Gangguan metabolisme pada pasien diabetes melitus membuat mereka lebih berisiko mengalami berbagai penyakit kulit, salah satunya adalah digital sclerosis yang menyerang jari tangan. Simak informasi berikut untuk mengetahui lebih lanjut seputar penyakit ini.
Apa itu digital sclerosis?
Digital sclerosis adalah proses mengerasnya kulit jari tangan akibat peradangan dalam tubuh. Kondisi ini juga membuat kulit mengeras, menebal, menjadi kaku, dan bertekstur seperti lilin.
Meskipun umumnya tidak menimbulkan rasa nyeri, mengerasnya kulit bisa membatasi pergerakan dan fungsi persendian jari tangan, bahkan dapat menyebar hingga ke bagain tubuh lainnya.
Penyakit kulit akibat diabetes ini dapat terjadi karena berbagai hal. Namun, penyebab yang paling umum adalah kerusakan pada jaringan saraf dan pembuluh darah.
Biasanya, hal ini terjadi pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol. Anda dapat mencegah dan mengatasi penyakit ini dengan mengontrol gula darah.
Gejala digital sclerosis
Sklerosis digital pada pasien diabetes memiliki gejala yang khas, yaitu penebalan pada kulit jari tangan.
Selain itu, kulit pada area ini juga akan mengencang, mengeras, dan tampak seperti lilin.
Perubahan pada kulit pasien diabetes biasanya terjadi secara perlahan dengan bentuk yang tidak simetris.
Anda mungkin tidak akan merasakan nyeri, tapi jari yang terdampak lama-kelamaan bisa menjadi kurang sensitif atau bahkan mati rasa.
Kondisi ini dapat memengaruhi kedua tangan, khususnya pada bagian belakang jari.
Mengutip buku Skin Manifestations of Diabetes Mellitus, sklerosis digital diketahui dapat menyebar ke tangan, lengan, dan seluruh badan.
Penyebab sklerosis digital
Penyebab sklerosis digital tidak diketahui secara pasti. Namun, banyak ahli meyakini bahwa kondisi ini berkaitan dengan banyak faktor, salah satunya yaitu kadar gula darah tinggi.
Kadar gula darah yang tinggi menimbulkan peradangan dalam tubuh pasien diabetes. Lama-kelamaan, peradangan dapat merusak pembuluh darah dan saraf sehingga aliran darah menuju kulit menjadi terhambat.
Begitu aliran darah terhambat, kulit akan kekurangan pasokan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya. Akibatnya, kulit yang tadinya lembap kian mengering, menebal, dan menjadi kaku.
Digital sclerosis juga bisa terjadi akibat glikasi. Ini merupakan proses ketika gula di luar aliran darah berikatan dengan protein, termasuk kolagen yang menyusun kulit dan sendi.
Glikasi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kaku pada sendi dan kulit.
Perbedaan sclerosis digital dan dermopati diabetik
Sklerosis digital dan dermopati diabetik merupakan bentuk komplikasi diabetes. Bedanya, dermopati diabetik menimbulkan bercak kecil dan gelap pada area kulit yang dekat dengan tulang kering. Kondisi ini biasanya terjadi akibat cedera pada kaki.
Faktor risiko sklerosis digital
Masalah kulit yang menyebabkan kekakuan kulit dan jaringan seperti sklerosis digital lebih banyak terjadi pada pasien diabetes tipe 1. Meski demikian, pasien diabetes tipe 2 juga tidak luput dari risiko penyakit ini.
Pasien diabetes tipe 1 biasanya sudah memiliki penyakit ini sejak lama. Peradangan yang mereka alami selama bertahun-tahun membuat kulit mereka menjadi lebih rentan terhadap berbagai kerusakan.
Sementara pada pasien diabetes tipe 2, risiko munculnya masalah pada kulit meningkat bila Anda tidak mengontrol gula darah dengan baik.
Untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil, Anda perlu mengatur pola makan dan mengonsumsi obat sesuai anjuran.
Komplikasi digital sclerosis
Berikut beberapa komplikasi lebih lanjut dari sklerosis digital yang tidak tertangani dengan baik.
1. Keiroartropati diabetik
Sklerosis digital kerap muncul bersamaan dengan keiroartropati diabetik. Kondisi ini menyebabkan sendi tangan dan jari kaku.
Akibatnya, Anda kesulitan untuk menekuk tangan sepenuhnya atau memanjangkan jari.
2. Trigger finger
Penebalan dan pengerasan pada tendon (jaringan ikat) yang menyelubungi jari dapat menyebabkan trigger finger.
Komplikasi tahap lanjut ini membuat salah satu jari tangan mengencang hingga lama-kelamaan menjadi bengkok.
3. Kontraktur dupuytren
Jika digital sclerosis bertambah parah, tendon jari dapat memendek dan membuat jari yang terhubung dengannya menjadi bengkok.
Kondisi ini akan mengurangi kemampuan Anda untuk membuka tangan dan memanjangkan jari sepenuhnya.
Pengobatan sklerosis digital
Tidak ada obat atau metode khusus untuk menyembuhkan sklerosis digital maupun mengembalikan fungsi jari yang menurun seperti sedia kala.
Langkah terbaik untuk mengatasinya yakni dengan mencegah komplikasi ini bertambah parah. Berikut beberapa hal yang dapat membantu Anda.
1. Mengontrol penyakit diabetes
Hal utama yang harus Anda lakukan yaitu mengontrol kadar gula darah dengan sebaik mungkin.
Perbanyak konsumsi makanan yang baik untuk diabetes dan hindari segala pantangannya, terutama makanan tinggi gula dan lemak.
Minumlah obat diabetes secara teratur sesuai dosisnya. Bila Anda harus menggunakan insulin, lakukanlah secara rutin sesuai arahan dokter.
Pasien diabetes tipe 1 biasanya juga perlu mengecek gula darah secara rutin untuk memastikan kadarnya terkendali.
2. Fisioterapi
Jika kemampuan jari Anda telah menurun akibat digital sclerosis, Anda dapat mencoba fisioterapi.
Terapi ini dapat meningkatkan kemampuan gerak, menjaga kelenturan, dan mencegah pemendekan tendon lebih lanjut.
3. Suntikan dan operasi
Dokter dapat menyuntikkan steroid ke tangan Anda untuk mengurangi peradangan dan kekakuan.
Namun, jika kerusakan tendon pada jari Anda cukup parah, dokter mungkin akan menyarankan operasi untuk mengembalikan fungsi tangan dan jari.
Digital sclerosis merupakan salah satu jenis komplikasi diabetes yang menyerang kulit.
Dalam jangka panjang, kondisi ini bahkan dapat menurunkan fungsi jari dan tangan. Untuk mencegahnya, pastikan Anda mengontrol diabetes dengan sebaik mungkin.
[embed-health-tool-bmi]