backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Panduan Merawat Penderita TBC (Tuberkulosis) di Rumah

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 03/11/2023

    Panduan Merawat Penderita TBC (Tuberkulosis) di Rumah

    Ada banyak hal yang perlu Anda perhatikan dalam perawatan penderita pasien tuberkulosis (TBC) di rumah. Sebagai contoh, pasien TBC diharuskan berada dalam ruangan yang tidak banyak melakukan kontak fisik dengan banyak orang untuk mencegah penularan yang lebih luas.

    Penularan penyakit TBC memang dapat terjadi dengan sangat mudah lewat udara dan kontak dekat. Di sisi lain, mereka sangat membutuhkan dukungan dan bahkan bantuan perawatan langsung dari orang terdekat.

    Nah, bagaimana jika salah satu anggota keluarga Anda mengidap penyakit ini? Seperti apa perawatan pasien penderita TBC yang perlu dilakukan di rumah?

    Panduan perawatan penderita TBC di rumah

    tata cara menjenguk orang sakit

    Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

     Gejala tuberkulosis muncul akibat melemahnya fungsi sistem pernapasan sehingga berpengaruh pada penurunan kualitas hidup penderitanya.

    Dalam kondisi tertentu, bakteri penyebab tuberkulosis juga dapat memengaruhi organ tubuh lainnya sehingga kondisi kesehatan penderitanya semakin menurun.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pengidap tuberkulosis juga wajib mendapatkan pengobatan intensif yang menyeluruh.

    Mereka harus mengikuti cara minum obat TBC sesuai dengan jadwalnya. Maka dari itu, pengidap TBC membutuhkan bantuan perawatan dari orang terdekat, terutama anggota keluarga di rumah.

    Untuk membantu anggota keluarga yang terkena TBC sekaligus mengurangi risiko penularannya, diperlukan pengetahuan khusus seputar perawatan pasien tuberkulosis di rumah.

    Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda ikuti.

    1. Sediakan ruangan khusus untuk pasien TBC

    Tidak semua pengidap TBC harus menjalani perawatan secara isolasi. Pasien TB paru aktif pun bisa menjalani pengobatan rawat jalan.

    Namun, penderita TBC resistan obat (TB MDR) sebaiknya melakukan pengobatan di pusat rehabilitasi. Jika terpaksa dirawat di rumah, mereka harus beristirahat dalam kamar isolasi khusus.

    Salah satu tips perawatan penderita TBC di rumah adalah memastikan mereka tidak sembarangan keluar ruangan isolasi. Meski begitu, bukan berarti Anda harus mengurungnya.

    Pastikan Anda memberikan pemahaman mengapa Anda melakukan hal ini. Beri tahu bahwa Anda bukan mengasingkannya, melainkan membatasi kontak langsung untuk sementara waktu.

    Ingatkan bahwa TBC merupakan penyakit menular. Membatasi kontak langsung akan membantu mengurangi risiko penularan penyakit kepada orang-orang di sekitarnya.

    2. Selalu gunakan masker

    Masker tidak hanya digunakan oleh anggota keluarga yang memberikan perawatan kepada pasien TBC di rumah.

    Anda juga perlu memperingatkan mereka yang ingin menjenguk untuk menggunakan masker atau pelindung wajah lainnya selama berada di ruangan tersebut.

    Bahkan, lebih baik lagi jika pasien tidak dikunjungi dahulu selama beberapa waktu. Terutama oleh kelompok yang berisiko, seperti lansia dan anak-anak.

    Dengan begitu, Anda dapat mencegah penularan bakteri TBC yang dapat terjadi dengan sangat cepat.

    3. Mengingatkan mereka untuk minum obat

    Satu lagi hal yang tidak boleh dilewatkan dalam perawatan penderita TBC di rumah adalah mengingatkan mereka untuk tidak lupa minum obat TBC

    Jika obat tuberkulosis tidak dikonsumsi dengan benar, efek resistansi atau kebal terhadap obat bisa terjadi.

    Itu sebabnya, jangan pernah bosan untuk mengingatkan dan memastikan mereka minum obat sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

    Akan lebih baik jika Anda bersedia membantu pasien dengan menjadi pengawas minum obat (PMO) TBC yang mengingatkan jadwal minum obat secara rutin. 

    Agar tidak ikut lupa, Anda dapat membuat jadwal pada kalender, mengatur alarm pada ponsel, dan membuat catatan kecil yang diletakkan di tempat yang mudah terlihat.

    Selain itu, Anda juga perlu mengingatkan pasien agar tidak lupa untuk menghadiri sesi konsultasi rutin dengan dokter sesuai yang sudah dijadwalkan. 

    Dengan begitu, mereka mungkin tidak akan melewatkan pengobatan yang sangat berperan penting dalam proses penyembuhan.

    4. Mendengarkan keluh kesah pasien selama pengobatan

    mendampingi pasangan penderita TBC di rumah dalam masa perawatan

    Melakukan perawatan untuk penderita TBC di rumah memang membutuhkan kesabaran yang tinggi.

    Keadaan yang terbatas sering kali membuat pasien frustrasi dan butuh teman curhat. Di sinilah peran Anda sangat dibutuhkan. 

    Selama proses penyembuhan yang mungkin berlangsung selama 6–8 bulan ini, akan ada saatnya pasien merasa lelah dan ingin berhenti menjalankan pengobatan.

    Belum lagi stigma akan penyakit ini membuat pasiennya merasa ditolak dan diasingkan.

    Meski terkadang Anda juga lelah, cobalah untuk bertahan. Dengarkan apa yang menjadi keluhan dan kesedihan mereka dengan sabar.

    Jika waktunya tepat, cobalah untuk ingatkan kembali seberapa pentingnya menjalani pengobatan hingga tuntas. Tidak hanya untuk pasien, tapi juga orang di sekitarnya.

    Hal ini mungkin dapat mendorong pasien untuk lebih bersemangat saat berkonsultasi dengan dokter dan mengonsumsi obat-obatan. 

    Menghabiskan waktu dengan pasien tuberkulosis sejak awal setidaknya membuat mereka merasa mendapatkan dukungan dari orang terdekat selama menjalani pengobatan.

    Jika merasa kewalahan untuk merawat pasien sendiri, Anda juga bisa meminta bantuan dari anggota keluarga lain di rumah.

    Pengobatan TBC merupakan proses yang rumit dan memakan waktu. Itu sebabnya, dukungan dari semua orang yang ada di rumah sangatlah berarti.

    Kesimpulan

    • Peran anggota keluarga di rumah sangatlah penting karena pengidap tuberkulosis wajib mendapatkan pengobatan intensif yang menyeluruh.
    • Pasien harus minum obat secara teratur, membatasi kontak dengan orang lain, dan menggunakan masker saat akan berinteraksi dengan orang lain.
    • Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan yaitu menyediakan ruangan isolasi khusus, menggunakan masker, mengingatkan pasien untuk minum obat, dan mendengarkan keluh kesah pasien.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 03/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan