Tahukan Anda apa fungsi air liur? Air liur bukan hanya sekadar bekas iler yang mengering dan menghiasi bantal setelah bangun tidur. Yuk, cari tahu fungsi dan fakta menarik seputar air liur seperti berikut ini.
Apa itu air liur?
Air liur, ludah, atau iler, dalam istilah medis dikenal dengan nama saliva.
Air liur adalah cairan bening yang diproduksi oleh kelenjar air liur, yakni kelenjar kecil yang menjadi bagian dari anatomi mulut manusia.
Kelenjar air liur atau saliva terdapat pada kedua sisi pipi, bawah lidah, dan bawah rahang pada bagian mulut paling depan.
Kelenjar ini setidaknya mampu memproduksi air liur sekitar dua sampai empat liter per hari.
Setelah diproduksi, air liur akan menjalankan berbagai fungsi penting, baik dalam melindungi kebersihan mulut hingga mencerna makanan.
Proses produksi air liur
Air liur diproduksi oleh tiga pasang kelenjar saliva utama dan banyak kelenjar saliva kecil yang terletak di dalam rongga mulut.
Kelenjar saliva utama, yakni kelenjar parotis, sublingualis, dan submandibularis menyumbangkan sekitar 93% dari total produksi air liur, sedangkan kelenjar saliva kecil memproduksi 7% sisanya.
Meski sama-sama memproduksi air liur, setiap kelenjar saliva utama memiliki perbedaan karakteristik seperti berikut.
1. Kelenjar saliva parotis
Kelenjar saliva parotis terletak pada bagian atas pipi yang berdekatan dengan telinga.
Bagian ini memproduksi air liur serosa, yakni air liur encer yang kaya akan enzim dan mengalir ke area gigi belakang dan rahang atas.
2. Kelenjar saliva sublingualis
Kelenjar saliva sublingualis terletak persis di bawah lidah.
Bagian ini memproduksi air liur mukus, yakni air liur kental yang kaya lendir tetapi tidak mengandung enzim dan mengalir ke seluruh permukaan mulut bawah.
3. Kelenjar saliva submandibularis
Kelenjar saliva submandibularis terletak di bawah rahang bagian belakang.
Bagian ini memproduksi campuran air liur serosa dan mukus yang mengalir ke area sekitar gigi bagian bawah.
Kandungan dalam air liur
Setidaknya 99% air liur atau saliva terdiri atas air, sedangkan 1% sisanya mengandung zat organik dan anorganik.
Berikut ini beberapa elemen lain yang membentuk kandungan air liur.
- Elektrolit: terdiri dari ion natrium, kalium, kalsium, klorida, dan iodida dengan konsentrasi tertentu dalam air liur.
- Bikarbonat: ada dalam konsentrasi tinggi untuk mempertahankan lingkungan alkalin (pH tinggi) dalam air liur.
- Bakteriostat: terdiri dari bahan kimia yang mencegah perkembangan bakteri, termasuk lisozim, laktoferin, imunoglobulin A, dan laktoperoksidase.
- Lendir: berfungsi membantu melembapkan isi makanan dan memudahkan menelan.
- Enzim: terdiri dari enzim amilase, lipase lingual, dan kalikrein.
Ragam fungsi air liur
Meski terlihat sederhana, air liur memiliki proses produksi dan kandungan yang kompleks. Oleh sebab itu, terdapat beberapa fungsi air liur untuk tubuh seperti di bawah ini.
1. Membantu proses pencernaan makanan
Kelenjar saliva memproduksi air liur untuk membasahi dan melarutkan makanan. Hal ini jelas membantu tubuh Anda agar lebih mudah untuk mencerna makanan.
Sebelum masuk ke dalam lambung, air liur memecah makanan dengan bantuan enzim amilase. Enzim inilah membantu memecah kandungan pati dalam makanan.
Selain itu, fungsi lain air liur di dalam mulut ialah memudahkan proses menelan makanan. Makanan yang basah dan lembut tentu akan meluncur ke kerongkongan dengan lebih mudah.
2. Membersihkan dan melindungi mulut
Mengutip buku Saliva And Salivary Diagnostics (2019), air liur mengandung sekelompok protein yang bersifat bakteriostatik.
Artinya, protein-protein tersebut mampu menekan perkembangbiakan serta membunuh bakteri dan jamur dalam mulut.
Beberapa protein yang termasuk ke dalam kelompok tersebut yakni lisozim, laktoferin, dan laktoperoksidase.
Adanya agen antibakteri dan antijamur dalam air liur tentu dapat membantu Anda terhindar dari gangguan rongga mulut, seperti penyakit gusi dan infeksi jamur mulut.
3. Mencegah kerusakan gigi
Fungsi air liur dalam melapisi permukaan gigi juga membantu meluruhkan sisa makanan yang tersangkut dalam sela-sela gigi.
Air liur juga membawa mineral yang membantu remineralisasi gigi, yakni proses membangun kembali permukaan email gigi.
Di samping itu, fungsi air liur juga membantu menetralkan keasaman di dalam rongga mulut. Kondisi mulut yang terlalu asam bisa merusak lapisan email gigi dan menyebabkan kerusakan gigi.
4. Mencegah mulut kering
Produksi air liur juga membantu mencegah terjadinya masalah mulut kering.
Seiring menuanya usia, tubuh seseorang cenderung menghasilkan lebih sedikit air liur. Kondisi inilah yang selanjutnya menyebabkan mulut kering atau xerostomia dalam dunia medis.
Untuk mencegah mulut kering, Anda bisa meningkatkan produksi air liur dengan mengunyah permen karet tanpa gula atau minum lebih banyak air putih.
Gangguan produksi air liur
Produksi air liur juga bisa mengalami gangguan, baik itu terlalu sedikit maupun berlebihan.
Ada beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan penurunan produksi air liur, seperti sindrom Sjögren, diabetes, tekanan darah tinggi, alergi, stres, atau efek samping obat tertentu.
Berkurangnya produksi air liur tentu membuat Anda lebih mudah mengalami penyakit gusi dan kerusakan gigi akibat infeksi bakteri, ragi, maupun jamur.
Tidak hanya itu, air liur yang terlalu sedikit juga bisa menjadi penyebab xerostomia atau mulut kering. Anda bisa mengalami kesulitan menelan dan mencerna makanan akibat kondisi ini.
Di sisi lain, produksi air liur juga bisa terlalu berlebihan. Kondisi ini dikenal sebagai hipersalivasi.
Produksi air liur yang berlebih umumnya berkaitan dengan suatu kondisi medis, seperti gigi berlubang, sariawan, infeksi mulut, hingga refluks asam lambung.
Hipersalivasi tiba-tiba juga bisa disebabkan oleh keracunan. Kondisi ini berkaitan dengan gangguan pengendalian otot mulut, seperti pada pengidap kelainan rahang dan stroke.