Pernahkah Anda memotong daging mentah dan sayuran menggunakan pisau dan talenan yang sama? Awas, kebiasaan ini berisiko menyebabkan kontaminasi silang yang memicu masalah kesehatan seperti berikut ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Pernahkah Anda memotong daging mentah dan sayuran menggunakan pisau dan talenan yang sama? Awas, kebiasaan ini berisiko menyebabkan kontaminasi silang yang memicu masalah kesehatan seperti berikut ini.
Secara umum, kontaminasi makanan dapat diartikan sebagai pengotoran atau pencemaran makanan dari zat kimia, polusi, atau mikroorganisme yang berasal dari luar.
Kontaminasi silang adalah perpindahan mikroorganisme berbahaya ke makanan dari makanan lain, peralatan memasak, atau dari orang yang memasaknya.
Saat masuk ke dalam tubuh, mikroorganisme berbahaya atau patogen ini dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, mulai dari yang ringan hingga serius.
Infeksi patogen yang menyebabkan kontaminasi silang, termasuk bakteri, virus, dan parasit.
Kontaminasi silang bisa menyebabkan penyakit bawaan makanan. Menurut data WHO gangguan ini memengaruhi 600 juta orang di seluruh dunia per tahunnya.
Bahkan, dari angka tersebut ada sekitar 420.000 orang meninggal dunia setiap tahun setelah makan makanan yang terkontaminasi.
Pada dasarnya, setiap orang berisiko terkena kontaminasi silang. Namun, terdapat kelompok orang tertentu memiliki risiko lebih tinggi, meliputi:
Melihat fakta di atas, tentu sangat penting untuk mengetahui jenis-jenis dan cara pencegahan kontaminasi silang yang dapat Anda lakukan.
Terdapat tiga jenis kontaminasi silang yang umum terjadi, yakni dari makanan ke makanan, peralatan ke makanan, dan orang ke makanan.
Makanan yang terkontaminasi, seperti makanan mentah, setengah matang, atau tidak dicuci dengan benar, bisa mencemari makanan lain yang tidak terkontaminasi.
Jenis makanan tersebut menampung berbagai bakteri, seperti Salmonella, Escherichia coli, dan Listeria monocytogenes, yang berbahaya bagi kesehatan.
Berikut ini adalah beberapa contoh risiko kontaminasi silang dari makanan ke makanan.
Jenis kontaminasi ini umumnya terjadi karena peralatan memasak tidak dibersihkan dengan benar dan langsung digunakan untuk mengolah bahan makanan lainnya.
Bakteri yang memicu keracunan makanan bisa bertahan lama pada meja, talenan, pisau, wadah penyimpanan, bahkan peralatan pabrik untuk mengolah makanan.
Berikut ini adalah beberapa contoh risiko kontaminasi silang dari peralatan ke makanan.
Orang yang mengolah bahan makanan juga bisa dengan mudah menjadi sumber kontaminasi silang terhadap makanan.
Mikroorganisme berbahaya bisa berasal dari dalam tubuh yang sakit atau berasal dari benda di sekitar, seperti pakaian atau ponsel yang tidak bersih.
Berikut ini adalah beberapa contoh risiko kontaminasi silang dari orang ke makanan.
Penyakit bawaan makanan atau juga sering disebut keracunan makanan dapat menimbulkan gejala ringan hingga serius, termasuk:
Sebagian besar gejala tersebut bersifat akut, artinya terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Kebanyakan orang yang mengalami gejala keracunan makanan membaik dengan sendirinya dalam 1–3 hari tanpa perlu pengobatan dokter.
Jika gejala tak kunjung membaik, dokter bisa meresepkan oralit untuk mengganti cairan tubuh, obat diare untuk memadatkan feses, dan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri.
Untuk kondisi yang lebih serius dan terjadi pada kelompok berisiko, Anda mungkin membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Gangguan kesehatan ini bisa terjadi di dapur rumah Anda. Berikut ini adalah sejumlah cara mencegah kontaminasi silang yang bisa Anda lakukan.
Kebanyakan orang umumnya masih abai mengenai kontaminasi silang, padahal hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mengikuti kebiasaan makan sehat, mulai dari persiapan, penyimpanan, hingga pembelanjaan bahan makanan seperti di atas.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar