backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Bahaya Komplikasi Infeksi Saluran Kemih Jika Tidak Diobati Sampai Tuntas

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Maria Amanda · Tanggal diperbarui 09/11/2021

    Bahaya Komplikasi Infeksi Saluran Kemih Jika Tidak Diobati Sampai Tuntas

    Bahaya infeksi saluran kemih (ISK) bisa mengintai siapa saja, terutama pada perempuan dan ibu hamil. Dalam kasus ringan, infeksi saluran kemih disertai dengan gejala anyang-anyangan, rasa sakit saat buang air kecil, atau bahkan ada darah dalam urine.

    Jika tidak segera ditangani, infeksi saluran kemih juga dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya untuk tubuh.

    Bentuk komplikasi infeksi saluran kemih jika tidak diobati

    Bila dibiarkan dan tak diobati tuntas, infeksi saluran kemih bisa menyebar dan mengganggu kesehatan organ lain. Berikut beberapa komplikasi dan bahaya dari salah satu penyakit sistem urologi ini.

    1. Infeksi yang kambuh

    Komplikasi yang paling umum dirasakan oleh pasien infeksi saluran kemih adalah terulangnya penyakit ini di kemudian hari. Kebanyakan, infeksi yang kembali lagi ini terjadi pada wanita. Hal ini dipicu dari hubungan seksual dan menggunakan spermisida atau kontrasepsi yang berfungsi untuk mematikan sel sperma.

    Penetrasi dapat meningkatkan jumlah bakteri dalam kandung kemih, ditambah dengan penggunaan spermisida yang juga membunuh bakteri baik di vagina bernama Lactobacilli, keduanya akan semakin membuat bakteri E. coli lebih mudah untuk bergerak.

    2. Kerusakan ginjal

    Ginjal merupakan organ yang membantu tubuh menyaring sisa metabolisme tubuh dan membuangnya melalui urine. ISK yang tak diobati bisa memengaruhi fungsi ginjal.

    Perlu diketahui bahwa ISK terbagi menjadi dua, yakni infeksi saluran atas dan bawah. Infeksi saluran bawah memengaruhi kandung kemih dan saluran uretra, yakni saluran yang membawa urine ke luar tubuh.

    Jika dibiarkan, komplikasi infeksi saluran kemih bagian bawah ini dapat berlanjut dan memicu penjalaran bakteri E. coli penyebab infeksi saluran kencing naik ke ginjal. Dampak fatal ini berlanjut pada infeksi yang bernama pielonefritis hingga kerusakan pada ginjal.

    Infeksi ginjal yang tak diobati bisa berlanjut menjadi penyakit lain dalam sistem pembuangan (urologi) tubuh seperti gagal ginjal, penyakit ginjal kronis, peningkatan tekanan darah, serta infeksi seluruh tubuh (sepsis).

    3. Bakteremia

    Bakteremia adalah kondisi di mana infeksi bakteri telah menjalar sampai ke aliran darah. Selain infeksi saluran kemih, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh masalah lainnya seperti infeksi kulit, gangguan pencernaan, pneumonia, atau efek samping operasi.

    Gejalanya serupa dengan infeksi biasa, meliputi demam, mual dan muntah, kehilangan nafsu makan, muncul ruam merah, serta sesak nafas. Namun, gejalanya dapat memburuk di kemudian hari.

    Bakteremia tentunya sangat berbahaya, karena darah yang telah terinfeksi akan mengalir ke organ tubuh lainnya seperti ginjal, otak, dan paru-paru. Jika dibiarkan, infeksi akan merusak organ-organ tersebut.

    4. Sepsis

    Tubuh akan melakukan perlawanan untuk melindungi organ lainnya saat infeksi terjadi. Dalam beberapa kasus, salah satu komplikasi yang muncul akibat infeksi saluran kemih adalah memicu terjadinya sepsis. Hal ini terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan untuk melawan infeksi.

    Sepsis dapat memicu peradangan yang meluas dan berpengaruh pada organ lainnya. Hal ini membuat antibodi diproduksi terlalu banyak dan akhirnya masuk ke dalam darah. Akibatnya, darah pun keracunan. Saat itu terjadi, tubuh jadi kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga organ tidak dapat bekerja optimal.

    Dampak dari sepsis yang bisa terjadi di antaranya demam, peningkatan denyut jantung, sesak napas, dan peningkatan sel darah putih.

    5. Urosepsis

    Salah satu jenis sepsis yaitu urosepsis merupakan komplikasi yang bisa muncul karena infeksi saluran kemih. Disebut urosepsis karena dampaknya yang menyerang sistem perkemihan atau urologi.

    Yrosepsis terjadi karena infeksi merangsang tubuh menghasilkan antibodi yang berlebih. Akibatnya, antibodi bocor ke dalam pembuluh darah di sekitar organ perkemihan.

    Urosepsis dapat mengancam jiwa. Meski pasien telah mendapatkan perawatan, infeksi masih bisa berkembang dan sulit untuk dikendalikan.

    6. Hidronefrosis

    Hidronefrosis (ginjal bengkak) adalah penyakit berupa pembengkakan pada salah satu atau kedua ginjal akibat pengosongan saluran kemih yang tidak tuntas. Hidronefrosis juga bisa muncul sebagai salah satu komplikasi yang mungkin terjadi karena penyakit ISK.

    Gejalanya bisa muncul tiba-tiba atau secara bertahap. Beberapa hal yang akan dirasakan bila Anda menderita penyakit ini adalah nyeri mendadak pada bagian samping tubuh atau punggung, mual, sakit saat buang air kecil, dan demam yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

    Gejala juga bergantung pada seberapa parah penyumbatan yang ada di saluran kemih.

    Hidronefrosis harus segera ditangani karena penyumbatan urine bisa merusak ginjal dan berujung pada gagal ginjal. Jika sudah telanjur terjadi, Anda harus menjalani perawatan cuci darah atau transplantasi ginjal.

    7. Striktur uretra

    Striktur uretra terjadi ketika luka atau pembengkakan membuat saluran uretra yang membawa urine keluar dari tubuh jadi lebih sempit. Luka atau peradangan bisa disebabkan oleh infeksi saluran kemih dan nantinya dapat menyebabkan berbagai masalah urinasi.

    Striktur uretra akan membuat Anda kesulitan buang air kecil. Luka peradangan akan menghalangi jalan keluarnya urine. Selain itu, aliran urine juga menjadi lebih lemah. Pada beberapa kasus, kencing berdarah juga dialami sebagai salah satu gejalanya.

    Jika lukanya parah bisa saja urine benar-benar tersumbat dan tak bisa mengalir sama sekali. Bila kondisi yang bernama retensi urine ini terjadi, Anda harus segera mencari pertolongan medis.

    Kebanyakan striktur uretra terjadi pada pasien pria, hal ini dikarenakan pria memliki ukuran uretra yang lebih panjang dari wanita.

    8. Masalah kehamilan

    Infeksi saluran kemih biasanya juga dialami oleh ibu hamil. Jika infeksi saluran kemih tak diobati, bahaya dari komplikasi mengintai kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan. Pasalnya, bakteri E. coli dari anus dapat mudah menyebar ke uretra hingga kandung kemih.

    ISK kerap dialami ibu hamil karena bayi dalam perut memberikan tekanan pada kandung kemih dan saluran kencing. Oleh karenanya, ibu hamil kerap mengalami kebocoran urine karena otot panggul yang melemah. Kondisi ini juga memudahkan bakteri menetap pada kandung kemih.

    Perempuan juga mengalami perubahan fisik saat hamil, seperti saluran kemih yang menjadi lebih lebar. Kondisi tersebut menyebabkan urine terjebak lebih lama di dalam uretra dan memungkinkan bakteri untuk tumbuh.

    Selain dapat berakibat pada infeksi ginjal, ISK dapat memicu kelahiran prematur. Bakteri E. coli dalam ISK juga meningkatkan risiko kematian pada bayi baru lahir dan bayi prematur.

    Mencegah ISK sebelum terlambat

    Setelah mengetahui bahaya dari komplikasi infeksi saluran kemih, tentu akan lebih baik Anda mencegahnya ketimbang harus mengobatinya.

    Sebenarnya, cara mencegah infeksi saluran kemih cukup mudah. Anda dapat melakukannya dengan banyak minum air putih untuk meminimalkan perkembangan bakteri. Selain itu, setidaknya Anda perlu penuhi asupan cairan sebanyak 8 gelas per hari.

    Agar saluran kemih tetap terjaga kesehatannya dan terhindar bahaya dari ISK, Anda juga bisa mengonsumsi suplemen ekstrak cranberry. Cranberry bermanfaat mencegah penempelan bakteri penyebab ISK pada dinding saluran kemih.

    Minum banyak air putih ibarat “mencuci” saluran kemih dari bakteri penyebab ISK. Ini merupakan cara efisien dan efektif sebelum infeksi bakteri pada saluran kemih mengganggu aktivitas harian Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Maria Amanda · Tanggal diperbarui 09/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan