backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Perdarahan Subkonjungtiva

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 13/02/2023

Perdarahan Subkonjungtiva

Mata merah termasuk jenis penyakit mata yang sering terjadi. Namun, perlu dipahami bahwa ada beragam kondisi yang bisa menjadi penyebab mata merah. Perdarahan subkonjungtiva merupakan salah satu penyakit mata yang juga bisa menyebabkan gejala kemerahan pada mata.

Ketahui informasi seputar perdarahan subkonjugtiva melalui ulasan berikut ini. 

Apa itu perdarahan subkonjungtiva?

pembuluh darah mata pecah

Perdarahan subkonjungtiva adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah kecil di bagian putih mata (sklera) pecah tepat di bawah lapisan bening mata (konjungtiva).

Konjungtiva tidak dapat menyerap darah dengan sangat cepat sehingga darah bisa terperangkap di dalam mata. 

Anda mungkin tidak menyadari ketika mengalami kondisi ini sampai Anda bercermin dan melihat bagian putih mata berwarna merah cerah. 

Pada beberapa kondisi, bersin atau batuk yang kuat dapat menyebabkan pembuluh darah pecah di mata. 

Perdarahan subkonjungtiva sering terjadi tanpa ada kerusakan mata dan biasanya tidak berbahaya.

Meski dapat terlihat mengkhawatirkan, kondisi ini tidak perlu pengobatan khusus dan dapat menghilang dalam waktu sekitar dua minggu.

Seberapa umum penyakit ini?

Dilansir dari Cedars Sinai, perdarahan subkonjungtiva dapat muncul secara tiba-tiba pada usia berapapun. Namun, kebanyak penderita berusia dewasa lanjut. 

Perdarahan sering kali hanya terjadi di salah satu mata, jarang terjadi pada kedua mata secara bersamaan.

Kondisi ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda dan gejala perdarahan subkonjungtiva

Orang-orang dengan perdarahan subkonjungtiva biasanya tidak mengalami gangguan pada penglihatan dan tidak terasa sakit.

Umumnya, Anda tidak menyadari kondisi ini hingga Anda bercermin atau diberi tahu oleh seseorang bahwa mata Anda merah.

Berikut beberapa gejala yang bisa menandakan perdarahan subkonjungtiva.

  • Sangat jarang orang mengalami rasa sakit ketika perdarahan dimulai. Ketika perdarahan pertama kali terjadi, Anda mungkin akan mengalami rasa tidak nyaman atau seperti berpasir di mata. Saat perdarahan membaik, beberapa orang bisa mengalami iritasi ringan pada mata. 
  • Perdarahan ditandai dengan area merah terang yang jelas dan tajam di atas sklera. Terkadang, seluruh bagian putih mata juga dapat tertutup oleh darah. 
  • Tidak ada darah yang keluar dari mata. Jika Anda mengusap mata dengan tisu, umumnya tidak ada darah. 
  • Perdarahan akan tampak lebih parah dalam 24 jam pertama, kemudian perlahan-lahan berkurang dan mungkin terlihat kekuningan setelah darah terserap. 
  • Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

    Kapan harus ke dokter?

    Apabila perdarahan subkonjungtiva tidak kunjung reda setelah 2—3 minggu, lakukan pemeriksaan ke dokter mata. Jika perdarahan juga disertai nyeri pada mata, gangguan penglihatan, atau gejala lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

    Penyebab perdarahan subkonjungtiva

    Perdarahan subkonjungtiva biasanya tidak memiliki penyebab yang jelas.

    Namun, pada beberapa kasus yang serius, perdarahan pada mata ini dapat menjadi gejala dari kondisi infeksi yang terkait dengan tubuh atau kornea, seperti abrasi kornea dan pemakaian lensa kontak dalam jangka waktu lama.

    Terkadang, perdarahan subkonjungtiva juga dapat terjadi akibat cedera mata traumatis, seperti berikut ini.

    • Trauma akibat manuver Valsalva.
    • Batuk yang dipaksakan, bersin yang terlalu kencang, muntah, atau tersedak (tingkat keparahan tergantung pada waktu terjadinya robekan, rasa sakit, keluarnya cairan).
    • Batuk, bersin, mengejan, atau kerja berat dengan adanya riwayat hipertensi.

    Perdarahan mata ini sering terjadi pada bayi baru lahir. Dalam hal ini, kondisi ini diduga disebabkan oleh perubahan tekanan di seluruh tubuh bayi saat proses persalinan. 

    Faktor risiko perdarahan subkonjungtiva

    Ada banyak faktor risiko untuk perdarahan subkonjungtiva, yaitu sebagai berikut.

    • Diabetes.
    • Trauma atau infeksi sebelumnya.
    • Zat kimia.
    • Penggunaan lensa kontak.
    • Mengangkat atau mendorong objek berat.
    • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
    • Gangguan penggumpalan darah.
    • Penggunaan obat pengencer darah, seperti warfarin dan aspirin.

    Diagnosis perdarahan subkonjungtiva

    Dokter umumnya bisa mendeteksi perdarahan subkonkungtiva dari gejala yang terlihat pada mata sehingga pemeriksaan lanjutan tidak diperlukan.

    Namun, jika perdarahan pada mata ini terus mengalami kekambuhan, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan lain, seperti berikut ini.

    • Melakukan tanya jawab tentang gejala yang dialami dan riwayat kesehatan secara keseluruhan.
    • Melihat kondisi mata secara langsung dengan bantuan mikroskop khusus yang dilengkapi senter. Alat ini bisa membantu dokter melihat kondisi mata dengan lebih jelas hingga ke lapisan yang lebih dalam.
    • Melakukan tes darah untuk mengukur tekanan darah.
    • Mengambil sampel darah secara rutin untuk mendeteksi adanya kelainan darah yang bisa menyebabkan perdarahan serius.

    Jika terjadi cedera, dokter mungkin perlu memeriksakan mata Anda untuk menurunkan risiko kerusakan bagian mata lainnya.

    Pengobatan perdarahan subkonjungtiva

    Pada umumnya, kondisi ini tidak diperlukan perawatan khusus dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam 1—2 minggu.

    Namun, beberapa pengobatan berikut mungkin diberikan oleh dokter untuk memulihkan perdarahan pada mata.

    • Obat tetes mata yang dijual bebas dapat menjadi pilihan pengobatan untuk meredakan mata merah dan rasa tidak nyaman pada mata. Dokter mungkin juga meresepkan obat tetes mata untuk mengurangi iritasi yang bisa saja muncul.
    • Jika perdarahan pada mata dipicu kondisi lain, misalnya tekanan darah tinggi, dokter dapat meresepkan obat penurun tekanan darah.
    • Anda perlu juga menghindari penggunaan aspirin, ibuprofen, naproxen, atau obat anti-inflamasi nonsteroid lainnya. Obat-obatan tersebut dapat meningkatkan perdarahan. 

    Pastikan Anda tidak mengucek mata meski rasanya tidak nyaman. Sebab, hal ini dapat meningkatkan risiko pendarahan terulang kembali yang justru membuat penyembuhan semakin lama.

    Biasanya, pemulihan perdarahan subkonjungtiva bisa selesai tanpa masalah jangka panjang, mirip dengan memar ringan di bawah kulit. 

    Seperti memar, perdarahan ini akan berubah warna (seringkali merah menjadi kuning) saat sembuh. 

    Selain pengobatan medis, Anda juga bisa mengompres mata dengan es batu yang dibalut kain untuk membantu meredakan pembengkakan dan rasa tidak nyaman pada mata. 

    Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter bila kondisi belum kunjung membaik maupun masih ada pertanyaan lainnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 13/02/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan