Risiko-risiko tersebut lebih tinggi pada orang-orang yang berusia di atas 65 tahun, memiliki masalah kekebalan tubuh, mengalami obesitas, atau memiliki penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi.
Bahkan jika sudah mendapatkan vaksinasi sekalipun, orang-orang yang termasuk dalam golongan berisiko masih bisa mengalami penurunan kondisi yang buruk ketika terkena varian Omicron.
Gejala ringan juga bukan berarti bisa dianggap sepele. Dalam ranah penyakit menular dan epidemiologi, gejala ringan tidak selalu berupa pilek. Penanda penyakit ringan yakni apakah kondisinya mengharuskan pasien dirawat di rumah sakit atau tidak.
Infeksi yang ringan tetap bisa membuat Anda merasakan demam tinggi, nyeri otot, dan lemas beberapa hari. Gejala tersebut memang menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi belum tentu memerlukan perawatan di rumah sakit.
Perlu Anda ketahui, varian Omicron juga lebih mudah menyebar daripada varian COVID-19 lainnya. Menurut WHO, Omicron menyebar lebih cepat secara signifikan dibandingkan varian Delta dengan kasusnya yang dapat berlipat ganda setiap 1,5 hingga 3 hari.
Masalahnya, lonjakan kasus Omicron terjadi saat musim hujan, yakni ketika penularan penyakit lain seperti flu dan demam berdarah biasanya meningkat.
Karena gejala awalnya yang serupa, cukup sulit untuk membedakan apakah kondisi yang Anda alami merupakan tanda COVID-19 varian Omicron atau penyakit infeksi lain.
Jadi, sebaiknya lakukan pemeriksaan agar Anda bisa memastikan diagnosis penyakit dan mendapatkan penanganan COVID-19 yang tepat.
Lindungi diri dari varian Omicron dengan melakukan vaksinasi
Vaksinasi COVID-19 tetap menjadi langkah terbaik untuk melindungi masyarakat dari penyakit ini dan mengurangi potensi kemunculan varian baru.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar