Hidung adalah organ penciuman yang terletak di tengah-tengah wajah. Tubuh bisa mendapatkan oksigen melalui organ hidung yang menangkap udara. Selain berfungsi menangkap udara, hidung juga berfungsi sebagai indera yang bisa menangkap aroma, dan membersihkan udara luar yang masuk. Nah, sudahkah Anda mengetahui anatomi hidung Anda? Ini dia ulasan lengkap mengenai bagian-bagian hidung Anda.
Melihat anatomi hidung serta fungsinya
Seperti halnya organ tubuh lainnya, hidung adalah organ tubuh yang memiliki beberapa bagian. Setiap bagian tersebut mempunyai peran penting tersendiri, namun saling berhubungan supaya hidung dapat bekerja dengan baik.
Yuk, simak penjelasan tentang bagian-bagian hidung serta peranannya di bawah ini:
1. Hidung eksternal
Hidung eksternal alias hidung bagian luar adalah bagian anatomi hidung yang bisa kita lihat secara langsung oleh mata.
Struktur luar hidung tersusun dari tulang hidung, jaringan lemak, serta tulang rawan, yaitu jaringan yang lebih padat dari kulit dan otot, namun tidak sekeras tulang biasa. Ada juga jaringan otot yang berfungsi sebagai pembentuk ekspresi, misalnya ketika Anda mengernyitkan hidung.
Di bagian teratas hidung Anda merupakan nasal root, yaitu akar yang menghubungkan hidung Anda dengan dahi.
Nah, bagian bawah hidung Anda disebut dengan apex. Pada apex, Anda bisa melihat 2 lubang terpisah yang disebut dengan eksternal nares. Melalui kedua lubang tersebut, udara akan masuk untuk dibawa lebih dalam ke rongga hidung.
Selain lubang hidung, Anda juga bisa merasakan adanya dinding atau jembatan yang memisahkan bagian kiri dan kanan hidung. Pemisah tersebut dinamakan dengan septum. Septum di hidung manusia terdiri dari tulang rawan.
Septum hidung manusia idealnya berbentuk lurus, sehingga memisahkan bagian kiri dan kanan hidung secara proporsional. Namun, tidak semua orang memiliki septum yang lurus sempurna.
Bahkan, beberapa memiliki septum yang bengkok, atau yang disebut dengan deviasi septum.
2. Rongga hidung
Setelah udara melewati lubang hidung, udara akan memasuki cavum nasi. Cavum nasi adalah rongga dalam anatomi hidung Anda, yang juga terbagi menjadi beberapa bagian.
Nasal vestibule
Bagian pertama yang akan dijumpai adalah nasal vestibule, yaitu ruangan yang terletak tepat di balik hidung bagian depan.
Nasal vestibule ini dilapisi oleh jaringan epitel yang memiliki bulu-bulu kasar. Bulu ini disebut juga dengan bulu hidung atau silia. Di dalam nasal vestibule ini, terdapat bulu hidung dalam jumlah yang banyak.
Ketika ada partikel udara yang besar, seperti debu, pasir, bahkan serangga yang masuk ke dalam lubang hidung akan terperangkap di rambut-rambut ini.
Bulu-bulu hidung berfungsi menghadang benda asing selain udara masuk lebih dalam ke rongga hidung.
Konka
Setelah melewati nasal vestibule dan lolos dari bulu-bulu hidung, selanjutnya udara akan masuk ke anatomi hidung yang lebih dalam melalui bagian bernama konka.
Konka adalah lekukan pada rongga hidung bagian dalam dan memiliki 3 bagian, yaitu superior (atas), tengah, serta inferior (bawah).
Di bagian hidung ini, udara akan diproses dan diubah suhunya sesuai dengan temperatur tubuh.
Di sini pula saraf olfaktori atau saraf penciuman yang terletak di langit-langit konka akan mendeteksi bau dari udara yang masuk.
Rangsangan bau ini yang kemudian disampaikan ke otak, hingga akhirnya otak menyimpulkan bau apa yang sedang dicium saat itu.
Setelah udara melewati konka, maka udara akan diteruskan masuk ke arah nasofaring, yakni ruangan yang menghubungkan antara hidung dan rongga mulut.
Selanjutnya, udara akan masuk ke dalam organ lainnya di luar rongga hidung yakni laring, trakea, hingga diproses menuju ke paru-paru.
3. Membran mukosa
Seluruh bagian dalam anatomi hidung Anda dilapisi oleh jaringan tipis yang disebut dengan membran mukosa. Membran mukosa berfungsi untuk mengatur suhu udara yang masuk serta melembapkan hidung.
Nah, fungsi lain dari membran mukosa adalah menghasilkan lendir yang Anda kenal dengan sebutan ingus. Fungsi dari lendir tersebut adalah menangkap benda-benda asing yang masuk ke dalam hidung.
Terkadang, membran mukosa dapat bermasalah, sehingga tidak dapat melembapkan hidung dengan baik, misalnya seperti mengalami peradangan dan pembengkakan.
Akibatnya, Anda bisa terkena berbagai macam gangguan hidung, mulai dari polip hidung, pilek, hingga rhinitis.
4. Sinus
Sinus adalah rongga yang terletak di dekat hidung. Lubang yang mengarah ke sinus juga termasuk dalam bagian struktur rongga hidung Anda.
Fungsi sinus adalah untuk meringankan beban di tulang tengkorak, berperan dalam suara manusia, serta menghasilkan lendir untuk melembapkan hidung. Ya, terdapat pula membran mukosa yang melapisi bagian dalam rongga sinus.
Ketika sinus mengalami peradangan dan pembengkakan akibat infeksi, kondisi tersebut dinamakan dengan sinusitis.
Fakta-fakta lain tentang anatomi hidung Anda
Fungsi hidung sebagai organ pernapasan dan penciuman mungkin tak perlu lagi diperdebatkan. Namun, ada beberapa fakta lain tentang hidung yang mungkin belum pernah Anda sebelumnya.
Penasaran? Berikut fakta-faktanya:
1. Hidung membentuk suara Anda
Anda mungkin tidak menyangka bahwa hidung juga berperan dalam membentuk suara yang keluar saat Anda berbicara atau menyanyi.
Memang, suara dihasilkan oleh laring, namun hanya berupa getaran saja. Menurut Cleveland Clinic, getaran tersebut yang kemudian terpantul ke bagian anatomi hidung dan sinus, yang disebut juga dengan resonansi suara.
2. Hidung melindungi tubuh Anda
Dari penjelasan sebelumnya, Anda juga menyadari bahwa bulu-bulu dan lendir di dalam hidung mencegah benda-benda asing masuk.
Hal tersebut membantu agar udara yang kita hirup menjadi lebih bersih dan tidak terkontaminasi bakteri atau virus.
Tak hanya menjaga kekebalan tubuh, fungsi penciuman pada anatomi hidung juga melindungi Anda dari bahaya, lho. Kita perlu indera penciuman untuk mendeteksi asap, makanan basi, dan gas beracun lainnya.
Sayangnya, terkadang indera penciuman bisa terganggu akibat kondisi kesehatan tertentu, sehingga Anda harus lebih berhati-hati.
Salah satu jenis gangguan penciuman tersebut dinamakan dengan anosmia, yaitu kondisi ketika hidung tidak dapat mengendus bau dengan baik.
3. Manusia dapat mendeteksi hampir satu triliun aroma berbeda
Dalam anatomi hidung, terdapat sekitar 12 juta sel reseptor pada saraf penciuman Anda. Sel reseptor ini berfungsi untuk mengenali berbagai macam bau.
Ketika suatu aroma masuk ke hidung, partikel-partikel ini akan masuk ke puncak konka hidung, yaitu tempat di mana saraf penciuman bersarang.
Di sini, bau yang terdeteksi oleh reseptor penciuman mengaktifkan saraf untuk mengirimkan sinyal ke otak. Kombinasi dari berbagai saraf yang diaktifkan mendaftarkan setiap bau unik yang dapat kita deteksi.