Untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, Anda tidak hanya harus mengetahui cara menyikat gigi yang benar. Anda pun harus memahami cara menyimpan sikat gigi yang benar supaya alat ini tidak menjadi tempat berkembangnya bakteri.
Lantas, sudah tepatkah cara dan tempat yang Anda gunakan untuk menyimpan sikat gigi selama ini? Yuk, ketahui jawabannya melalui tips berikut!
Cara menyimpan sikat gigi yang benar
Perawatan dan penyimpanan sikat gigi perlu dilakukan dengan benar supaya benda satu ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Simak tips berikut dan jangan lupa mempraktikkannya!
1. Hindari menyimpan sikat gigi di dekat toilet
Di mana Anda menyimpan sikat gigi saat ini? Jika selama ini Anda meletakkan sikat gigi di dekat wastafel atau toilet, sebaiknya segera hentikan kebiasaan tersebut.
Pasalnya, besar kemungkinan sikat gigi akan terkena zat-zat sisa kotoran, sabun, dan air kotor yang mengandung banyak kuman penyakit.
Ketika Anda membilas (flush) toilet, air toilet dapat terciprat hingga sejauh dua meter ke segala arah.
Cipratan ini mengandung bermacam-macam bakteri yang dapat menempel di seluruh bagian kamar mandi dan bertahan selama beberapa waktu, contohnya E. coli dan S. aureus.
Tentu saja, fakta ini menunjukkan bahwa bakteri sangat mungkin ikut menempel di sela-sela bulu sikat gigi Anda.
Selain toilet, tempat menyimpan sikat gigi yang juga harus Anda hindari ialah di dekat wastafel.
Ini karena cipratan air wastafel yang mungkin tercampur sisa-sisa sabun atau air kotor juga dapat berpindah dengan mudah ke bulu sikat gigi.
2. Pisahkan tempat menyimpan sikat gigi Anda dengan sikat gigi orang lain
Rongga mulut merupakan rumah bagi ratusan jenis mikroorganisme yang berbeda, mulai dari bakteri alami maupun bakteri dari luar yang mungkin membahayakan kesehatan tubuh.
Setiap kali Anda menggosok gigi, bakteri menempel pada sikat gigi sehingga alat ini dapat menjadi perantara penularan mikroorganisme kepada orang lain.
Oleh karena itu, salah satu cara menyimpan sikat gigi yang benar yakni dengan memisahkan sikat gigi Anda dengan sikat gigi orang lain, tidak terkecuali anggota keluarga Anda.
Menyimpan sikat gigi bersamaan akan membuat permukaan bulu sikat saling menempel dan menyebabkan kontaminasi silang. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko perpindahan bakteri dari satu sikat gigi ke sikat gigi lainnya.
Bahaya ini sama halnya bila Anda berbagi sikat gigi, alias menggunakan satu sikat gigi yang sama dengan orang lain.
Menurut American Dental Association, kebiasaan berbagi sikat gigi dapat mengakibatkan perpindahan mikroorganisme yang dapat meningkatkan risiko infeksi. Akibatnya, penularan penyakit tak bisa dihindari.
3. Letakkan sikat gigi di tempat terbuka
Tidak sedikit orang yang memilih untuk meletakkan sikat gigi dalam wadah tertutup atau menutup bulu sikat gigi dengan penutup.
Biasanya, ini dilakukan untuk menjaga bulu sikat gigi dari kontaminasi bakteri yang ada di dalam toilet.
Namun, ternyata ini merupakan kebiasaan yang kurang baik. Pasalnya, menyimpan sikat gigi di tempat tertutup akan membuat bulu sikat gigi menjadi lembap.
Lingkungan yang lembap merupakan tempat sempurna untuk bakteri berkembang biak. Akibatnya, sikat gigi Anda justru menjadi sarang bakteri.
Menyimpan sikat gigi di tempat tertutup juga akan meningkatkan pertumbuhan jamur atau bakteri yang memperparah kondisi Anda ketika mengalami flu, sakit tenggorokan, atau sariawan.
Maka dari itu, sebaiknya pilih tempat yag terbuka untuk menyimpan sikat gigi, seperti cangkir atau gantungan, sehingga sirkulasi udaranya dapat berjalan dengan baik.
4. Rendam sikat gigi dengan obat kumur
Cara terbaik untuk membunuh bakteri pada sikat gigi ialah dengan merendamnya menggunakan obat kumur. Anda dapat melakukan hal ini saat selesai menyikat gigi dan sebelum menyimpannya.
Obat kumur terbukti dapat mengurangi jumlah bakteri yang menempel pada sikat gigi hingga sebanyak 85 persen.
Bila perlu, Anda juga bisa merendam sikat gigi dalam larutan chlorhexidine 0,2% untuk membunuh bakteri yang ada pada sikat gigi.
5. Posisikan sikat gigi secara tegak
Sikat gigi sebaiknya diletakkan menghadap ke atas atau dalam posisi tegak, yaitu bulu sikat gigi di atas dan gagang sikat gigi berada di bawah.
Cara ini akan memberikan kesempatan bagi bulu sikat gigi untuk “bernapas” dan mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
Selain itu, posisi sikat yang tegak juga mempermudah sisa air dalam sela bulu sikat gigi untuk mengalir tuturn. Ini akan membuat sikat gigi lebih cepat kering sekaligus mencegah tumbuhnya bakteri pada sikat gigi.
6. Rutin mengganti sikat gigi
Pastikan untuk rutin mengganti sikat gigi setiap tiga sampai empat bulan sekali. Namun, jika bulu sikat gigi sudah melebar sebelum tiga bulan, Anda tetap wajib menggantinya dengan sikat gigi yang baru.
Sikat gigi yang bulu-bulunya sudah melebar tak akan lagi efektif membersihkan rongga mulut Anda. Bulu sikat yang rusak justru bisa melukai gusi Anda.
Jika Anda sedang terkena flu, demam, batuk, sakit tenggorokan, sariawan, atau masalah mulut lainnya, akan lebih baik jika Anda segera mengganti sikat gigi Anda setelah sembuh.
Ini karena saat Anda menyikat gigi selama sakit, virus dan bakteri yang ada akan menempel pada bulu sikat gigi dan bisa membuat penyakit kambuh lagi.
Jika Anda memiliki masalah gigi lainnya, seperti gigi sensitif, Anda mungkin perlu mengganti sikat gigi lebih sering.
Jadi, jangan lupa untuk mengganti sikat gigi dengan rutin, ya.
Sudahkah Anda menyimpan sikat gigi dengan benar?
- Jangan biarkan bulu sikat gigi Anda menempel dengan bulu sikat gigi milik orang lain.
- Jauhkan sikat gigi dari cipratan air wastafel dan toilet.
- Biarkan sikat gigi berada di tempat terbuka. Jangan tutup bulu sikat dengan penutup.