backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Langkah Pemasangan Kateter Urine yang Perlu Diketahui

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 22/04/2021

    Langkah Pemasangan Kateter Urine yang Perlu Diketahui

    Pasien dengan penyakit kandung kemih biasanya mengalami kesulitan saat buang air kecil. Itu sebabnya, mereka membutuhkan kateter urine untuk mengeluarkan cairan kencing. Simak bagaimana prosedur pemasangan kateter urine di sini. 

    Pemasangan kateter urine

    kateter

    Pemasangan kateter atau kateterisasi yaitu pemasangan alat berupa selang kecil tipis yang dimasukkan ke dalam saluran kencing. Meski terdengar tidak nyaman, metode ini bertujuan memudahkan pasien penyakit tertentu untuk buang air kecil. 

    Sementara itu, alat yang dipakai dalam kateterisasi disebut sebagai selang kateter. Selang kateter merupakan alat berbentuk pipa yang terbuat dari karet atau plastik. Fungsi selang ini memasukkan dan mengeluarkan cairan dari kandung kemih. 

    Proses pemasangan kateter urine nantinya akan sedikit berbeda pada setiap orang tergantung jenis kelamin dan jenis kateter yang digunakan. 

    Kateterisasi pada pria

    Umumnya, pemasangan kateter urine dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih. Sebelum kateter dipasang, dokter akan menjelaskan manfaat dan risiko terkait. 

    Prosedur pemasangan kateter urine pada pria
    1. Petugas membuka dan membersihkan alat kateterisasi dan kelamin pasien. 
    2. Selang diberikan pelumas agar lebih mudah dimasukkan. 
    3. Penis ditutupi dengan kain steril yang telah dilubangi di bagian tengahnya. 
    4. Penis akan dibersihkan terlebih dahulu dengan antiseptik. 
    5. Vulva pada penis akan dibuka. 
    6. Jelly dan pelumas disemprotkan ke dalam uretra. 
    7. Selang kateter dimasukkan sedalam 15 – 22,5 cm sembari dipegang penisnya. 
    8. Kantung akan diisi dengan air steril sebanyak yang tertera pada kateter. 
    9. Selalu kosongkan kantong urine yang terhubung pada kateter setiap 6 – 8 jam.

    Kateterisasi pada wanita

    Sebenarnya, proses pemasangan kateter urine pada wanita dan pria sedikit mirip. Hanya saja, prosedur awalnya tidak akan sama mengingat bentuk kelamin yang dimiliki berbeda. 

    Proses kateterisasi pada wanita
    1. Petugas atau perawat akan mencuci tangan dan membuka alat kateter. 
    2. Perlak di bawah anus pasien akan diletakkan setelah pakaian bawah dibuka. 
    3. Daerah vulva akan dibersihkan dengan kapas dan cairan antiseptik. 
    4. Selang kateter diberikan pelumas agar mudah dimasukkan ke saluran uretra. 
    5. Selang kateter dimasukkan hingga mencapai leher kandung kemih sekitar 5 cm. 
    6. Bernapas hingga urine keluar. 
    7. Kosongkan kantung urine yang terhubung dengan kateter setiap 6 – 8 jam sekali.

    Normalnya, penggunaan kateter dibutuhkan sampai Anda mampu kembali buang air kecil tanpa bantuan alat. Artinya, kateter tidak diperlukan dalam waktu yang lama. 

    Meski begitu, kebanyakan lansia yang mengalami cedera atau mengalami penyakit serius mungkin memerlukan kateter urine untuk waktu yang lebih lama. Bahkan, beberapa dari mereka menggunakannya secara permanen. 

    Tips memudahkan kateterisasi

    Dokter biasanya menyarankan untuk menarik napas sedalam dan sebisa Anda saat proses pemasangan kateter. Anda boleh membayangkan rasa ketika ingin kencing. 

    Pada saat selang masuk memang akan memicu rasa sakit awalnya. Perut Anda pun terasa nyeri, tapi perasaan tersebut akan hilang lama kelamaan. 

    Risiko pemasangan kateter urine

    pemasangan kateter urine

    Meski terbilang cukup aman, ada berbagai efek samping dan risiko yang mengintai pengguna kateter urine. Di bawah ini beberapa risiko dari kateterisasi. 

    Risiko saat kateter dimasukkan

    Pada saat proses pemasangan kateter urine dilakukan, ada beberapa risiko yang dapat terjadi, yakni: 

  • kerusakan pada kandung kemih atau uretra (saluran dari kandung kemih ke luar tubuh), 
  • kateter masuk ke dalam vagina secara tidak sengaja, serta
  • balon kateter mengembang di dalam uretra dan melukai dinding uretra. 
  • Efek samping setelah kateterisasi

    Setiap kali kateter masuk ke kandung kemih, ada risiko bakteri masuk ke saluran kemih. Pada kebanyakan kasus, bakteri akan tumbuh tanpa memicu gejala apa pun. 

    Infeksi saluran kemih (ISK)

    Meski begitu, pertumbuhan bakteri terkadang menyebabkan gejala infeksi saluran kemih (ISK), seperti: 

    • demam
    • menggigil, 
    • sakit kepala,
    • warna urine keruh akibat adanya nanah, 
    • urine keluar dari kateter, 
    • darah dalam urine
    • urine berbau busuk, dan
    • sakit pada punggung bagian bawah, serta pegal-pegal. 

    Komplikasi lainnya

    Selain infeksi saluran kemih, pemasangan kateter urine bisa memicu berbagai komplikasi lainnya, antara lain: 

    • reaksi alergi akibat bahan kateter, seperti alergi lateks,
    • cedera uretra,
    • batu kandung kemih,
    • kerusakan ginjal akibat penggunaan kateter jangka panjang,
    • darah dalam urine, serta
    • infeksi pada ginjal, saluran kemih, atau darah.

    Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter ahli urologi terkait kateter urine, terutama ketika mengalami masalah setelah dipasang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 22/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan