backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kenapa Suara Anak Laki-Laki Berubah Saat Puber? Ini Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Aisya Fikritama, Sp.A · Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

Kenapa Suara Anak Laki-Laki Berubah Saat Puber? Ini Penyebabnya

Saat memasuki masa puber, banyak perubahan yang terjadi pada tubuh dan perilaku anak. Pada anak laki-laki, perubahan yang terlihat adalah suara yang menjadi lebih berat. Lantas, apa penyebab suara anak laki-laki berubah saat puber? Ini penjelasannya.

Usia berapa suara anak laki-laki berubah?

Pubertas merupakan suatu tahap perkembangan seorang anak menjadi dewasa secara fisik. Pada anak perempuan dan laki-laki, pubertas memiliki waktu berbeda.

Biasanya, pubertas anak perempuan terjadi pada usia 8—13 tahun dan anak laki-laki saat usia 9—14 tahun.

Untuk mencapai fisiknya yang dewasa, anak laki-laki dan perempuan akan mengalami perubahan fisik pada masa tersebut.

Suara anak laki-laki umumnya mulai berubah saat mereka memasuki masa pubertas ini, yang biasanya terjadi antara usia 11—16 tahun. Proses ini disebut dengan perubahan suara (pubertas vokal).

Pada masa ini, laring dan pita suara anak laki-laki mengalami pertumbuhan dan pematangan yang signifikan, menyebabkan perubahan dalam karakteristik vokal mereka.

Suara yang sebelumnya tinggi dan lembut dapat menjadi lebih dalam, berat, dan sering kali kasar.

Suara yang berubah ini adalah salah satu dari banyak perubahan fisik yang terjadi selama masa puber pada remaja laki-laki.

Penyebab suara berubah saat puber pada anak laki-laki

pubertas terlambat

Ciri-ciri pubertas anak laki-laki dan perempuan tentu berbeda. Pada masa pubertas, tubuh laki-laki mulai memproduksi banyak hormon testosteron.

Lalu, apa pengaruhnya dengan perubahan suara pada anak laki-laki? Berikut penjelasan tentang penyebab suara anak laki-laki yang berubah saat puber.

1. Laring menebal

Mengingat hormon testosteron meningkat saat puber, apakah ini berpengaruh pada suara yang menjadi lebih berat? Ya, benar. 

Mengutip dari Kids Health, hormon testosteron membuat laring laki-laki tumbuh besar saat remaja. Laring bertanggung jawab untuk memproduksi suara.

Laring terletak di tenggorokan bagian atas trakea atau tenggorokan. Bentuknya seperti tabung hampa udara dengan tinggi sekitar 5 cm. 

Di dalam laring, terdapat pita suara yang akan melemas saat seseorang bernapas. Saat dinding laring melemas, udara akan masuk dan keluar dari paru-paru.

Ketika berbicara, pita suara berdekatan dengan membentang di pangkal tenggorokan. Udara dari paru-paru kemudian keluar di antara pita suara dan membuat getaran sehingga membentuk nada suara. 

Mengingat laring laki-laki semakin tumbuh besar saat puber, pita suara akan tumbuh lebih panjang dan tebal. Ini menjadi penyebab suara berubah jadi lebih berat saat puber.

Saat laring membesar, akan ada tonjolan di bagian depan tenggorokan, itu adalah jakun. Pada anak perempuan, laring juga tumbuh besar tetapi tidak sebanyak anak laki-laki.

2. Pertumbuhan tulang wajah

Selama masa puber, kondisi tulang wajah anak laki-laki akan bertumbuh dan berpengaruh pada suara yang berubah.

Rongga dalam sinus, hidung, dan bagian belakang tenggorokan juga tumbuh lebih besar.

Ini menciptakan lebih banyak ruang di wajah, sehingga lebih banyak ruang pula bagi suara untuk bergema.

Semua faktor ini jadi penyebab kenapa suara berubah saat puber terjadi pada remaja laki-laki.

Kalau diibaratkan, perubahan suara laki-laki saat puber seperti sebuah gitar. Ketika seseorang memetik senar tipis, getaran akan menghasilkan nada tinggi.

Sementara itu, saat memetik senar tebal, kedengarannya jauh lebih dalam ketika bergetar.

Sebelum mengalami pertumbuhan, laring laki-laki relatif kecil dan pita suara relatif tipis. Jadi suara anak laki-laki akan tinggi. 

Namun, saat tulang, tulang rawan, dan pita suara tumbuh, suara akan mulai terdengar seperti orang dewasa.

Perubahan lainnya pada anak laki-laki saat puber

kesehatan remaja

Selain suara yang berubah, puber juga menjadi penyebab dari perubahan lain pada tubuh anak laki-laki.

Berikut dua perubahan lain pada anak laki-laki yang sedang pubertas.

1. Ukuran testis dan penis membesar

Tidak ada waktu yang pasti kapan ukuran testikel dan penis anak membesar. Bertambahnya ukuran penis bisa terjadi sejak usia 9 tahun atau lebih dewasa.

Ada juga sebagian remaja usia 15 tahun yang masih belum mengalaminya. Namun, jangan khawatir karena biasanya kondisi semacam itu masih normal. 

Setiap anak bisa mengalami perkembangan fisik yang berbeda-beda, baik usia perubahan maupun ukurannya.

Selain itu, tidak perlu khawatir bila terdapat sedikit perbedaan ukuran testis pada satu anak dengan anak yang lainnya karena kondisi tersebut sangat normal. 

2. Mimpi basah

Selain suara berubah, perubahan saat puber lainnya yang terjadi pada anak laki-laki, yaitu mimpi basah atau ejakulasi ketika anak tidur.

Penis dapat mengalami ereksi atau menegang karena penuh oleh darah dan juga bisa mengeluarkan air mani. Hal ini terjadi karena meningkatnya hormon testosteron.

Orangtua perlu menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang mimpi basah pada anak laki-laki.

Kalau anak Anda melaporkan ia mengalami mimpi basah, minta ia untuk rutin memeriksa dengan meraba penis dan testikel setelah mandi.

Ini untuk mengetahui bentuk normal penis dan testikel, apakah terdapat benjolan atau tidak.

Bila terasa ada benjolan, perubahan warna pada testikel, atau terasa nyeri, tidak perlu malu untuk memeriksakan diri ke dokter. 

3. Pacu tumbuh atau growth spurt

Pertumbuhan yang cepat atau yang sering disebut sebagai growth spurt adalah fenomena umum yang terjadi pada masa pubertas, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.

Salah satu tanda paling mencolok dari pertumbuhan pubertas pada anak laki-laki adalah pertumbuhan tinggi badan yang cepat.

Biasanya, growth spurt pada anak laki-laki dimulai sekitar usia 12 hingga 16 tahun, meskipun hal ini bisa bervariasi antara individu.

Selama periode ini, anak laki-laki bisa tumbuh beberapa inci dalam waktu singkat, dan pertumbuhan tinggi badan mereka bisa mencapai puncaknya sebelum mereka mencapai usia 18 tahun.

4. Tumbuh bulu

Pertumbuhan bulu tubuh, termasuk bulu wajah, ketiak, dan kemaluan, adalah salah satu tanda atau perubahan akibat pubertas pada anak laki-laki.

Salah satu tanda yang paling mencolok dari perkembangan pubertas pada anak laki-laki adalah munculnya bulu wajah.

Awalnya, ini mungkin terjadi dalam bentuk bulu halus dan tidak berwarna yang dikenal sebagai bulu kehalusan, kemudian berkembang menjadi bulu yang lebih tebal dan terlihat.

Pertumbuhan bulu di ketiak juga merupakan tanda pubertas pada anak laki-laki.

Hal tersebut dapat terjadi bersamaan dengan pertumbuhan bulu di area pubis. Bulu ini biasanya muncul dalam pola tertentu dan menjadi lebih tebal seiring waktu.

5. Berjerawat

Pertumbuhan jerawat pada anak laki-laki selama masa pubertas, atau disebut jerawat puber, terjadi karena perubahan hormon, terutama peningkatan kadar hormon testosteron.

Testosteron memicu produksi minyak berlebih (sebum) oleh kelenjar sebasea di bawah kulit.

Sebum yang berlebih ini dapat menyumbat pori-pori kulit dan menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri, yang akhirnya menyebabkan jerawat.

6. Bau badan

Bau badan anak dapat meningkat selama pubertas karena peningkatan produksi keringat oleh kelenjar keringat apokrin di berbagai bagian tubuh.

Peningkatan hormon, terutama hormon testosteron, yang terjadi selama pubertas merangsang kelenjar keringat untuk memproduksi lebih banyak keringat.

Keringat ini pada gilirannya dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk tumbuh, yang kemudian menghasilkan bau yang tidak sedap.

Bakteri yang hidup di permukaan kulit juga dapat mencerna keringat dan menghasilkan bau yang tidak sedap sebagai produk sampingan.

Perlu Anda ketahui

Menceritakan perubahan diri saat pubertas kepada orangtua bisa menjadi langkah yang bermanfaat untuk memperoleh dukungan dan pemahaman diri anak. Mungkin anak laki-laki akan merasa sungkan melaporkan dan bercerita tentang suara yang berubah atau perubahan lainnya saat puber kepada ibu. Jika ini yang terjadi, ibu bisa meminta tolong ayah atau saudara laki-laki lainnya untuk menjadi pendengar keluh kesah si Kecil yang sedang beranjak dewasa.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan