Seks dengan pasangan seharusnya menjadi hal yang sangat menyenangkan. Tidak selalu berkaitan dengan kenikmatan saat orgasme, tetapi manfaat berhubungan intim juga bisa memperkuat ikatan hubungan dengan pasangan. Namun pada kenyataannya, tidak semua orang bisa menikmati aktivitas fisik ini. Salah satunya para penderita coital cephalgia.
Apa itu coital cephalgia?
Coital cephalgia adalah gangguan atau serangan sakit kepala yang terjadi pada saat atau setelah melakukan hubungan seksual.
Serangan sakit kepala umumnya terjadi di dasar tengkorak akibat orgasme yang dipicu oleh aktivitas seksual, termasuk masturbasi.
Kondisi ini dikenal juga dengan istilah orgasmic cephalgia, orgasmic headache, sex-related headached, sexual headaches atau primary headache with sexual activity (HSA).
Sakit kepala saat berhubungan intim biasanya dialami oleh pria. Namun, wanita juga bisa mengalami gangguan ini.
Apa tanda dan gejala coital cephalgia?
Penderita coital cephalgia sering kali menunjukkan rasa sakit kepala saat berhubungan intim dan juga berkaitan dengan aktivitas seksual yang dilakukannya.
Rasa sakit sering kali muncul dari dasar tengkorak dan menjalar ke bagian depan.
Biasanya rasa sakit ini timbul secara tiba-tiba atau bisa juga secara perlahan-lahan, kemudian memburuk selama aktivitas seksual atau masturbasi.
Rasa sakit muncul hampir berbarengan dengan orgasme dan berlangsung selama beberapa menit, jam, bahkan beberapa hari.
Coital cephalgia bisa digolongkan ke dalam tiga kategori yang dibedakan berdasarkan lamanya serangan. Berikut masing-masing penjelasannya.
1. Coital cephalgia awal (early coital cephalgia)
Coital cephalgia awal merupakan jenis yang biasanya berlangsung singkat dengan intensitas dari sedang hingga berat.
Jenis yang pertama ini diduga memiliki keterkaitan dengan kontraksi otot di daerah sekitar kepala.
Hal ini diduga berhubungan dengan kontraksi berlebihan dari otot-otot kepala dan leher yang terjadi sebelum orgasme.
Maka dari itu, jenis ini sering kali ditandai dengan gejala pengencangan dan ketegangan otot, yang terkadang disertai nyeri tumpul.
Pada jenis ini, sakit kepala terjadi di bagian belakang mata dan servikal. Biasanya, rasa nyeri akan bertambah parah seiring dengan peningkatan gairah seksual.
2. Coital cephalgia orgasme (orgasmic coital cephalgia)
Coital cephalgia orgasme tergolong sakit kepala yang berat dan merupakan jenis yang paling umum terjadi ketimbang kasus sakit kepala terkait aktivitas seksual lainnya.
Penyebabnya diduga berkaitan dengan tekanan darah. Akan tetapi bila sakit kepala terus berlanjut ketika tekanan darah sudah kembali normal, kemungkinan besar ada faktor-faktor lain seperti menderita migrain.
Jenis ini bisa terjadi mendadak dan berlangsung kurang lebih 15—20 menit.
Bahkan dalam beberapa kasus, jenis yang kedua ini sering dan umum terjadi saat orgasme. Rasa sakit sering kali dirasakan di bagian oksipital atau belakang mata.
Namun, jenis yang kedua ini bisa dicegah dengan menunda ejakulasi atau orgasme.
3. Coital cephalgia terlambat (late coital cephalgia)
Coital cephalgia terlambat adalah serangan sakit kepala yang datang saat berdiri setelah melakukan hubungan seksual.
Sakit kepala jenis ini dihubungkan dengan tekanan cairan serebrospinal yang rendah.
Apa penyebab coital cephalgia?
Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, beberapa faktor yang mungkin memicu sakit kepala saat atau setelah berhubungan intim meliputi berikut ini.
1. Vasodilatasi
Vasodilatasi, atau pelebaran pembuluh darah, dapat menjadi salah satu faktor penyebab sakit kepala saat berhubungan intim.
Ketika seseorang terlibat dalam aktivitas seksual, terutama selama orgasme, tubuh mengalami perubahan fisiologis, termasuk perubahan pada sistem peredaran darah.
Selama aktivitas seksual, terjadi vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang dapat meningkatkan aliran darah ke kepala.
Ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan menyebabkan sakit kepala.
2. Ketegangan otot
Aktivitas seksual dapat memicu ketegangan otot, terutama pada daerah leher, kepala, dan wajah. Hal ini bisa menjadi penyebab sakit kepala.
Ketegangan otot dapat terjadi akibat kecemasan atau stres yang berkaitan dengan aktivitas seksual atau faktor-faktor emosional lainnya.
Kecemasan atau stres yang berkaitan dengan aktivitas seksual atau faktor-faktor emosional lainnya bisa menimbulkan ketegangan otot.
Selain itu, beberapa posisi seks serta aktivitas seksual yang intens dapat memicu ketegangan otot tertentu dalam tubuh, terutama pada leher dan punggung bagian atas.
3. Perubahan hormonal
Perubahan hormon selama aktivitas seksual, terutama saat mencapai orgasme, dapat menimbulkan sakit kepala.
Aktivitas seksual yang intens atau kecemasan yang berkaitan dengan aktivitas seksual dapat meningkatkan kadar hormon stres, seperti kortisol.
Peningkatan hormon stres ini dapat memengaruhi sistem vaskular dan memicu pelebaran pembuluh darah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan sakit kepala.
Selain itu, selama orgasme, tubuh mengalami perubahan hormon seksual seperti peningkatan oksitosin dan prolaktin serta penurunan kadar dopamin.
Perubahan ini juga mungkin berperan dalam memicu sakit kepala saat berhubungan intim. Oksitosin, misalnya, dapat memengaruhi regulasi tekanan darah dan mempengaruhi pembuluh darah di kepala.