Viagra merupakan salah satu obat kuat paling populer untuk mengatasi impotensi (disfungsi ereksi) pada pria. Banyak pria mengaku mendapatkan kepuasan bercinta setelah mengonsumsi obat yang satu ini. Namun bagaimana jadinya kalau wanita mengonsumsi Viagra? Apakah efektif dan adakah bahaya atau efek sampingnya? Ketahui jawabannya dalam artikel ini.
Apakah obat Viagra aman dikonsumsi wanita?
Secara umum, Viagra bekerja secara efektif pada pria yang mengalami disfungsi ereksi hingga 65% sampai 70%.
Namun, Viagra sebagai pengobatan untuk wanita yang memiliki gairah seksual rendah sampai saat ini masih kontroversial.
Pasalnya melansir Mayo Clinic, U.S. Food and Drug Administration (FDA) belum menyetujui obat Viagra untuk dikonsumsi wanita. Kebanyakan dokter pun tidak akan meresepkannya untuk wanita.
Penelitian yang dilakukan beberapa tahun terakhir juga belum ada yang bisa menemukan khasiat dan keamanan penggunaan obat tersebut pada wanita.
Akan tetapi, kini ada obat setara Viagra yang sudah disetujui oleh FDA sebagai pengobatan untuk hasrat seksual rendah pada wanita menjelang masa menopause.
Obat tersebut, yaitu antidepresan flibanserin dengan nama dagang Addyi. Flibanserin bekerja dengan cara yang sangat berbeda dengan Viagra, yaitu menargetkan otak, bukan organ genital.
Selain itu, obat ini dimaksudkan untuk mengobati gangguan hasrat seksual hipoaktif (HSDD). HSDD adalah kondisi medis yang menandakan hasrat seksual rendah.
Namun, kelemahan obat perangsang wanita ini tidak bisa digunakan bersamaan dengan alkohol karena memberikan interaksi yang berbahaya.
Perlu Anda Ketahui
Adakah manfaat obat Viagra untuk wanita?
Berdasarkan penelitian, manfaat obat Viagra bagi wanita belum bisa dibuktikan setelah diketahui tidak adanya peningkatan hasrat seksual.
Sebelumnya, para peneliti telah berteori bahwa obat kuat ini memiliki efek seksual yang sama seperti yang dialami para pria jika wanita mengonsumsi obat tersebut.
Viagra diyakini akan meningkatkan kadar oksida nitrat dalam tubuh untuk melancarkan aliran darah.
Pada pria, oksida nitrat ini akan meningkatkan aliran darah ke penis sehingga pemiliknya dapat mempertahankan ereksi.
Sementara pada wanita, oksida nitrat ini akan meningkatkan pasokan darah ke area vagina dan klitoris.
Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi Viagra mengalami peningkatan fungsi orgasme.
Pada penelitian ini, Viagra digunakan untuk mengatasi disfungsi seksual pada wanita yang terkait dengan penggunaan obat antidepresan berupa penghambat reuptake serotonin
Namun ternyata, hasil penelitian tersebut tidak menunjukkan adanya kenaikan hasrat seksual.
Penyebab penurunan gairah seksual pada wanita
- Tekanan atau stres dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
- Kondisi hubungan bersama pasangan.
- Perubahan besar dalam hidup, seperti kehamilan atau menopause.
- Bagi sebagian wanita, gangguan orgasme mungkin terjadi sehingga menimbulkan kekhawatiran yang berujung pada hilangnya minat terhadap seks.
- Masalah kesehatan mental.
- Kondisi kronis, seperti diabetes atau multiple sclerosis.
Efek samping obat Viagra pada wanita
Meskipun obat ini dikhususkan untuk pria, nyatanya Viagra juga tidak aman bagi beberapa pria yang mengonsumsinya.
Efek sampingnya bisa meliputi masalah jantung, tekanan darah tinggi, masalah mata, penyakit hati kronis, atau penyakit ginjal.
Sementara itu, jika Viagra digunakan oleh wanita, efek samping yang muncul pun umumnya sama dengan yang dialami oleh pria, yang meliputi berikut ini.
- Sakit kepala.
- Gangguan pencernaan.
- Pusing.
- Perubahan penglihatan.
- Hidung tersumbat atau berair.
- Nyeri otot atau punggung.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa efek samping ini mungkin tidak sebanding dengan manfaat potensial yang diberikan, terutama pada wanita tanpa disfungsi seksual.
Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Viagra atau obat untuk meningkatkan gairah seksual lainnya.
Dokter dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan membantu menentukan apakah obat ini sesuai atau aman untuk kondisi medis Anda.
Selain itu, dokter mungkin dapat memberikan alternatif pengobatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan kesehatan Anda.
[embed-health-tool-ovulation]