Luka terbuka bisa memicu perdarahan hebat yang bisa berakibat fatal. Pemasangan tourniquet bisa menghentikannya hingga bantuan tenaga medis tiba.
Simak ulasan mengenai fungsi tourniquet, prosedur pemasangan, hingga kesalahan yang mungkin terjadi berikut ini.
Apa itu tourniquet?
Tourniquet adalah pengikat berbentuk pita atau tali elastis yang umum digunakan untuk menghentikan perdarahan luar yang cukup hebat.
Perdarahan hebat bisa terjadi saat pembuluh arteri atau vena utama terputus sehingga tekanan langsung pada luka tidak sanggup menghentikannya.
Alat medis yang juga disebut turniket ini dililitkan pada bagian sekitar kaki atau lengan untuk mencegah aliran darah keluar dari luka terbuka dalam jangka waktu tertentu.
Selain untuk pertolongan pertama, tourniquet berfungsi untuk membantu pengambilan darah agar pembuluh darah pada lengan lebih terlihat.
Fungsi tourniquet untuk menghentikan perdarahan
Tourniquet dapat membantu mengatasi perdarahan hebat yang mengancam jiwa. Perdarahan hebat bisa berasal dari luka tusuk dan luka robek akibat benda tajam, ataupun luka tembak.
Perdarahan hebat membuat Anda dengan cepat kehilangan banyak darah. Kondisi ini berisiko membuat orang dewasa kehilangan 40% volume darah dalam 3–4 menit.
Kehilangan darah dalam jumlah besar membuat tubuh rentan mengalami syok hipovolemik, yakni suatu kondisi gawat darurat akibat hilangnya darah atau cairan tubuh.
Sejumlah tanda-tanda syok, seperti kulit pucat dan dingin, bibir membiru, detak jantung tidak beraturan, denyut nadi lemah, napas pendek, hingga tak sadarkan diri.
Penggunaan tourniquet berfungsi menekan laju darah yang keluar dari luka terbuka sehingga tubuh tidak kehilangan banyak darah dan mencegah terjadinya syok.
Sebuah studi dalam Journal of American College of Surgeons (2018) menemukan penggunaan tourniquet dapat menurunkan risiko kematian, sekalipun tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
Penelitian ini menunjukkan turniket bisa menurunkan risiko kematian enam kali lebih kecil pada seseorang dengan cedera pembuluh darah perifer.
Meski begitu, turniket hanya dipakai untuk menekan perdarahan di luka. Alat ini tidak bisa menghentikan sumber perdarahan, baik dalam perdarahan arteri maupun vena utama.
Prosedur pemasangan tourniquet
Pada dasarnya, tourniquet memiliki fungsi mencegah seseorang kehilangan banyak darah hingga tenaga medis datang.
Saat ini, tersedia tourniquet medis dengan pita elastis dan pengait yang mudah Anda gunakan. Namun, alat ini masih sulit ditemukan untuk menangani kedaruratan.
Anda dapat membuat turniket sendiri dengan perban segitiga yang tersedia dalam kotak P3K. Jika masih sulit ditemukan, Anda bisa menggunakan pakaian atau handuk bersih.
Anda bisa mencoba menerapkan langkah-langkah pemasangan tourniquet berikut saat mengatasi perdarahan.
1. Periksa luka secepat mungkin
Pastikan untuk membantu orang tersebut dalam posisi duduk atau berbaring supaya Anda bisa memeriksa luka dan perdarahan dengan lebih baik.
Secepat mungkin, Anda perlu menentukan jenis dan luas perdarahan, sumber perdarahan, dan luka tusuk akibat benda asing yang menancap pada luka.
Jika terdapat benda asing, jangan sembarangan mencabutnya karena bisa memperparah perdarahan. Lebih baik balut luka dan bagian di sekitarnya dengan perban.
2. Terapkan tekanan
Berikan tekanan langsung pada luka untuk mengontrol perdarahan. Anda mungkin perlu menahan luka selama 10 menit agar darah menggumpal dan menutup perdarahan.
Apabila tekanan langsung gagal menghentikan perdarahan, selanjutnya Anda perlu memasang turniket pada bagian sekitar luka.
Selama berusaha mengatasi perdarahan, sebaiknya segera hubungi juga nomor panggilan darurat agar bantuan medis cepat datang.