backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Memahami Kunci Hidup Bahagia dan Sehat untuk Para Lansia

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 22/03/2021

    Memahami Kunci Hidup Bahagia dan Sehat untuk Para Lansia

    Memiliki tubuh yang bugar hingga lanjut usia merupakan harapan dan impian sebagian besar orang. Namun, bukan hanya itu saja, agar bisa hidup sehat lebih lama, para lanjut usia atau lansia juga perlu merasa bahagia. Pasalnya, kesehatan dan kebahagiaan saling terkait. Untuk sehat, Anda harus merasa bahagia, dan begitu pula sebaliknya. Lalu, apa faktor yang dapat membantu lansia sehat dan bahagia serta bagaimana mewujudkannya?

    Faktor-faktor yang membuat lansia merasa bahagia di usia senja

    kebutuhan vitamin dan mineral

    Pada setiap tingkatan usia, setiap orang pasti menemukan tantangan tersendiri dalam menjalani hidup, tetapi mendapatkan kebahagiaan sering kali menjadi salah satu hal yang paling menantang untuk segala kalangan usia.

    Namun, banyak yang mengira bahwa saat memasuki usia senja, lansia tidak bisa merasa bahagia. Apalagi, para lansia sering kali diabaikan dan dianggap remeh oleh orang di sekitarnya.

    Padahal, lansia, khususnya yang sudah memasuki usia 80-90 tahun, memiliki tingkat kepuasan dan kesejahteraan hidup yang lebih tinggi dibanding remaja dan anak muda. Ini pertanda bahwa secara umum, lansia sebenarnya bisa tetap merasa bahagia.

    Nah, kebahagiaan adalah salah satu hal yang penting bagi lansia. Mengapa? Rasa bahagia dan kesehatan adalah dua hal yang saling berkaitan. Ini artinya, saat seorang lansia merasa bahagia, ia cenderung memiliki fisik yang sehat, dan begitu pula sebaliknya. Tak hanya itu, lansia yang bahagia menunjukkan kesehatan mentalnya juga terjaga.

    Berikut adalah beberapa faktor yang dapat membuat lansia merasa bahagia:

    1. Beragam kegiatan

    Tidak sedikit lansia yang kebingungan mencari kegiatan dan merasa bosan karena sudah tidak memiliki pekerjaan atau kesibukan seperti dulu. Padahal, lansia justru merasa bahagia jika bisa tetap aktif dan produktif dalam berkegiatan.

    Hal ini disebabkan, saat memberikan kontribusi secara aktif pada kegiatan yang bermanfaat membuat lansia merasa puas, sehingga memberikan pengaruh yang baik terhadap kesehatan mental dan fisiknya.

    2. Banyak teman

    latihan keseimbangan lansia

    Lansia yang sering menyendiri dan tidak punya teman sering kali merasa depresi, tertekan, hingga merasa tidak berarti. Oleh sebab itu, lansia juga tetap membutuhkan teman untuk berbicara atau berkegiatan bersama.

    Selama masih bisa bertemu dengan banyak orang, berbicara, bertukar pikiran, hingga melakukan aktivitas bersama dengan orang lain, lansia pasti merasa bahagia. Pasalnya, bersosialisasi dengan banyak orang memang dapat membantu menjaga kesehatan mental dan emosionalnya.

    3. Rasa dibutuhkan

    Lansia akan merasa bahagia jika ia dibutuhkan. Pasalnya, sering kali timbul anggapan lansia sudah tidak mampu lagi melakukan banyak hal. Oleh sebab itu, alih-alih memberikan bantuan, lansia lebih sering mendapatkan bantuan dari orang lain.

    Padahal, lansia juga masih ingin merasa dibutuhkan dan berguna bagi orang lain. Maka itu, saat ada orang lain yang membutuhkan bantuan dari seorang lansia, pasti ia akan dengan senang hati memberikan bantuan.

    4. Kesempatan menambah pengetahuan

    Belajar memang tak mengenal usia, oleh sebab itu saat memasuki usia senja, lansia pun tetap harus belajar. Pasalnya, dengan pengetahuan yang luas, pikiran lansia menjadi lebih aktif.

    Hal tersebut dapat meningkatkan rasa puas dan bahagia seiring dengan pertambahan usia. Tak hanya itu, hal ini juga akan bermanfaat membantu para lansia menjaga kesehatan mentalnya.

    5. Bagian dari suatu komunitas

    Mengapa banyak lansia yang merasa kesepian? Bisa jadi karena para lansia tersebut tidak merasa bagian dari komunitas manapun. Padahal, merasa menjadi bagian dari keluarga, komunitas, hingga suatu kelompok pertemanan membantu lansia merasa dianggap dan diterima. Perasaan-perasaan tersebutlah yang membuat para lansia merasa bahagia.

    Faktor yang menghambat kebahagiaan lansia

    gangguan mental pada lansia

    Tantangan hidup setiap orang dari berbagai kelompok usia memang berbeda-beda, begitu pula dengan lansia.  Seiring bertambahnya usia, lansia harus menghadapi semakin banyak tantangan.

    Hal ini sering kali membuat para lansia tidak bisa merasa bahagia. Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penghambat, seperti berikut:

    1. Masalah kesehatan

    Lansia yang memiliki penyakit serius hingga disabilitias biasanya mengalami berbagai perubahan pada bentuk dan citra tubuhnya. Apalagi, bagi lansia yang telah menjalani berbagai operasi dan memiliki beragam penyakit serius. Kondisi ini sangat berpotensi menyebabkan lansia mengalami depresi.

    2. Rasa kesepian

    Tidak sedikit lansia yang merasa kesepian saat harus tinggal sendiri. Apalagi jika tidak ada tetangga atau orang yang dekat dan akrab pada lingkungan rumah atau sekitarnya. Belum lagi jika pasangan, teman, atau anggota keluarga yang biasa berkumpul bersamanya telah meninggal dunia.

    Hal ini tentu saja membuatnya merasa sedih dan kesepian. Tak hanya itu, mobilitas yang semakin menurun, seperti tidak bisa berjalan kaki atau tidak diperbolehkan menyetir mobil karena penyakit yang dialaminya, juga bisa memicu rasa sedih hingga depresi.

    3. Tidak memiliki tujuan hidup

    Saat masih usia produktif, Anda mungkin masih semangat menjalani hari karena ada saja beragam aktivitas dan tujuan yang ingin dicapai. Namun, bagaimana jika sudah memasuki usia lanjut?

    Tidak sedikit orang yang memasuki masa lansia merasa sudah kehilangan tujuan hidup. Apalagi jika anak-anaknya sudah bahagia dan memiliki keluarga masing-masing, pekerjaan yang dulu membuatnya sibuk, dan masih banyak lagi.

    Hal tersebut akan semakin membuatnya tak tahu arah dan tujuan hidup, terlebih jika pada usia senja sudah mulai memiliki banyak batasan fisik yang membuatnya tidak sebebas dahulu.

    4. Takut dengan kematian

    Tahukah Anda bahwa banyak lansia yang merasa takut dan khawatir dengan apa yang akan menimpanya pada masa yang akan datang? Ya, tidak sedikit dari para lansia yang takut akan kematian dan cemas dengan adanya masalah finansial atau kesehatan.

    Terlalu fokus dengan rasa takut, hanya membuat para lansia semakin sulit merasa bahagia dengan kondisinya.

    5. Kehilangan orang terdekat

    Semakin bertambah usia lansia, semakin banyak pula teman, keluarga, hingga pasangan yang pergi meninggal dunia. Orang-orang yang dahulunya hidup dan berjuang bersamanya kini satu persatu telah tiada. Hal tersebut bisa memicu rasa kehilangan, kesepian, hingga depresi.

    Langkah-langkah yang bisa dilakukan lansia agar merasa bahagia

    Seiring dengan pertambahan usia, setiap orang tentu mengalami berbagai perubahan dalam hidup masing-masing. Begitu pula dengan lansia, mulai dari perubahan karir hingga berhenti kerja atau pensiun, anak-anak yang mulai dewasa dan satu per satu membangun keluarga sendiri, hingga kehilangan orang-orang tersayang.

    Bahkan, tidak sedikit lansia yang mulai mengalami berbagai kondisi kesehatan tertentu, hingga membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan berbagai hal yang sebelumnya ial lakukan sendiri.

    Nah, untuk bisa menjalani hidup dengan sehat dan bahagia, para lansia harus tahu bagaimana cara menghadapi dan menerima dengan sepenuh hati berbagai perubahan tersebut. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan:

    1. Memfokuskan diri pada hal yang bisa dilakukan

    Saat mengalami penurunan mobilitas, mengidap berbagai penyakit degeneratif, hingga menjadi orang yang tidak bisa hidup secara mandiri, lansia sering kali merasa sedih, kecewa pada diri sendiri, hingga mengalami berbagai gangguan mental.

    Padahal, jika pola pikir dan perspektif lebih positif, lansia bisa hidup dengan sehat dan bahagia. Sebagai contoh, alih-alih fokus terhadap hal yang kini sudah tidak bisa dilakukannya, akan lebih baik jika lansia fokus terhadap hal yang masih bisa dilakukan.

    Dengan begitu, lansia akan lebih mudah merasa bersyukur. Hal ini tentu mendorongnya untuk bisa lebih merasa bahagia. Lagipula, menerima dan mau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi termasuk kunci untuk tetap sehat baik secara fisik maupun mental pada usia senja.

    2. Menjalin hubungan baik dengan orang lain

    Memasuki usia senja, semakin sering pula lansia mengalami kehilangan orang terdekat. Belum lagi, perubahan-perubahan yang dialami seperti pensiun dari tempat kerja, mengalami penyakit serius, atau pindah rumah juga bisa membuat para lansia semakin sulit untuk memiliki kehidupan sosial seperti dulu lagi.

    Padahal, berkomunikasi, menjalin hubungan baik dan dekat dengan orang lain dapat membantu para lansia untuk tidak merasa kesepian, sehingga bisa hidup lebih sehat dan bahagia. Maka itu, jangan ragu untuk mencari kenalan baru dan menjalin hubungan yang baik dengan mereka.

    Anda bisa mengajak kenalan tetangga sebelah rumah, atau mengikuti sebuah komunitas dan kegiatan sukarelawan yang membuat Anda bertemu dengan banyak orang. Memiliki banyak teman dan kenalan dapat membantu Anda untuk terhindar dari rasa kesepian, dan berbagai kesedihan lain.

    3. Mengikuti kegiatan sukarelawan

    Meski sudah memasuki usia lanjut, bukan berarti lansia tidak dapat mengikuti kegiatan sukarelawan. Selama masih mampu melakukannya, tentu lansia bisa melakukan kegiatan sosial seperti ini.

    Para lansia bisa mengikuti kegiatan ini untuk membantunya merasa lebih baik. Ya, selain bisa bertemu dengan banyak orang baru, mengikuti kegiatan sukarelawan dapat membuat lansia merasa dibutuhkan oleh orang lain. Salah satu faktor yang membuat lansia bahagia adalah merasa berguna karena masih ada yang membutuhkan keberadaannya.

    4. Menerapkan pola hidup sehat

    lansia susah makan / lansia minum susu

    Pola hidup sehat tak hanya berlaku bagi Anda yang masih berada usia produktif saja, akan tetapi pola ini juga baik untuk diterapkan oleh para lansia. Apalagi, jika para lansia ingin merasa lebih sehat dan bahagia.

    Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam menerapkan pola hidup sehat untuk lansia, seperti berikut:

    Memerhatikan asupan makanan

    Menikmati hidup bukan berarti dapat makan dengan seenaknya. Hal ini sebenarnya berlaku untuk semua kalangan usia, tetapi terutama untuk lansia. Pola makan sehat untuk lansia artinya mengonsumsi makanan seimbang.

    Dilansir dari laman resmi U.S. Department of Health and Human Services, berikut beberapa tips dalam mengatur asupan makanan untuk lansia

    • Mengutamakan makanan tinggi serat seperti roti gandum, sayuran hijau pekat (seperti bayam dan brokoli), serta buah-buahan.
    • Mengurangi atau menghindari gorengan. Pilih hidangan dengan cara pengolahan panggang, kukus, atau rebus.
    • Menambah asupan pelengkap nutrisi seperti susu fortifikasi. Pilih susu yang memiliki kandungan lengkap misalnya seperti vitamin D, prebiotik dan probiotik, kalsium serta protein–terutama yang bermanfaat bagi lansia yaitu protein whey.
    • Memastikan menjaga kadar air dalam tubuh.

    Rutin bergerak dan beraktivitas fisik

    Berbagai manfaat kesehatan dari rutin beraktivitas fisik bagi lansia adalah:

    Jika sudah lama tidak olahraga, mulai dengan latihan atau gerakan ringan dan berangsur menambah tingkat kesulitan setiap kali berolahraga. Australian Physical Activity Guidelines mendorong lansia untuk melakukan olahraga dengan intensitas sedang setidaknya 30 menit setiap hari.

    Tidak perlu langsung berolahraga selama 30 menit, lakukan secara bertahap seperti tiga kali sehari selama 10 menit. Jenis olahraga untuk lansia yang dapat dilakukan, seperti jalan santai, bersepeda, senam, atau jogging. 

    Membantu lansia agar bisa hidup bahagia

    Tidak semua orang beruntung memiliki kesempatan untuk menjaga dan menemani orangtua atau kerabat yang memasuki usia lanjut. Jika Anda termasuk salah satu orang yang beruntung, ada beberapa hal yang bisa membantu lansia lebih bahagia:

    • Ajaklah lansia untuk mengunjungi teman lama atau anggota keluarga yang lain. Jika Anda tidak bisa, carilah orang lain yang bisa menemaninya untuk berkunjung.
    • Hindari perdebatan dengan orang yang sudah memasuki usia lanjut. Biarkan mereka merasa benar karena hal tersebut yang membuatnya merasa aman.
    • Biarkan mereka sesering mungkin mengenang masa-masa lalunya, dan dengarkan setiap mereka menceritakannya.
    • Buatlah mereka merasa Anda membutuhkan keberadaannya, bukan sebaliknya. Jangan membuat mereka merasa bahwa keberadaannya hanyalah beban untuk Anda.
    • Biarkan mereka melakukan hal-hal yang masih mampu dilakukannya, dan tawarkan bantuan saat mereka membutuhkannya.
    • Luangkan waktu bersama dengan lansia dan lakukan kegiatan favoritnya, karena dengan begitu mereka merasa Anda juga bahagia melakukan aktivitas dengannya.
    • Temani mereka untuk mendengarkan musik yang disukainya, khususnya lagu-lagu di masa mudanya.
    • Saat mereka marah dan bersikap seperti anak kecil, biarkan saja. Bisa jadi, itu adalah salah satu cara yang dapat membantunya melepas penat dan stres. Namun, jangan perlakukan mereka seperti anak-anak.
    • Berbicaralah dengan lansia menggunakan nada yang baik dan sopan, lalu seringlah mengucapkan terima kasih, serta beri tahu mereka bahwa Anda bersyukur dengan keberadaannya.
    • Berikan tanda kasih sayang berupa pelukan yang hangat agar para lansia merasakan kasih sayang orang sekitarnya.
    • Ajaklah mereka melihat-lihat foto masa mudanya, dan biarkan mereka menceritakan kisah dari foto-foto tersebut. Biasanya, hal tersebut membuatnya lupa dengan kondisinya saat ini dan bahagia mengenang masa mudanya dulu.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 22/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan