backup og meta

9 Manfaat Daun Babadotan, Bukan Sekedar Gulma

9 Manfaat Daun Babadotan, Bukan Sekedar Gulma

Sangat mudah ditemukan di hampir seluruh wilayah Indonesia, daun babadotan atau bandotan rupaya tidak hanya berperan sebagai tanaman liar.

Sejak zaman dahulu, gulma dengan bau daun yang cukup menyengat ini kerap dimanfaatkan sebagai obat herbal.

Apa itu daun babadotan?

Selama ini, daun babadotan dikenal sebagai gulma atau tanaman pengganggu yang pertumbuhannya sulit dikendalikan.

Padahal, tanaman yang memiliki nama latin Ageratum conyzoides ini ternyata memiliki beragam manfaat bagi kesehatan.

Tidak hanya pada bagian daunnya saja, akar, dan bunga babadotan juga banyak dimanfaatkan sebagai obat herbal.

Melansir dari laman Plants for A Future, tanaman yang berasal dari Kepulauan Karibia ini dipercaya dapat membantu mengobati alergi, luka pada kulit, diare, hingga rematik.

Kandungan daun babadotan

manfaat daun mint kandungan khasiat

Khasiat yang dimiliki daun babadotan tentu tidak terlepas dari berbagai fitronutrien dan senyawa aktif di dalamnya.

Berikut adalah berbagai kandungan zat aktif pada tanaman babadotan.

  • Alkaloid.
  • Saponin.
  • Flavonoid.
  • Kumarin.
  • Eugenol.
  • Polifenol.
  • Tanin.
  • Minyak atsiri.

Dengan berbagai zat bioaktif yang ada, tanaman ini juga memiliki sifat anti-inflamasi, anti-alergi, antioksidan, antibakteri, hingga antilitik.

Manfaat daun babadotan

Berikut adalah macam-macam manfaat daun babadotan sebagai tanaman obat untuk membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan.

1. Membantu menurunkan risiko diabetes dan komplikasinya

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh African Health Sciences menunjukkan bahwa daun babadotan dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus hingga sebanyak 39,1 persen.

Manfaat tersebut didapatkan dari kandungan alkaloid, kardenolida, saponin, dan tanin dari ekstrak daun ini.

Selain itu, kandungan mineral seperti magnesium, kalium, dan zat besi pada ekstrak daun bandotan juga dapat mengurangi risiko komplikasi diabetes seperti hipertensi dan penyakit jantung.

2. Mencegah infeksi bakteri dan jamur dalam tubuh

Kandungan minyak atsiri pada Ageratum conyzoides cukup ampuh dalam menghambat pertumbuhan bakteri, seperti Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis.

Selain itu, minyak esensial dari tanaman ini juga membantu menghambat pertumbuhan jamur yang beracun seperti Aspergillus parasiticus. Jamur tersebut dapat ditemukan pada makanan, tanah, hingga udara.

Kedua manfaat tersebut diperoleh dari kombinasi ekstrak minyak esensial babadotan, terutama metanol.

3. Mencegah penyakit schistosomiasis

Cacing kremi atau Enterobius vermicularis

Demam siput atau schistosomiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing parasit yang tumbuh di dalam saluran pencernaan dan saluran kemih.

Jika dibiarkan, keberadaan parasit tersebut dapat menyebar hingga ke paru-paru, hati, otak, sampai sistem saraf.

Untungnya, kandungan minyak atsiri dalam daun bandotan mampu menghambat pertumbuhan cacing parasit schistosomiasis di dalam tubuh.

4. Membantu mengobati diare

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Arquivos do Instituto Biologico, ditemukan bahwa teh dari daun babadotan banyak digunakan sebagai obat untuk mengatasi diare di Brasil.

Selain itu, pelarutan ekstrak daun babadotan ke dalam air juga dapat mengatasi penyakit infeksi pencernaan seperti disentri.

Tidak hanya diare, teh dari daun dan akar tanaman ini juga bisa membantu mengatasi perut kram, nyeri, dan demam karena disentri.

5. Membantu mengobati anemia

Menurut sebuah studi lama dalam Nigerian Journal of Physiological Science, kandungan etanol pada ekstrak babadotan berpotensi mengatasi anemia pada percobaan dengan objek tikus.

Tanaman satu ini membantu mengobati anemia dengan kemampuannya dalam meningkatkan produksi sel darah merah.

Peningkatkan sel darah merah karena pemberian ekstrak babadotan pun tidak diikuti dengan produksi sel darah putih atau limfosit.

Dengan begitu, ekstrak daun Ageratum conyzoides akan mengembalikan keseimbangan sel darah merah dan sel darah putih di dalam tubuh.

6. Membantu menyembuhkan luka pada kulit

luka terbuka

Luka pada kulit tentu perlu segera diatasi untuk mencegah infeksi. Anda ternyata bisa mendapatkan khasiat ini dari ekstrak daun babadotan.

Penggunaan ekstrak tanaman bandotan pada kulit yang terluka dapat mempercepat proses pembelahan sel kulit yang baru.

Kandungan etanol dalam ekstrak daun juga akan memperkuat daya tarik antarjaringan kulit.

Selain itu, daun babadotan yang dioleskan pada kulit yang terluka juga mengandung kolagen. Dengan begitu, kulit yang terbentuk memiliki tekstur halus.

7. Mencegah kerusakan hati karena alkohol

Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko kerusakan hati. Kondisi ini dipicu oleh adanya peningkatan enzim hati atau aspartate transaminase (AST).

Sementara itu, ekstrak daun bandotan berpotensi menekan produksi enzim AST untuk mencegah kerusakan hati.

Manfaat daun ini untuk mencegah kerusakan hati juga didapatkan dari kemampuannya dalam melawan radikal bebas penyebab kerusakan sel.

8. Mengurangi keparahan gejala rematik

Rituximab untuk rematik

Khasiat selanjutnya dari daun babadotan ialah mengatasi peradangan pada pasien rematik. Penyakit autoimun ini menyebabkan peradangan pada sendi.

Dengan sifat anti-inflamasi (antiradang) yang dimilikinya, ekstrak daun Ageratum conyzoides dipercaya dapat membantu mengurangi keparahan gejala rematik.

Meski begitu, percobaan yang dilakukan masih terbatas pada tikus. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan khasiat yang satu ini.

9. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Dengan berbagai antioksidan yang dimilikinya, ekstrak daun, akar, hingga bunga tanaman bandotan dapat membantu melindungi tubuh dari radikal bebas.

Ketika tubuh terbebas dari radikal bebas, sistem kekebalan tubuh akan meningkat. Dengan begitu, Anda bisa terlindungi dari beragam penyakit.

Hanya saja, perlu diingat bahwa kebanyakan manfaat tanaman Ageratum conyzoides baru dibuktikan pada hewan.

Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan babadotan pada manusia untuk membuktikan manfaatnya pada sistem imun.

Efek samping daun babadotan

perhatian kortikosteroid

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology, ekstrak daun babadotan terbukti mengandung pyrrolizidine alkaloid (PA) yang bersifat hepatotoksik atau beracun bagi hati.

Pemberian 500–1.000 mg/kg ekstrak daun Ageratum conyzoides selama selama 90 hari pada tikus menunjukkan adanya masalah pada hati, ginjal, dan darah.

Penelitian lebih lanjut sebetulnya masih dibutuhkan untuk membuktikan efek samping daun ini.

Namun ingatlah untuk selalu menggunakan obat herbal dalam batas wajar dan memulainya dengan dosis yang rendah.

Sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan interaksi antara daun babadotan dengan obat medis.

Meski begitu, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika Anda ingin mengonsumsi obat herbal dan medis secara bersamaan.

Cara memakai dan mengolah daun babadotan

Selama ini, daun bandotan lebih banyak diolah menjadi ekstrak. Setelah itu, ekstrak akan dilarutkan dengan air dan dijadikan minuman.

Nah, Anda sebenarnya juga bisa memakai ekstrak daun ini untuk pengobatan luar, contohnya ketika mengobati luka pada kulit.

Untuk memanfaatkannya sebagai obat luar, cukup taburkan bubuk daun bandotan pada area yang terluka, lalu tutuplah dengan perban.

Bubuk tersebut akan membentuk lapisan di atas luka yang kemudian bisa diangkat dan diganti secara berkala.

Pastikan untuk mencuci daun sampai benar-benar bersih sebelum menggunakannya.

Jika Anda membeli suplemen Ageratum conyzoides, pastikan untuk mengikuti prosedur penyajian sesuai dengan kemasan.

Kesimpulan

  • Bermanfaat untuk kesehatan berkat kandungan fitonutrien dan zat aktif pada daun, akar, dan bunganya.
  • Berpotensi membantu pengobatan rematik, diare, schistosomiasis, dan infeksi bakteri serta jamur.
  • Mengandung pyrrolizidine alkaloid yang bersifat toksik bagi hati.
  • Diolah menjadi ekstrak untuk dilarutkan bersama minuman.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Esper, R. H., Gonçalez, E., Felicio, R. C., & Felicio, J. D. (2015). Fungicidal activity and constituents of ageratum conyzoides essential oil from three regions in Sao Paulo state, Brazil. Arquivos do Instituto Biológico82(0). Retrieved 17 February 2023 from https://doi.org/10.1590/1808-1657000482013.

Agunbiade, O., Ojezele, O., Ojezele, J., & Ajayi, A. (2012). Hypoglycaemic activity of Commelina africana and Ageratum conyzoides in relation to their mineral composition. African Health Sciences12(2). Retrieved 17 February 2023 from https://doi.org/10.4314/ahs.v12i2.19.

Patil, R. P., Nimbalkar, M. S., Jadhav, U. U., Dawkar, V. V., & Govindwar, S. P. (2010). Antiaflatoxigenic and antioxidant activity of an essential oil from Ageratum conyzoides L. Journal of the Science of Food and Agriculture90(4), 608-614. Retrieved 17 February 2023 from https://doi.org/10.1002/jsfa.3857.

De Melo, N. I., Magalhaes, L. G., De Carvalho, C. E., Wakabayashi, K. A., De P. Aguiar, G., Ramos, R. C., Mantovani, A. L., Turatti, I. C., Rodrigues, V., Groppo, M., Cunha, W. R., Veneziani, R. C., & Crotti, A. E. (2011). Schistosomicidal activity of the essential oil of ageratum conyzoides L. (Asteraceae) against adult schistosoma mansoni worms. Molecules16(1), 762-773. Retrieved 17 February 2023 from https://doi.org/10.3390/molecules16010762.

Ita, S., Etim, O., Ben, E., & Ekpo, O. (2010). Haematopoietic properties of ethanolic leaf extract of ageratum conyzoides (goat weed) in albino rats. Nigerian Journal of Physiological Sciences22(1-2). Retrieved 17 February 2023 from https://doi.org/10.4314/njps.v22i1-2.54883.

Patil, R. P., Nimbalkar, M. S., Jadhav, U. U., Dawkar, V. V., & Govindwar, S. P. (2010). Antiaflatoxigenic and antioxidant activity of an essential oil from Ageratum conyzoides L. Journal of the Science of Food and Agriculture90(4), 608-614. Retrieved 17 February 2023 from https://doi.org/10.1002/jsfa.3857.

Verma, P. K., Raina, R., Sultana, M., Prawez, S., & Jamwal, N. (2013). Hepatoprotective mechanisms of ageratum conyzoides L. on oxidative damage induced by acetaminophen in Wistar rats. Free Radicals and Antioxidants3(2), 73-76. Retrieved 17 February 2023 from https://doi.org/10.1016/j.fra.2013.05.009.

Ageratum conyzoides goatweed, tropical whiteweed PFAF plant database. (n.d.). Untitled Document. Retrieved 17 February 2023 from https://pfaf.org/user/Plant.aspx?LatinName=Ageratum+conyzoides.

Diallo, A., Eklu-Gadegbeku, K., Amegbor, K., Agbonon, A., Aklikokou, K., Creppy, E., & Gbeassor, M. (2014). In vivo and in vitro toxicological evaluation of the hydroalcoholic leaf extract of Ageratum conyzoides L. (Asteraceae). Journal Of Ethnopharmacology, 155(2), 1214-1218. https://doi.org/10.1016/j.jep.2014.07.005

Versi Terbaru

09/03/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

Daftar Obat Herbal yang Berpotensi Mengobati Kanker Ovarium

Obat Herbal Alami yang Bisa Dicoba untuk Mengatasi Sesak Napas


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 09/03/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan