backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Bahaya Makan Kotoran Manusia Terhadap Kesehatan Tubuh

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 27/02/2020

    Bahaya Makan Kotoran Manusia Terhadap Kesehatan Tubuh

    Ada 77 siswa dari Seminari Menengah Maria Bunda Segala Bangsa (BSB) dipaksa untuk makan kotoran manusia oleh seniornya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk hukuman. Tindakan keji ini tentu menimbulkan dampak bagi anak-anak tersebut, secara mental dan kesehatan. Lalu, apa saja bahaya makan kotoran manusia?

    Bahaya makan kotoran manusia

    ingin muntah saat cemas

    Para Rabu (19/2), 77 siswa dari BSB dipaksa oleh kakak kelasnya atau biasa disebut sebagai socious (kakak pembina) untuk makan kotoran manusia, padahal bahaya. Pemaksaan tersebut dianggap sebagai bentuk hukuman karena salah satu siswa buang air besar di kantong plastik. 

    Seluruh siswa tersebut akhirnya dikumpulkan dan dipaksa untuk makan kotoran manusia dengan menggunakan sendok. Tidak sedikit dari puluhan siswa tersebut merasa mual dan muntah ketika melakukan hal tersebut. 

    Kondisi tersebut sangat wajar terjadi mengingat bau dan bentuk yang mereka terpaksa makan makanan yang sangat tidak layak. Selain itu, makan kotoran manusia pun memiliki bahaya yang cukup buruk terhadap kesehatan manusia, mulai dari keracunan hingga hepatitis. 

    bakteri penyebab keracunan makanan

    Dilansir dari Illinois Poison Center, tinja atau kotoran yang termakan termasuk beracun. Namun, kandungan bakteri pada kotoran manusia biasa ditemukan pada usus.  Walaupun tergolong rendah dari sisi bahaya, kotoran manusia tidak dimaksudkan untuk dimakan oleh mulut Anda. 

    Berikut ini beberapa jenis bakteri dalam kotoran yang dapat menyebabkan dampak buruk terhadap kesehatan Anda. 

    • Campylobacter
    • E.coli
    • Salmonella
    • Shigella

    Apabila Anda terpaksa atau tidak sengaja makan kotoran, kemungkinan besar keempat bakteri tersebut akan menimbulkan beberapa gejala di bawah ini, seperti:

    • mual 
    • muntah 
    • diare
    • demam 

    cara mengobati keracunan makanan di rumah cara mengatasi keracunan makanan

    Gejala-gejala yang disebutkan di atas sebenarnya hampir mirip dengan gejala keracunan makanan. Sementara itu, bahaya lain dari tidak sengaja makan feses adalah terpapar penyakit lain. 

    Sebagai contoh, patogen dan virus yang dihasilkan dari hepatitis A dan hepatitis E dapat ditularkan melalui kotoran. Bagi orang yang tidak sengaja memakan atau melakukan kontak dengan kotoran tersebut, mereka lebih berisiko terpapar penyakit yang sama. 

    Termakan kotoran manusia secara tidak sengaja memang cukup berbahaya. Terlebih lagi, ketika Anda tidak menyadarinya, seperti makan makanan yang terkontaminasi tinja tersebut. Maka itu, kebersihan tangan dan makanan adalah salah satu upaya mengurangi risiko saluran pencernaan terkontaminasi oleh bakteri. 

    Pertolongan pertama menangani efek bahaya makan kotoran manusia

    pertolongan pertama keracunan makanan

    Sebenarnya, hampir sebagian besar kasus orang yang tidak sengaja makan kotoran tidak mengetahui bahwa makanan mereka terkontaminasi. Namun, kasus di kabupaten Sikka ini adalah masalah lain. 

    Para siswa sadar bahwa hal yang mereka lakukan tidak benar dan harus dimuntahkan saat itu juga. Akan tetapi, karena takut oleh perlakuan kasar dari kakak kelas, mereka terpaksa memakan kotoran tersebut. 

    Akibatnya, semua siswa tersebut mengalami gejala mirip keracunan makanan. Agar hal serupa tidak terjadi pada Anda, terutama ketika tidak sengaja menelan kotoran dari makanan yang terkontaminasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah keracunan. 

    1. Mengontrol rasa mual 

    mual di pagi hari

    Salah satu cara mengurangi bahaya makan kotoran manusia adalah dengan mengontrol rasa mual yang ditimbulkan. Mengontrol rasa mual hingga muntah sebenarnya tidak cukup sulit. Anda perlu menghindari makanan padat hingga muntah selesai. 

    Selanjutnya, konsumsi makanan ringan dan tawar, seperti biskuit asin, nasi, atau roti. Pada saat proses penyembuhan, Anda bisa menghirup cairan yang merilekskan pikiran agar tidak kembali muntah. 

    Sebaiknya hindari makanan yang digoreng, berminyak, pedas, dan terlalu manis meskipun Anda tidak merasa mual lagi. Bahkan, usahakan untuk tidak minum obat anti mual atau diare tanpa konsultasi dokter karena dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping. 

    2. Mencegah dehidrasi

    minum es setelah makan

    Bagi orang yang makan makanan terkontaminasi kotoran atau tinja mungkin akan muntah dan diare dalam waktu yang tidak sebentar. 

    Diare dan muntah dalam waktu yang bersamaan dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga ketika Anda mengalami gejala di atas, sebaiknya minum air putih yang banyak. 

    Akan tetapi, Anda disarankan untuk tidak meminum segelas air tersebut dalam tegukan yang besar. Mulailah dengan tegukan yang kecil dan secara bertahap minum air dalam jumlah yang lebih banyak. 

    Dengan begitu, risiko tersedak dan perut kembung pun dapat dihindarkan agar Anda bisa memenuhi kebutuhan cairan yang hilang akibat diare dan muntah. Apabila diare dan muntah berlangsung lebih dari 24 jam, minum oralit sesuai dengan aturan pakai. 

    3. Konsultasi ke dokter

    anemia ke dokter apa

    Jika kedua cara di atas sudah dilakukan dan kondisi Anda semakin memburuk, segera periksakan diri ke dokter, terutama ketika gejala di bawah ini muncul:

    • nyeri perut yang parah
    • demam tinggi
    • BAB berdarah atau kotoran berwarna gelap
    • tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, jarang buang air kecil, pusing, dan kelelahan

    Memang makan kotoran atau tinja sangat jarang terjadi pada orang-orang. Walaupun demikian, kondisi ini bisa terjadi dalam situasi tertentu, seperti dipaksa oleh orang lain atau tidak sengaja makan makanan yang terkontaminasi. Maka itu, mengetahui apa saja bahaya makan kotoran manusia setidaknya meningkatkan kewaspadaan agar tidak memperburuk kesehatan Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 27/02/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan