backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Adakah Bahaya Tertawa Berlebihan pada Kesehatan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 06/01/2023

    Adakah Bahaya Tertawa Berlebihan pada Kesehatan?

    Tertawa dapat membantu Anda melepas stres. Namun, tertawa berlebihan sebaiknya Anda hindari karena dapat membahayakan kesehatan.

    Apa saja dampak buruk tertawa berlebihan untuk kesehatan?

    Efek tertawa berlebihan pada kesehatan

    Kondisi emosi yang begitu kuat, entah emosi nyaman dan tak nyaman, dapat memengaruhi laju pernapasan dan detak jantung Anda.

    Hal ini juga terjadi saat Anda tertawa secara berlebihan. Pasalnya, ketika tertawa, otak akan melepaskan hormon adrenalin yang menyebabkan irama jantung jadi lebih cepat.

    Pada dasarnya, tertawa dapat memberikan manfaat kesehatan, yaitu mencegah stres dan meningkatkan hormon endorfin yang memperkuat daya tahan tubuh.

    Namun, Anda perlu berhati-hati saat tertawa berlebihan karena justru akan menyebabkan masalah kesehatan berikut ini.

    1. Gangguan pernapasan

    sesak napas

    Seperti yang telah disebutkan di atas, tertawa berlebihan dan tidak terkendali dapat berpengaruh pada laju pernapasan Anda.

    Pada kasus yang ringan, tertawa terlalu keras bisa menimbulkan nyeri dada, yang ditandai dengan rasa sakit menusuk di dada ketika menarik dan membuang napas.

    Selain itu, pada penderita asma, tertawa berlebihan dapat memicu kambuhnya gejala.

    Bahkan, situs Global Initiative for Asthma menyatakan tertawa sebagai salah satu pemicu utama asma.

    Itulah mengapa penderita asma sebaiknya tidak meluapkan emosi yang terlampau ekstrem, baik itu dengan menangis hebat atau tertawa berlebihan.

    Selain itu, efek tertawa berlebihan bahkan dapat menyebabkan pneumotoraks, yaitu penimbunan udara pada dinding pleura yang dapat memicu pengempisan paru-paru.

    Jika Anda mengalami hal ini, Anda mungkin berisiko pingsan di tempat.

    2. Menyebabkan cataplexy

    Cataplexy adalah kondisi langka di mana otot-otot pada wajah Anda akan mengendur secara mendadak, terutama saat bangun tidur.

    Kondisi ini juga bisa terjadi saat tertawa terbahak-bahak secara berlebihan. Meski demikian, tak jarang cataplexy juga disebabkan oleh emosi tak nyaman seperti marah dan stres.

    Cataplexy biasanya berkaitan dengan narkolepsi, yaitu gangguan tidur yang ditandai dengan tidur berlebihan di siang hari, sleep paralysis, serta berhalusinasi.

    Penelitian dalam Journal of Neuroscience (2015) menunjukkan 10 dari 16 pasien mengalami cataplexy yang dipicu oleh emosi tertawa yang kuat.

    Tingkat keparahan cataplexy cukup bervariasi. Ada yang merasakan otot melemas untuk beberapa saat. 

    Namun, ada pula yang kehilangan kontrol otot total dan tidak dapat bergerak atau berbicara sama sekali.

    3. Memicu aneurisma pada otak

    Salah satu efek berbahaya yang ditimbulkan jika Anda tertawa terlalu kencang adalah memburuknya aneurisma otak tanpa disadari.

    Aneurisma otak adalah pelebaran atau pembengkakan pembuluh darah yang berbentuk tonjolan di otak. 

    Pelebaran pembuluh darah ini biasanya terjadi tanpa disadari dan mungkin tidak menimbulkan gejala pada awalnya.

    Namun, ketika seseorang dengan aneurisma otak tertawa berlebihan, pembuluh darah yang melebar berisiko pecah dan mengakibatkan sakit kepala hebat.

    Tak hanya itu, kondisi tersebut dapat menyebabkan tekanan di rongga otak yang mengganggu suplai oksigen ke otak.

    Dalam kasus tertentu, aneurisma berisiko menyebabkan kematian akibat kerusakan sel otak.

    4. Pingsan

    pingsan atau syncope adalah

    Dalam istilah medis, pingsan disebut dengan sinkop (syncope). Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya aliran darah menuju otak yang terjadi untuk sementara.

    Seseorang akan pingsan ketika terjadi penurunan drastis pada tekanan darah, denyut jantung, serta jumlah darah di bagian-bagian tubuh tertentu.

    Siapa sangka, ternyata tertawa berlebihan dapat memberikan efek tersebut pada tubuh. Ya, Anda bisa saja pingsan jika tertawa secara tak terkendali.

    Sebuah studi dari jurnal BMJ Case Reports (2013) meneliti kasus seorang pasien berusia 58 tahun yang beberapa kali pingsan akibat tertawa berlebihan.

    Padahal, pasien tidak memiliki riwayat penyakit tertentu dan tidak sedang mengonsumsi obat-obatan apa pun. Secara keseluruhan, kondisi kesehatannya baik-baik saja.

    Meski demikian, kasus sinkop akibat tertawa tergolong kasus yang sangat langka, terlebih jika pasien tidak memiliki gangguan kesehatan yang berarti.

    5. Kejang gelastik

    Kejang gelastik atau gelastic seizure termasuk efek yang unik karena memang sering dikaitkan dengan tawa atau cekikikan yang tidak terkendali.

    Orang yang mengalami kejang ini mungkin tampak tertawa, tersenyum, atau menyeringai. Namun, ekspresi ini sebetulnya terjadi tanpa terkendali. 

    Kejang gelastik terkadang disebabkan oleh tumor otak di hipotalamus. Umumnya tumor ini tergolong jinak, tapi tumor ganas juga mungkin terjadi.

    Pengangkatan tumor ini dapat memperbaiki gejala neurologis dan membantu mengendalikan kejang dan tawa tak terkendali yang sebelumnya dialami.

    6. Dislokasi rahang

    Meski termasuk kasus yang jarang terjadi, dislokasi rahang juga bisa diakibatkan oleh tertawa terlalu lebar.

    Saat tertawa terbahak-bahak, seseorang akan cenderung membuka lebar mulut dan disertai otot-otot sendi pada rahang yang mengeras.

    Hal ini dapat mengakibatkan pergeseran posisi sendi rahang (temporomandibular) dari tulang tengkorak.

    Saat mengalami ini, orang tersebut akan terus mengeluarkan air liur berlebihan karena rahang bawahnya tidak mau menutup.

    Kondisi ini juga bisa terjadi akibat menguap terlalu lebar, menggigit sesuatu yang ukurannya sangat besar dan keras, atau efek samping dari prosedur perawatan gigi.

    Itulah beberapa bahaya kesehatan yang dapat timbul akibat tertawa secara berlebihan.

    Selama tertawa dengan wajar, Anda bisa mendapatkan manfaat untuk kesehatan seperti mengurangi stres hingga gangguan kecemasan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 06/01/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan