Seks anal atau hubungan seks melalui dubur adalah aktivitas seksual yang melibatkan masuknya penis ke dalam anus. Orang-orang melakukan hubungan anal karena anus penuh dengan ujung saraf, sehingga ia sangat sensitif. Untuk beberapa penerima seks anal, anus bisa menjadi zona sensitif seksual yang merespon rangsangan seksual. Untuk pasangan yang memberikannya, anus dapat memberikan rasa ketat yang menyenangkan di sekitar penis. Meski banyak orang yang menganggap hal ini menyenangkan, namun aktivitas ini memiliki sejumlah risiko dan tentunya memerlukan tindakan pencegahan khusus. Untuk mengetahui apa saja efek yang ditimbulkan, mari kita lihat selengkapnya di bawah ini.
Kenapa seks anal lebih berisiko?
Ada sejumlah risiko kesehatan yang berkaitan dengan seks anal. Menurut WebMD, seks pada anus ini adalah bentuk aktivitas seksual yang paling berisiko karena beberapa alasan, termasuk alasan berikut:
1. Anus tidak memiliki lubrikasi alami yang dimiliki vagina
Penetrasi dapat merobek jaringan bagian dalam anus, yang memungkinkan bakteri dan virus untuk memasuki aliran darah. Hal ini dapat mengakibatkan penyebaran infeksi menular seksual, termasuk HIV. Studi telah menunjukkan bahwa risiko anus terpapar HIV adalah 30 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan pasangan yang melakukan seks vaginal. Paparan human papillomavirus (HPV) juga dapat menyebabkan perkembangan kutil anus dan kanker anus. Menggunakan pelumas dapat sedikit membantu, namun tidak benar-benar mencegah robek.
2. Jaringan dalam anus tidak terlindungi seperti kulit di luar anus
Jaringan eksternal pada anus memiliki lapisan sel mati yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi. Jaringan di dalam anus tidak memiliki perlindungan alami ini, sehingga ia rentan robek dan mengalami penyebaran infeksi.
3. Anus dirancang untuk menyimpan feses
Anus dikelilingi dengan otot berbentuk cincin, yang disebut sebagai sfingter anal. Ia biasanya mengencang setelah Anda buang air besar. Ketika otot mengetat, penetrasi anal bisa sangat menyakitkan dan sulit. Melakukan seks anal secara berulang dapat menyebabkan lemahnya sfingter anal. Hal ini dapat menyebabkan Anda sulit untuk menahan buang air besar. Namun, latihan kegel dapat memperkuat sfingter, sehingga dapat membantu mencegah atau memperbaiki masalah ini.
4. Anus penuh dengan bakteri
Bahkan jika kedua pasangan tidak memiliki infeksi atau penyakit menular seksual, bakteri normal di anus berpotensi untuk menginfeksi pasangan yang menerimanya. Mempraktikkan seks vaginal setelah seks anal juga dapat menyebabkan infeksi saluran kencing dan infeksi pada vagina.
Seks pada anus juga dapat membawa risiko lain. Kontak oral dengan anus dapat membuat kedua pasangan berisiko untuk hepatitis, herpes, HPV, dan infeksi lainnya. Untuk pasangan heteroseksual, kehamilan bisa terjadi jika air mani keluar dekat dengan pembukaan vagina.
Meskipun cedera serius dari seks anal tidak umum, tapi itu bisa terjadi pada Anda. Perdarahan setelah seks anal dapat disebabkan oleh wasir atau robekan, atau juga karena sesuatu yang lebih serius seperti perforasi (lubang) di usus besar. Ini adalah masalah berbahaya yang memerlukan perhatian medis segera. Pengobatan melibatkan perawatan di rumah sakit, operasi, dan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Cara mencegah nyeri dan kerusakan pada anus
Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kerusakan jaringan anal. Secara khusus, ini meliputi:
1. Menggunakan pelumas berbasis air
Hal ini penting, karena anus tidak memiliki lubrikasi alami seperti pada vagina. Oleh karena itu, pasangan Anda perlu menggunakan pelumas untuk memberikan kenyamanan. Perlu diingat bahwa pelumas yang berbahan dasar minyak dapat merusak kondom lateks. Akan lebih baik lagi jika menggunakan pelumas khusus anal yang mengandung benzocaine, ia dapat mengurangi rasa sakit dan membuat penetrasi lebih nyaman.
2. Melakukannya perlahan
Ini sangat penting, terutama bagi Anda yang belum pernah melakukan seks anal sebelumnya. Lakukanlah langkah demi langkah ketika menjelajahi daerah ini. Anda dapat memulainya dengan menggunakan jari tangan pasangan Anda, lalu lakukanlah langkah ini dalam berbagai kesempatan hingga tiba saatnya melanjutkan penjelajahan.
3. Memperhatikan kebersihan
Pastikan pasangan Anda memiliki kuku yang telah dipotong dan bersih sebelum memulai eksplorasi, hal ini dilakukan untuk menghindari masuknya bakteri. Setelah Anda melakukan seks anal, hindari memasukkan penis ke dalam mulut atau vagina sebelum pasangan Anda memakai kondom yang baru.
Berhentilah jika Anda merasa sangat kesakitan. Jika Anda mengalami perdarahan setelah seks anal atau menemukan luka atau bengkak di sekitar anus, periksalah ke dokter sesegera mungkin.
BACA JUGA:
- Di Mana Lokasi G-Spot Pada Pria?
- Waspada Risiko Infeksi Akibat Berhubungan Seks Saat Haid
- Kenali 7 Ciri Fisik dari Penis yang Sehat
[embed-health-tool-ovulation]