tetapi, vaksinasi terbukti berhasil mengurangi tingkat keparahan gejala hingga risiko kematian jika terpapar virus.

    Sebuah studi dari CDC Amerika Serikat menyatakan bahwa orang-orang yang belum divaksin memiliki peluang 10 kali lebih besar untuk dirawat inap di rumah sakit akibat COVID-19 dan meningkatkan risiko kematian 11 kali lebih tinggi akibat infeksi COVID-19.

    Studi tersebut menjelaskan bahwa sistem imun orang yang belum mendapat vaksin bisa merespons dan bekerja melawan infeksi ketika terpapar virus penyebab COVID-19. Namun proses tersebut membutuhkan waktu jauh lebih lama hingga berminggu-minggu dibandingkan orang yang mendapat vaksin.

    Dalam kurun waktu tersebut, virus biasanya sudah telanjur menyebabkan berbagai kerusakan pada organ tubuh dan menimbulkan gejala-gejala COVID-19 berat bahkan berisiko pada kematian.

    Dengan mendapatkan vaksin COVID-19, Anda tidak perlu menghadapi risiko tersebut. Vaksin membantu sistem imun tubuh membangun antibodi lebih cepat dan kuat dalam membasmi virus COVID-19 dengan optimal.

    2. Berisiko terkena Long COVID

    Tidak hanya terancam risiko gejala berat dan kematian, orang yang tidak mendapatkan vaksin COVID-19 juga lebih rentan mengalami kondisi yang disebut dengan long COVID.

    Long COVID, atau yang disebut juga dengan istilah post acute sequelae syndrome of SARS-CoV-2, adalah gejala sisa yang bertahan setelah pasien COVID-19 dinyatakan negatif. Gejala-gejala sisa tersebut biasanya akan muncul selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah pasien sembuh dari COVID-19.

    Long COVID ditandai dengan gejala yang beragam, mulai dari sesak napas, kelelahan, hingga penurunan kemampuan berpikir (brain fog). Kabarnya, apabila seseorang yang sudah divaksin terkena COVID-19, risiko untuk terkena long COVID akan menurun sebanyak 49%.

    Hal ini didukung oleh studi dari The Lancet Infectious Diseases. Vaksin COVID-19 tidak hanya menurunkan risiko munculnya gejala berat, tetapi juga mengurangi peluang terkena efek jangka panjang setelah sembuh.

    3. Menghambat proses pembentukan herd immunity

    Selain membahayakan diri sendiri, memutuskan untuk tidak menerima vaksinasi COVID-19 ternyata juga mengancam kesehatan masyarakat. Bagaimana bisa?

    Apabila Anda tidak segera vaksin COVID-19, hal tersebut bisa menimbulkan risiko terhambatnya pembentukan herd immunity alias kekebalan kelompok. Herd immunity adalah situasi di mana persebaran dan penularan suatu virus melambat karena sudah cukup banyak orang memiliki kekebalan atau imunitas terhadap virus tersebut.

    Idealnya, untuk mencapai herd immunity dalam suatu wilayah, sebanyak 70-80% penduduk sudah menciptakan kekebalan dalam tubuhnya, baik melalui vaksinasi maupun sudah pernah terkena penyakit tersebut secara alami.

    Akan tetapi, untuk mencapai herd immunity secara alami tanpa bantuan vaksinasi tentunya memerlukan waktu yang lebih lama dan korban jiwa lebih banyak.

    Hal yang sama juga berlaku pada penularan COVID-19. Jika masih banyak warga dalam suatu wilayah yang belum mendapatkan vaksin, ini tentunya akan memperlambat pembentukan herd immunity terhadap COVID-19.

    Yang perlu diketahui seputar vaksin COVID-19

    Vaksinasi covid-19 tahap tiga

    Kekhawatiran sebagian orang yang merasa belum yakin dengan keamanan vaksin COVID-19 menjadi salah satu alasan mengapa banyak yang belum mendapatkan satu pun dosis vaksin.

    Padahal, vaksin yang sudah didistribusikan secara massal tentunya telah melewati proses panjang sebelum disebarluaskan ke masyarakat. Proses tersebut meliputi berbagai tahapan uji klinis yang didasari oleh ilmu pengetahuan serta standar kesehatan dunia.

    Meski proses pengembangan vaksin COVID-19 tergolong cepat bila dibandingkan dengan pembuatan vaksin penyakit lainnya, seluruh jenis vaksin tetap melewati seluruh tahapan uji klinis sebelum ditetapkan keamanannya.

    Munculnya efek samping setelah vaksin COVID-19 adalah hal yang wajar. Efek samping umumnya hanya berlangsung sementara dan akan menghilang dengan sendirinya.

    Bahkan, tak sedikit yang tidak mengalami efek samping sama sekali. Kemunculan efek samping akan bergantung pada kondisi tubuh masing-masing orang.

    Risiko dari efek samping vaksin COVID-19 bisa saja lebih rendah dibanding dengan tidak vaksin sama sekali. Dengan kata lain, manfaat yang Anda dapatkan dari vaksin itu sendiri tentunya jauh lebih besar.

    Penting untuk Anda ingat bahwa vaksin tidak akan melindungi Anda 100% dari penularan COVID-19. Maka itu, setelah vaksin, Anda masih harus selalu menerapkan protokol kesehatan 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 22/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan