backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Fungsi Jakun dan 4 Risiko yang Menyertainya

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 20/01/2021

Fungsi Jakun dan 4 Risiko yang Menyertainya

Jakun merupakan bagian tubuh yang umumnya lebih mudah terlihat terdapat pada pria. Jakun juga identik dengan karakter maskulin atau kejantanan dan mulai tumbuh saat laki-laki memasuki masa pubertas. Lalu, apa sebenarnya fungsi jakun pada tubuh manusia? Adakah penyakit atau gangguan yang perlu Anda waspadai berkaitan dengan jakun? 

Apa itu jakun?

anatomi jakun dan leher
Sumber: Healthline

Jakun dikenal dengan istilah medis prominentia laryngea. Organ ini merupakan bagian berupa tonjolan yang berada di tenggorokan dan bersinggungan dengan sistem pernapasan manusia.

Jakun tersusun atas tulang rawan yang bersifat kuat, namun lebih lunak dan fleksibel dibanding tulang pada umumnya. Ia terletak tepat di atas kelenjar tiroid pada anatomi leher manusia.

Dikutip dari Young Men’s Health, baik laki-laki maupun perempuan sebenarnya sama-sama memiliki jakun. Namun pertumbuhan organ ini akan jauh lebih besar pada laki-laki ketimbang perempuan saat memasuki masa pubertas.

Pertumbuhan jakun sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan laring atau kotak suara yang sangat pesat pada masa pubertas akibat peningkatan hormon testosteron dalam tubuh. 

Laring yang juga melindungi pita suara ini memiliki fungsi sebagai pembentuk suara, baik saat Anda berbicara, tertawa, berbisik, bernyanyi, hingga berteriak.

Seiring pertumbuhan laring, tulang rawan di sekitarnya ikut tumbuh dan mencuat ke bagian depan tenggorokan. Hal inilah yang dikenal sebagai jakun dan umum ditemukan pada laki-laki.

Semakin besar ukuran laring umumnya membuat karakteristik suara menjadi lebih rendah dan dalam. Sementara ukuran laring yang kecil, seperti pada wanita membuat karakteristik suara yang dihasilkan menjadi lebih tinggi.

Apakah wanita juga bisa memiliki jakun?

jakun pada wanita

Pada dasarnya semua manusia, baik pria maupun wanita sama-sama memiliki jakun. Tetapi pada umumnya wanita tidak memiliki ukuran jakun sebesar milik pria.

Alasan wanita tidak memiliki tampilan jakun sebesar pria di antaranya dipengaruhi faktor hormon selama pubertas dan struktur tulang leher wanita yang tidak sekokoh dan setebal pria.

Namun, ada pula beberapa wanita yang memiliki tonjolan jakun dan terlihat cukup jelas. Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh anomali anatomi tubuh, faktor genetik, dan ketidakseimbangan hormon selama masa pubertas.

Mengenal fakta dan fungsi jakun pada manusia

Dalam bahasa Inggris, bagian ini dikenal dengan istilah Adam’s apple. Kenapa istilah Adam’s apple digunakan untuk merujuk bagian prominentia laryngea yang tersusun dari tulang rawan tiroid?

Istilah Adam’s apple diambil dari bagian kisah Taman Eden, ketika nabi Adam melanggar perintah Tuhan dan memakan sepotong buah terlarang. Akibat kelalaiannya, potongan buah tersebut pada akhirnya terjebak di tenggorokannya dan dialami oleh semua keturunannya hingga saat ini.

Jakun atau Adam’s apple secara medis tidak memiliki fungsi tertentu. Tetapi dikutip dari jurnal Anatomy, Head and Neck, Adam’s Apple, jakun memiliki fungsi utama sama dengan tulang rawan tiroid yang menyusunnya, yakni untuk melindungi laring di belakangnya.

Sebagaimana diketahui, laring juga melindungi bagian pita suara yang membantu fungsi manusia untuk berbicara, berteriak, berbisik, bernyanyi, atau tertawa.

Beragam kondisi dan gangguan pada jakun

jakun bengkak

Kondisi jakun besar atau kecil tidak sama sekali memengaruhi kondisi kesehatan Anda. Namun, apabila jakun bengkak dan memengaruhi bagian di sekitarnya Anda perlu waspada. 

Beberapa penyakit dan gangguan yang dapat memengaruhi kondisi salah satu bagian tenggorokan ini di antaranya sebagai berikut.

1. Radang pita suara

Radang pita suara atau dikenal dengan istilah laringitis merupakan kondisi yang memengaruhi pita suara sehingga membengkak dan menimbulkan suara serak. 

Peradangan pita suara bisa disebabkan infeksi virus, iritasi, dan penggunaan pita suara berlebihan, seperti saat berteriak atau bernyanyi. 

Laringitis umumnya akan hilang dalam waktu 2-3 minggu, namun kondisi ini dapat bertahan lebih lama sehingga disebut laringitis kronis dan membutuhkan pengobatan tertentu.

2. Radang tenggorokan

Radang tenggorokan atau faringitis merupakan kondisi peradangan yang terjadi pada bagian tenggorokan (faring). Kondisi ini pada kalangan masyarakat Indonesia juga dikenal sebagai panas dalam.

Penyebab umum faringitis adalah infeksi virus dan bakteri. Kondisi ini umumnya menimbulkan gejala, seperti sakit tenggorokan, nyeri saat berbicara, kesulitan menelan, dan suara serak.

Kondisi radang tenggorokan umumnya akan membaik dalam waktu 5-7 hari. Pemulihan dapat dilakukan dengan obat radang tenggorokan, seperti obat pereda nyeri dan antibiotik.

3. Kanker laring

Sel ganas atau kanker juga dapat berpotensi tumbuh dan menyerang bagian laring yang dilindungi jakun, yang mana kondisi ini dikenal dengan istilah kanker laring.

Pertumbuhan sel kanker pada laring dapat muncul di bagian mana pun, seperti supraglottis, glottis, dan subglottis. Dikarenakan juga dapat memengaruhi pita suara di dalam laring, penyakit ini juga dikenal sebagai kanker pita suara.

Prosedur operasi pita suara dapat dilakukan untuk mengangkat sel kanker agar tidak menyebar ke jaringan lainnya. Selain itu, bisa juga dilakukan radioterapi dan kemoterapi untuk dapat membunuh sel kanker.

4. Kanker tiroid

Kondisi jakun bengkak juga dapat dipengaruhi oleh kanker tiroid yang disebabkan perkembangan sel-sel tiroid yang tidak normal. Hal ini dikarenakan posisi jakun yang tepat berada di atas kelenjar tiroid pada leher.

Kanker tiroid pada tahap awal ditandai dengan munculnya benjolan di leher. Benjolan pada awalnya bersifat jinak dan tidak membahayakan, namun sekitar 1% kondisi ini berpotensi berkembang menjadi kanker.

Pengobatan kanker tiroid, di antaranya meliputi prosedur operasi, ablasi iodium radioaktif, terapi hormon tiroid, kemoterapi, dan radioterapi.

Jika Anda menemukan gejala seperti pembengkakan di sekitar leher, sakit tenggorokan, batuk, kesulitan menelan, dan bernapas dalam jangka waktu lama sebaiknya segera kunjungi dokter.

Penanganan yang tepat, terutama diagnosis kanker leher dan kepala pada stadium awal tentu akan mempermudah proses pengobatan dan pemulihannya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 20/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan