Jika anak positif COVID-19 tanpa gejala sulit untuk mengetahui berapa besar potensi mereka menularkan virus corona pada orang lain. Hanya ada sedikit bukti bahwa anak tidak begitu berpotensi menularkan.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Queensland menemukan bahwa anak-anak sebagai sumber penularan hanya kurang dari 10% kasus. Laporan ini dipublikasi oleh jurnal The Lancet tapi belum melalui review dari rekan sejawat (peer reviewed).
Untuk mencegah anak menjadi sumber penularan, IDAI menyarankan sekolah, pemerintah, dan orangtua untuk bekerja sama menciptakan lingkungan belajar yang aman bagi si kecil.
Mereka juga menyarankan untuk lebih banyak melakukan screening pada anak. Dokter Aman mengatakan bahwa seharusnya saat pasien anak datang dengan keluhan gejala infeksi COVID-19, ia harus langsung diperiksa.
“Testing harus sebanyak mungkin, yang saya maksud ini PCR bukan rapid test. Rapid test untuk anak, saya belum percaya dengan hasilnya,” kata dr. Aman.
Memperbanyak dan mempercepat deteksi ini selain berfungsi mencegah penularan semakin luas, juga mempercepat penanganan pada anak. Perlu dicatat bahwa deteksi yang terlambat bisa membuat gejala yang timbul semakin parah. “Terlepas dari komorbid (penyakit penyerta), jika deteksinya lebih tinggi maka lebih bisa kita selamatkan,” pungkasnya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar