Saya umur 18 tahun bentar lgi mo otw 19,,dan berat badan saya 43 ndk naik2,,, apakah bb 43 termasuk ideal?
Mahasiswi
Dok boleh ga sebutin nama" protein hewani dan nabati? 50 50
Dok apakah juga mengonsumsi protein berlebihan juga dapat menyebabkan penyakit?
1 komentar
Terbaru
Halo Ika, terima kasih atas pertanyaan anda.
berikut adalah beberapa contoh Protein Hewani :
- Daging Merah -> Daging-dagingan merah seperti daging sapi, daging kambing dan domba kaya akan protein. Selain itu, daging merah juga merupakan sumber vitamin B12.
- Daging Ayam -> Jika Ibu khawatir akan kandungan lemak dalam daging. Sebaiknya Ibu konsumsi daging ayam, sebagai sumber protein. Daging unggas memiliki lemak jenuh yang lebih sedikit dibanding dengan daging lainnya. Pilihlah bagian dada ayam, karena mengandung 30 gram protein/100 gram dan juga tidak mengandung banyak lemak.
- Daging Ikan -> Selain sebagai sumber protein tinggi, daging ikan juga mengandung omega 3 yang baik kesehatan jantung. Daging ikan salmon dan daging ikan tuna merupakan pilihan sumber protein yang tepat.
- Telur -> Dalam satu butir telur ayam mengandung 6 gram protein. Protein dalam telur yang masuk ke tubuh akan membantu membentuk protein dan jaringan dalam tubuh. Protein dalam telur memiliki kualitas yang sangat tinggi karena asam amino esensial yang dimilikinya hampir ideal untuk memenuhi kebutuhan tubuh Anda. Untuk menjaga kadar kolesterol dalam tubuh, sebaiknya pilih putih telur karena bebas lemak dan bebas kolesterol.
- Susu dan Produk Olahannya -> Susu merupakan salah satu sumber protein yang paling baik. Protein dalam susu sangat berkualitas karena mengandung asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Selain protein, susu juga menyediakan kalsium yang cukup tinggi. Produk olahan susu, seperti keju dan yoghurt juga bisa dijadikan sebagai sumber protein yang baik.
berikut adalah contoh Protein Nabati :
- Tahu dan Tempe -> Makanan ini bisa Ibu sajikan sebagai sumber protein setiap hari karena harganya yang terjangkau. Namun ternyata, kandungan protein dari makanan yang bersumber dari kedelai ini tak semurah harganya. Dalam takaran 100 gram, tempe memiliki kandungan protein sebesar 20,8 gram. Sedangkan tahu memiliki kandungan protein sebanyak 10,9 gram per 100 gramnya. Selain mudah untuk didapatkan, tempe dan tahu juga sangat mudah untuk diolah menjadi berbagai kreasi hidangan yang pasti disukai seluruh anggota keluarga.
- Kacang Kedelai -> Selain lewat tempe dan tahu, Ibu bisa mengonsumsi kacang kedelai secara langsung atau diolah menjadi susu kedelai untuk mendaptkan kebaikan manfaat protein yang lebih optimal. Kacang kedelai merupakan sumber protein terbesar, yakni mengandung 40,4 gram setiap 100 gramnya. Selain itu, kacang kedelai juga mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas.
- Kacang Polong -> Kacang polong mengandung protein yang cukup tinggi. Secangkir kacang polong setidaknya mengandung 8 gram protein. Tak hanya itu, kacang polong juga mengandung leusin. Salah satu jenis asam amino esensial ini penting karena dibutuhkan tubuh agar proses metabolisme lancar dan umumnya sulit ditemukan di sebagian besar makanan nabati.
Berikut ini adalah beberapa dampak kelebihan protein dalam tubuh:
1. Penumpukan keton dan bau mulut -> Mengganti asupan makanan berkarbohidrat, seperti nasi, dengan mengonsumsi terlalu banyak makanan berprotein tinggi atau menjalani diet keto dapat menyebabkan tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis. Kondisi ini bisa mambuat zat kimia keton menumpuk di dalam tubuh, sehingga menyebabkan bau mulut. Selain itu, penumpukan keton juga dapat membahayakan ginjal.
2. Peningkatan berat badan -> Pola makan tinggi protein memang dapat membantu mengurangi berat badan dalam waktu singkat. Namun, efek jangka panjang dari pola makan ini justru bisa meningkatkan berat badan karena protein berlebih tersebut akan disimpan sebagai jaringan lemak. Hal ini lebih mungkin terjadi jika Anda mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang juga banyak mengandung lemak, seperti daging merah atau daging berlemak. Sementara itu, bagi atlet atau orang yang rutin melatih otot, pola makan tinggi protein dapat membuat massa otot bertambah, sehingga berat badan juga ikut bertambah.
3. Kerusakan ginjal -> Di dalam tubuh, protein akan diolah menjadi asam amino. Sisa metabolisme protein menjadi asam amino akan menjadi urea yang perlu disaring dan dibuang oleh ginjal melalui urine. Inilah alasan mengapa asupan protein yang tinggi dapat membuat ginjal bekerja ekstra. Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit ginjal umumnya disarankan untuk membatasi atau mengurangi asupan protein untuk mencegah kerusakan ginjal yang semakin parah.
4. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular -> Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging berlemak, atau jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang bersumber dari hewan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan stroke.
5. Kehilangan kalsium -> Asupan tinggi protein bisa menyebabkan tubuh lebih banyak membuang kalsium. Berkurangnya jumlah kalsium dalam tubuh terbukti dapat membuat tulang keropos dan meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
Sekian dan Terima Kasih