backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

8 Penyakit Kulit yang Sering Dialami Penderita Diabetes

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 25/10/2021

    8 Penyakit Kulit yang Sering Dialami Penderita Diabetes

    Diabetes bisa menyerang seluruh bagian tubuh, termasuk kulit. Bahkan, masalah pada kulit kadang menjadi tanda awal dari diabetes itu sendiri. Untungnya, sebagian besar penyakit kulit akibat diabetes bisa dicegah dan diobati sejak dini.

    Ragam penyakit kulit akibat diabetes

    akantosis nigrikans

    Masalah kulit umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur, perubahan kondisi pembuluh darah di bawah kulit, dan reaksi alergi. Siapa pun dapat mengalami masalah kulit, tapi penderita diabetes menghadapi risiko yang jauh lebih besar.

    Ini karena penyakit diabetes dapat memengaruhi pembuluh darah kecil yang menyuplai darah ke kulit. Selain itu, kadar gula darah yang tinggi juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga penderita diabetes rentan terhadap infeksi.

    Menurut American Diabetes Association, berikut beberapa penyakit kulit yang biasanya muncul akibat penyakit diabetes.

    1. Akantosis nigrikans

    Akantosis nigrikans yaitu kelainan pigmentasi kulit yang ditandai dengan munculnya area berwarna gelap pada lipatan-lipatan tubuh. Kondisi ini paling sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas dan penderita diabetes.

    Hormon insulin yang tinggi pada penderita diabetes merangsang pembelahan sel kulit baru lebih cepat. Sel-sel ini mengandung pigmen melanin yang memberi warna gelap. Lama-kelamaan, sel kulit yang baru ini semakin tebal dan tampak lebih gelap.

    2. Dermopati diabetik

    Dermopati diabetik merupakan masalah kulit yang menyerang kaki penderita diabetes. Banyak ahli menduga bahwa penyakit ini disebabkan oleh perubahan pada pembuluh darah kecil di bawah kulit akibat diabetes.

    Ciri khas dermopati diabetik yaitu munculnya bercak bersisik berwarna cokelat muda pada kulit. Bercak ini sering dikira sebagai flek penuaan karena tidak gatal atau sakit. Dermopati diabetik juga tidak berbahaya dan pasien tidak perlu penanganan khusus.

    3. Lenting diabetes

    Pada kasus tertentu, penderita diabetes bisa memiliki lentingan pada tangan, lengan, jari, atau kakinya. Penyakit kulit ini tampak seperti luka bakar dan biasanya ditemukan pada pasien yang mengalami kerusakan saraf akibat diabetes (neuropati diabetik).

    Sekilas tampak berbahaya, kondisi ini sebenarnya bisa hilang dengan sendirinya. Anda bahkan tidak akan merasa sakit ataupun melihat bercak kemerahan di sekitar lentingan. Cara terbaik untuk mengatasi lenting diabetes yaitu dengan mengontrol gula darah.

    4. Reaksi alergi

    Penderita diabetes terkadang bisa alergi terhadap obat-obatan atau insulin yang dokter berikan. Gejalanya seperti alergi kulit pada umumnya, yaitu muncul ruam dan bercak merah pada kulit. Reaksi ini juga dapat muncul di sekitar area suntikan insulin.

    Obat diabetes seperti metformin jarang sekali menyebabkan reaksi alergi serius. Meski begitu, tetap awasi gejala yang Anda alami. Segera cari bantuan medis bila Anda mulai kesulitan bernapas, sakit kepala, atau sulit menelan.

    5. Necrobiosis lipoidica diabeticorum (NLD)

    Seperti halnya dermopati diabetik, necrobiosis lipoidica diabeticorum (NLD) termasuk penyakit kulit yang muncul akibat kerusakan saraf terkait diabetes. Gejalanya pun mirip, tapi bercak pada NLD cenderung lebih dalam, lebar, dan sedikit.

    Bercak-bercak NLD kadang juga terasa gatal dan nyeri. Selama bercak ini tidak pecah, Anda tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, segera kunjungi dokter apabila bercak pada kulit Anda pecah dan menjadi luka terbuka.

    6. Xantomatosis eruptif

    Penderita diabetes juga berisiko mengalami xantomatosis eruptif, yaitu munculnya benjolan berwarna kuning sebesar kacang pada permukaan kulit. Benjolan ini paling sering ditemukan pada tangan, kaki, lengan, dan pantat.

    Penyakit kulit langka ini terjadi akibat diabetes tipe 1 yang tidak terkontrol. Penderitanya pun cenderung memiliki kadar lemak dan kolesterol darah yang tinggi. Guna mengatasi benjolan, Anda harus mulai mengontrol gula darah dan gejala diabetes.

    7. Sklerosis digital

    Sklerosis digital merupakan pengerasan pada kulit di ujung jari tangan dan kaki. Selain mengeras, kulit pada area ini juga dapat menebal, terasa ketat, atau menyerupai lilin. Beberapa pasien juga mengalami kekakuan pada sendi jari yang terdampak.

    Jari merupakan bagian tubuh yang mendapat pasokan darah paling akhir. Gula darah tinggi dapat mengganggu aliran darah ke ujung tubuh sehingga jari-jari tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen. Akibatnya, jaringan kulit jari mengalami kerusakan.

    8. Disseminated granuloma annulare

    Disseminated granuloma annulare yaitu penyakit kulit akibat diabetes dengan ciri khas berupa tonjolan berbentuk cincin atau busur. Area kulit yang menonjol biasanya terletak pada bagian tubuh yang jauh dari badan, seperti jari, kaki, dan telinga.

    Tonjolan bisa tampak kemerahan, merah-kecokelatan, atau memiliki warna yang sama dengan kulit. Anda tidak memerlukan penanganan khusus, tetapi beberapa dokter bisa saja meresepkan krim hidrokortison untuk mengembalikan kondisi kulit.

    Diabetes dapat menyebabkan berbagai masalah pada kulit. Meski begitu, kebanyakan penyakit kulit ini muncul akibat diabetes yang tidak terkontrol. Untuk mencegahnya, mulailah dengan mengontrol gula darah dan gejala Anda dari sekarang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 25/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan