Madu dan gula merupakan dua bahan tambahan yang sering digunakan untuk membuat rasa hidangan menjadi manis. Ada yang bilang madu lebih sehat daripada gula, benarkah seperti itu?
Madu dan gula merupakan dua bahan tambahan yang sering digunakan untuk membuat rasa hidangan menjadi manis. Ada yang bilang madu lebih sehat daripada gula, benarkah seperti itu?
Baik gula maupun madu merupakan dua jenis pemanis yang umum digunakan. Kedua pemanis ini memiliki tekstur, rasa, dan kandungan zat gizi yang berbeda.
Berikut ini perbedaan keduanya agar Anda dapat memutuskan mana jenis pemanis yang lebih baik.
Bingung soal makanan sehat? Terima rencana makan & tips gizi harian yang mudah melalui WhatsApp Anda.
Banyak orang yang bertanya apakah madu mengandung gula? Jawaban singkatnya, ya benar. Jenis gula yang ada pada madu yaitu yaitu glukosa dan fruktosa.
Sementara itu, gula pasir biasa mengandung 100% sukrosa. Bagaimana dengan jenis gula yang ada dalam produk makanan dan minuman?
Beberapa jenis gula lain yang sering dikonsumsi atau dimasukkan ke dalam makanan dan minuman berupa dekstrosa, fruktosa, glukosa, laktosa, dan maltosa.
Madu mengandung lebih sedikit kalori dari gula. Sebanyak 100 gram madu (2 sdm) mengandung 294 kkal, sedangkan kalori gula dalam jumlah yang sama yaitu 394 kkal.
Selain kalorinya lebih sedikit, madu juga lebih manis. Anda tidak perlu menggunakan banyak madu untuk menambah rasa manis.
Menurut penelitian dalam Oxidative Medicine and Cellular Longevity, madu mengandung fruktosa lebih tinggi daripada glukosa. Fruktosa memiliki rasa yang lebih manis daripada glukosa, molekul gula yang menyusun sebagian besar gula pasir.
Maka dari itu, penggunaan madu sebagai pemanis pada akhirnya akan memberikan asupan kalori yang lebih sedikit dibandingkan gula.
Secara umum, kandungan madu yaitu asam amino, antioksidan, enzim, mineral, dan vitamin. Namun, kandungan ini biasanya tergantung pada nektar yang dibawa oleh lebah.
Sementara itu, gula berasa dari tebu, bit gula, dan tanaman lainnya. Meski berasal dari tumbuhan, gula melalui proses produksi sehingga menjadi produk akhir gula yang bisa dikonsumsi.
Kandungan gula yaitu berupa glukosa dan fruktosa saja tanpa ada kandungan zat gizi lainnya. Namun, jenis gula lain, seperti brown sugar mengandung tambahan beberapa mineral.
Perbedaan madu dan gula lainnya ini terletak pada manfaatnya.
Salah satu penelitian dalam jurnal Frontiers in Pharmacology mengatakan bahwa manfaat madu berpotensi dapat meredakan gejala alergi.
Penelitian lain pada jurnal Open life sciences mengatakan bahwa madu berpotensi sebagai antibiotik dan menjadi perawatan komplementer untuk perawatan luka.
Sementara itu, keuntungan gula yaitu bahan pemanis yang murah, mudah didapat, dan bisa disimpan lama. Gula juga mudah dimasak, digunakan untuk menghasilkan tekstur makanan tertentu.
Meski madu memiliki berbagai manfaat, WHO tidak menyarankan pemberian pemanis ini kepada anak-anak di bawah 12 bulan.
Pasalnya, madu meningkatkan risiko botulisme pada anak-anak. Botulisme adalah penyakit infeksi serius yang disebabkan bakteri Clostridium botulinum.
Sementara itu, konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit jantung.
Konsumsi gula juga berkontribusi pada karies gigi dan peningkatan peradangan dalam tubuh.
Dari nilai gizi, kalori, risko, dan manfaat kesehatannya, madu lebih menyehatkan daripada gula. Madu bisa menjadi pilihan pemanis sehat.
Dibandingkan pemanis lainnya, madu mengandung tambahan zat gizi yaitu vitamin, mineral, dan antioksidan.
Selain itu, madu memiliki rasa yang sangat manis sehingga tidak perlu digunakan terlalu banyak, dan akhirnya akan mengurangi total kalori.
Namun, perlu diingat madu mengandung gula yang kalori dan jenisnya hampir sama dengan gula pasir. Hal ini tetap bisa membuat kadar gula darah meningkat.
Jika mencari pemanis alternatif, madu bisa menjadi pilihan yang lebih baik, tetapi tidak boleh digunakan dalam jumlah berlebihan.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Bobiş, O., Dezmirean, D. S., & Moise, A. R. (2018). Honey and Diabetes: The Importance of Natural Simple Sugars in Diet for Preventing and Treating Different Type of Diabetes. Oxidative medicine and cellular longevity, 2018, 4757893. https://doi.org/10.1155/2018/4757893
Aw Yong, P. Y., Islam, F., Harith, H. H., Israf, D. A., Tan, J. W., & Tham, C. L. (2021). The Potential use of Honey as a Remedy for Allergic Diseases: A Mini Review. Frontiers in pharmacology, 11, 599080. https://doi.org/10.3389/fphar.2020.599080
Tashkandi H. (2021). Honey in wound healing: An updated review. Open life sciences, 16(1), 1091–1100. https://doi.org/10.1515/biol-2021-0084
Pătruică, S., Alexa, E., Obiștioiu, D., Cocan, I., Radulov, I., Berbecea, A., Lazăr, R. N., Simiz, E., Vicar, N. M., Hulea, A., & Moraru, D. (2022). Chemical Composition, Antioxidant and Antimicrobial Activity of Some Types of Honey from Banat Region, Romania. Molecules (Basel, Switzerland), 27(13), 4179. https://doi.org/10.3390/molecules27134179
Gula putih (Sugar cane). (N.d.). Retrieved 19 August 2024, from https://panganku.org/id-ID/view
Madu (honey). (N.d.). Retrieved 19 August 2024, from https://panganku.org/id-ID/view
Honey vs. Sugar – Which is healthier? (n.d.). Retrieved 19 August 2024, from https://www.uaex.uada.edu/counties/miller/news/fcs/herbs-spices/Honey%20Versus%20Sugar-Which%20is%20Healthier.aspx
Is Honey a Healthy Alternative to Sugar – Blue Cross and Blue Shield’s Federal Employee Program. (n.d.). Retrieved 19 August 2024, from https://www.fepblue.org/news/2023/07/20/15/38/Is-Honey-a-Healthy-Alternative-to-Sugar
Versi Terbaru
23/08/2024
Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro
Diperbarui oleh: Fidhia Kemala
Ditinjau oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) · Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Diperbarui 23/08/2024