Anda tetap harus berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisi yang Anda alami. Informasi tadi sebaiknya dijadikan bekal untuk pertanyaan kepada dokter saat konsultasi.
Bahaya self-diagnosis
Terdapat beberapa bahaya nyata yang dapat timbul terkait perilaku mendiagnosis diri sendiri alias self-diagnosis. Berikut beberapa di antaranya.
1. Diagnosis yang salah
Beberapa gangguan kesehatan, baik fisik maupun mental, dapat memiliki gejala yang serupa. Salah satu contohnya yaitu batuk.
Batuk dapat menjadi tanda dari beragam masalah kesehatan, mulai dari flu hingga gangguan pernapasan. Bahkan, ada juga yang mengalami batuk akibat asam lambung naik.
Ketika mengira-ngira apa yang terjadi pada diri Anda, bisa jadi perkiraan tersebut meleset dari yang sebenarnya. Akibatnya, Anda tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.
2. Masalah yang lebih serius tidak terdeteksi
Gejala psikologis yang Anda alami bisa jadi merupakan dampak dari masalah kesehatan fisik.
Misalnya, apa yang Anda kira sebagai serangan panik mungkin diakibatkan oleh detak jantung tidak beraturan atau masalah pada kelenjar tiroid.
Pada contoh kasus lainnya, tumor otak dapat memengaruhi bagian otak yang mengatur emosi dan kepribadian orang yang mengidapnya.
Orang yang melakukan self-diagnosis mungkin mengira dirinya sedang mengalami gangguan kepribadian, padahal ada tumor berbahaya yang bersarang dalam otaknya.
3. Salah minum obat
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar