backup og meta

Cat Scratch Disease

DefinisiGejalaPenyebabFaktor risikoDiagnosisPengobatanPencegahan

Setelah terkena cakaran atau gigitan kucing, Anda mungkin hanya membiarkan lukanya sampai sembuh sendiri. Luka cakaran memang bisa hilang dalam beberapa hari. Akan tetapi, ternyata cakaran kucing juga bisa menimbulkan penyakit yang disebut cat scratch disease.

Cat Scratch Disease

Apa itu cat scratch disease?

Cat scratch disease (CSD) adalah penyakit yang timbul akibat cakaran dan gigitan kucing yang sudah terinfeksi bakteri Bartonella henselae.

Selain itu, penyakit yang menular dari kucing ini juga mungkin terjadi ketika kucing menjilati luka terbuka pada kulit manusia.

Sekitar 40% kucing dan anak kucing diketahui terinfeksi bakteri Bartonella henselae. Umumnya, bakteri ini paling banyak terdapat di bagian mulut atau cakar kucing.

Setelah Anda digigit atau dicakar kucing, bakteri dapat menyebar ke kelenjar getah bening yang letaknya paling dekat dengan luka cakaran atau gigitan.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, CSD lebih banyak dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun. 

Penyakit ini pun lebih banyak dialami oleh mereka yang memelihara kucing atau bersinggungan dengan kucing setiap hari. 

Tanda dan gejala cat scratch disease

Gejala CSD umumnya muncul 3–10 hari setelah terkena cakaran. Gejala berawal dari benjolan melepuh pada area yang digigit atau dicakar kucing dan sering kali mengandung nanah.

Setelah satu hingga tiga minggu, kelenjar getah bening yang letaknya paling dekat dengan luka akan membengkak. Ini menandakan peningkatan kadar sel darah putih untuk melawan infeksi.

Tanda dan gejala khas lainnya dari cat scratch disease seperti:

  • mual dan muntah,
  • sakit kepala,
  • demam,
  • nyeri otot atau sendi,
  • kelelahan,
  • kehilangan selera makan, serta
  • penurunan berat badan.

Mungkin ada tanda atau gejala lain yang tidak dijelaskan di atas. Apabila Anda merasa khawatir mengenai gejala tertentu dari penyakit infeksi ini, konsultasikanlah dengan dokter.

Kapan harus periksa ke dokter?

Pada orang sehat, infeksi akibat cakaran kucing ini akan segera hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, penting untuk segera periksa ke dokter bila mengalami gejala-gejala seperti berikut.
  • Membengkaknya kelenjar getah bening tanpa sebab dan makin parah dalam waktu 2–4 minggu.
  • Kulit pada area pembengkakan menjadi terasa keras dan tidak elastis ketika disentuh.
  • Demam berkepanjangan, berkeringat saat tidur, atau turun berat badan tiba-tiba.

Penyebab cat scratch disease

cakaran kucing

Cat scratch disease disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae. Banyak kucing domestik yang terinfeksi ini, tetapi jarang memperlihatkan gejala atau bahkan jatuh sakit.

Kendati demikian, infeksi bakteri yang parah akan menyebabkan kucing kesulitan bernapas dan menunjukkan ciri-ciri infeksi di sekitar mulut, mata, atau saluran kemih.

Biasanya, kucing dapat terinfeksi bakteri ini dari menggaruk atau menggigit kutu yang terinfeksi. Berkelahi dengan kucing yang terinfeksi juga bisa menyebabkan penularan bakteri ini.

Kucing yang terinfeksi selanjutnya bisa menularkan bakteri ini ke manusia dengan menjilat luka terbuka atau lewat gigitan dan cakaran yang cukup keras hingga merusak permukaan kulit.

Maka dari itu, CSD termasuk zoonosis atau penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia. Namun, penyakit ini tidak bisa menular antarmanusia.

Faktor risiko cat scratch disease

Penyakit CSD lebih berisiko dialami oleh orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, misalnya hamil, pengidap kanker, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), dan pasien transplantasi organ.

Selain itu, seseorang akan lebih mudah terinfeksi bakteri penyebab cat scratch disease, bila:

  • memelihara atau sering bermain dengan kucing, terutama anak kucing yang lebih lincah dan sering menggigit,
  • tidak segera membersihkan luka setelah terkena cakaran atau gigitan kucing,
  • membiarkan kucing menjilati luka terbuka di kulit, 
  • tidak mengobati kutu kucing, serta
  • kurang menjaga kebersihan kandang kucing atau lingkungan rumah secara menyeluruh. 

Diagnosis cat scratch disease

Hal paling penting dilakukan setelah dicakar atau digigit kucing adalah memberikan pertolongan pertama pada luka untuk mencegah kemungkinan infeksi.

Namun, bila terlanjur menunjukkan gejala, Anda tentu memerlukan pemeriksaan dengan dokter.

Untuk mendiagnosis cat scratch disease, dokter terlebih dahulu akan menanyakan terkait gejala yang muncul, riwayat kesehatan, dan waktu kontak dengan kucing sebelumnya.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area yang digigit dan dicakar kucing. Dokter mungkin juga akan mengecek kondisi kelenjar getah bening di sekitar luka tersebut.

Pemeriksaan lanjutan, seperti tes darah, juga dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya bakteri atau antibodi yang melawan infeksi.

Pengobatan cat scratch disease

antibiotik untuk diare

Pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien dan tingkat keparahan infeksi.

Pada kasus cat scratch disease ringan, umumnya Anda tidak membutuhkan perawatan khusus. 

Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri, seperti paracetamol, untuk membantu meredakan rasa nyeri atau pembengkakan akibat cakaran kucing.

Untuk pasien dengan kekebalan tubuh yang lemah, dokter dapat meresepkan antibiotik, seperti azithromycin. Infeksi biasanya hilang dalam 1–2 minggu setelah pemberian antibiotik.

Jika mengalami demam, dokter akan menyarankan Anda untuk beristirahat total hingga demam turun. Perbanyak konsumsi cairan untuk mencegah dehidrasi akibat demam.

Apabila kelenjar getah bening yang membengkak terasa sangat kencang atau nyeri, dokter bisa melakukan operasi kecil untuk mengeluarkan cairan di dalamnya.

Pencegahan cat scratch disease

Infeksi akibat cakaran atau gigitan kucing sebenarnya bisa dicegah. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah CSD.

  • Jangan memegang kucing liar yang tidak diketahui kondisi kesehatannya.
  • Hindari bermain dengan kucing ketika kondisi tubuh Anda terasa kurang fit atau sehat.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap kali Anda bermain, membelai, atau menggendong kucing peliharaan.
  • Jangan membiarkan kucing menjilati luka terbuka pada kulit Anda.
  • Rawat kucing peliharaan dengan baik, seperti memandikan dan memotong kuku kucing secara teratur.
  • Gunakan obat antikutu untuk membasmi kutu kucing setidaknya sebulan sekali.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang penyakit ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik masalah Anda.

Kesimpulan

  • Cat scratch disease (CSD) adalah infeksi bakteri Bartonella henselae yang menular dari cakaran dan gigitan kucing ataupun jilatan kucing pada luka terbuka.
  • Tanda infeksi cakaran kucing seperti mual, muntah, sakit kepala, demam, nyeri otot atau sendi, kelelahan, hingga pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Meski umumnya ringan, CSD dapat memicu gejala parah pada orang dengan kekebalan lemah. Pemberian obat antibiotik efektif untuk mengobati infeksi bakteri ini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

About Bartonella henselae. (2024). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved July 15, 2025, from https://www.cdc.gov/bartonella/about/about-bartonella-henselae.html

Cat scratch disease. (2024). Johns Hopkins Medicine. Retrieved July 15, 2025, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/cat-scratch-disease

Cat scratch disease. (2024). MedlinePlus. Retrieved July 15, 2025, from https://medlineplus.gov/catscratchdisease.html

Cat scratch fever: Causes, symptoms & treatment. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved July 15, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23537-cat-scratch-fever

Baranowski, K., & Huang, B. (2023). Cat Scratch Disease. StatPearls Publishing. Retrieved July 15, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482139/

Versi Terbaru

15/07/2025

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

5 Cara Membunuh Kutu Scabies dan Telurnya dengan Efektif

Bahaya Bulu Kucing bagi Kesehatan dan Cara Mencegahnya


Ditinjau oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic · Ditulis oleh Winona Katyusha · Diperbarui 15/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan