Menurut CDC, berikut ini beberapa kondisi medis yang memiliki risiko tinggi mengembangkan komplikasi serius, baik pada orang dewasa dan lansia.
a. Gangguan sistem pernapasan

Salah satu penyakit kronis yang dapat memiliki efek buruk dari coronavirus COVID-19 adalah gangguan pada sistem pernapasan, seperti asma.
Pasalnya, virus yang satu ini akan menyerang sistem pernapasan ketika seseorang terinfeksi. Bagi orang dengan daya tahan tubuh yang kuat dan tidak memiliki riwayat penyakit kronis mungkin akan menimbulkan gejala yang cukup ringan. Akan tetapi, tidak bagi mereka yang memiliki gangguan pada sistem pernapasan.
Umumnya, COVID-19 dapat menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut yang merusak paru-paru. Maka itu, pasien COVID-19 yang memiliki masalah pada pernapasannya, seperti asma, lebih rentan mengembangkan komplikasi yang parah hingga membutuhkan alat bantu.
b. Penyakit jantung
Bagi Anda yang memiliki penyakit jantung mungkin perlu waspada karena efek coronavirus COVID-19 pada jantung ternyata dapat menyebabkan kondisi yang serius.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ketika virus masuk ke dalam tubuh mereka akan menyerang paru-paru. Tidak hanya paru, coronavirus COVID-19 juga memicu respons peradangan yang menyebabkan adanya tekanan pada sistem kardiovaskular.
Akibatnya, akan ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu menurunnnya kadar dan tekanan darah. Jika hal tersebut terjadi, jantung perlu berdetak lebih cepat dan keras untuk memasok oksigen ke tubuh. Maka itu, COVID-19 bisa mengakibatkan serangan jantung yang cukup fatal hingga menyebabkan kematian.
c. Penyakit yang menyebabkan kelainan imun

Selain penyakit jantung dan gangguan sistem pernapasan, efek coronavirus COVID-19 pada pasien dengan penyakit kelainan imun ternyata juga cukup serius. Jika seseorang memiliki kelainan imun, kemampuan tubuh mereka akan berkurang untuk melawan dan pulih dari infeksi virus.
Kondisi ini dapat terjadi ketika mereka memiliki penyakit yang berpengaruh terhadap daya tahan tubuh, seperti kanker , HIV dan penyakit lainnya. Konsumsi obat-obatan yang digunakan pun bisa berpengaruh terhadap daya tahan tubuh. Contohnya, perawatan dan obat-obatan untuk melawan kanker, bisa menyebabkan respons kekebalan tubuh seseorang melemah.
d. Diabetes

Efek dari infeksi coronavirus COVID-19 menimbulkan sejumlah tantangan bagi penyandang diabetes. Bagaimana tidak, diabetes dilaporkan sebagai salah satu faktor risiko komplikasi serius dari COVID-19 karena mereka harus mengontrol gula darah ketika wabah terjadi di seluruh dunia.
Para penyandang diabetes telah mengalami gangguan respons imun, baik terhadap infeksi virus yang berkaitan dengan sitokin dan perubahan respon imun. Kontrol gula darah yang buruk juga menyebabkan kondisi ini terjadi dan membuat infeksi paru jauh lebih parah.
Akibatnya, tubuh penyandang diabetes akan lebih sulit melawan infeksi virus karena respon imun yang kurang dan membuat virus lebih cepat menyebar hingga menimbulkan kematian.
3. Ibu hamil

Lantas, bagaimana dengan efek coronavirus COVID-19 terhadap tubuh ibu hamil yang terinfeksi?
Sampai saat ini sejumlah penelitian sedang dikembangkan untuk memahami dampak infeksi dari COVID-19 pada ibu hamil. Dengan data-data yang ada belum ada bukti bahwa ibu hamil berisiko mengembangkan kondisi yang parah ketika terinfeksi.
Akan tetapi, perlu diketahui dengan adanya perubahan tubuh dan sistem kekebalan tubuh, ibu hamil sangat mungkin terpengaruh oleh infeksi pernapasan.
Oleh karena itu, para ibu hamil sangat dianjurkan untuk tidak melewatkan sesi konsultasi dokter kandungan dan tetap melakukan upaya pencegahan COVID-19.