Robert Levinson, profesor psikologi di University of California Berkeley, meneliti serta mengundang beberapa pasangan ke laboratoriumnya.
Ia meminta masing-masing pasangan untuk mendiskusikan sesuatu yang membuat dia kesal tentang pasangannya.
Hasilnya didapat bahwa pasangan yang berdiskusi sambil ketawa dan senyum bisa merasakan emosi yang lebih baik.
Lalu dengan ketawa, pasangan tersebut juga merasakan tingkat kepuasan lebih tinggi dalam hubungan asmaranya dan menjalin hubungan lebih langgeng.
3. Tertawa bisa “menular”
Bila Anda melihat orang tertawa, kadang Anda merasa tidak bisa menahan ikut tertawa atau senyum.
Bahkan ketika Anda tidak tahu apa yang lucu, melihat orang lain ketawa saja bisa membuat Anda geli sendiri. Hal itu terjadi karena otak memantau aktivitas yang dibuat oleh otot-otot di wajah orang lain.
Sophie Scott, seorang pakar saraf di University College London, menemukan sebuah fakta dari penelitiannya.
Ketika ada orang yang ketawa, bagian otak Anda yang disebut korteks premotor secara otomatis akan menggerakkan otot pada bagian wajah, persis seperti orang yang sedang ketawa.
Ini karena otak Anda bisa merespons tawa orang lain dengan cara menirukan ekspresi yang sama, meskipun tanpa Anda sadari. Maka tak jarang, Anda akan ikut ketawa saat melihat orang lain tertawa.
Setelah mengetahui manfaat tertawa bagi kesehatan, tidak ada salahnya bagi Anda untuk secara rutin bercanda bersama orang di sekitar Anda atau menonton acara yang lucu.
Dengan begitu, Anda bisa merasa senang dan terhibur sekaligus menjaga kesehatan tubuh. Namun batasi juga, jangan sampai tertawa berlebihan yang bisa menyebabkan masalah kesehatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar