Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaTrauma pernah jadi korban bullying
Saat SD dulu saya itu sering jadi korban bullying teman teman, mereka mengejek dan memperolok olok saya seolah saya adalah orang paling rendah di antara mereka. Bukan hanya teman saya, keluarga saya juga seperti itu. Saya waktu itu bingung harus bagaimana saya milih diam tapi diam nya saya ini malah membuat mereka yang merundung saya semakin menjadi jadi untuk trus menghina saya. Hingga pindah ke SMP, saya kira di SMP akan menjadi lebih baik ternyata tidak. Malah semakin parah, meski teman saya sudah berbeda tapi suara ejekan hinaan yang mereka lontarkan kepada saya lebih parah daripada yang di SD, saya pernah bicara sama orang tua saya kalo sebenarnya saya tuh di sekolah gini gini tapi mereka malah menghakimi saya seolah mereka itu menyalahkan saya dengan mengatakan bahwa saya itu baperan, ortu saya menganggap bahwa mereka hanyalah bercanda saya sangat sedihh, bercanda apaan kalau ujung ujung nya menghina. Hingga akhirnya saya marah dan saya nggak mau sekolah disaana yaudah deh ortu saya mindahin saya ke sekolah baru. Sayang nya sekolah baru itu saya merasa benar benar tidak betah, tidak betah karna pertemanan yang saya alami disana, saya dijauhi dan tak ada siapapun yang mau berteman dengan saya mereka juga selalu merendahkan diri saya, saya menangis sejadi jadi nya suruh ortu saya mindahin ke sekolah lagi. Waktu itu saya sedang berada di ekonomi berkecukupan, ortu saya sudah marah dan mereka menyuruh saya untuk putus sekolah saat itu juga saya merasa kehilangan segalanya seluruh impian saya hilang, cita cita saya hancur, dan saya lebih merasa bahwa semua ini adalah salah saya kesalahan saya. Saya putus sekolah benar benar di Landa dengan bayang bayang kesalahan yang pernah saya alami, saya pernah mencoba untuk bunuh diri tapi digagalkan oleh ortu saya mereka bilang yg nggk pantas untuk saya itu malah membuat saya semakin merasa tak berguna. Saya putus asa saat terpuruk ketika putus sekolah masa itu, andai saya saat itu tidak dibulli tidak mengalami perundungan mungkin semuanya tidak akan berdampak seperti ini, saya terus menyalahkan diri saya sendiri. Setiap kali saya ceritakan semua yang saya alami kepada orang orang, mereka malah menyalahkan saya menghakimi saya seolah saya adalah orang paling bersalah sedunia. Itu membuat saya kehilangan seluruh kepercayaan orang orang. Sampai dewasa saat ini pun saya masih takut untuk membuka diri dan orang orang menganggap saya berkepribadian sombong dan angkuh padahal saya sendiri takut dengan mereka, takut jika kesalahan yg sama terulang kembali, takut dengan orang baru, saya orang nya minder an sejak saat itu saya lebih tertutup daripada orang orang biasanya. Tiap kali ngelihat orang ataupun teman baru saya saya seperti mengingat kejadian bulli yang pernah saya alami. Saya sering cemas dan ketakutan tanpa sebab, kadang juga takut menemui orang baru saking takutnya saya mereka malah menilai saya bahwa saya adalah orang yang kuper dan ansos padahal di Balik itu semua ada perasaan takut yang luar biasa ketika bertemu dengan mereka.
Jdi itu saya hrs gimana dok, saya ingin hidup normal kayak orang orang di sekitar saya, saya nggk mau ngerasain ketakutan saat bertemu dengan mereka, saya ingin berteman dan berkumpul bersama tapi tragedi di masa lalu seolah mencegah saya untuk tidak menerima orang baru lagi, saya bingung dok, saya tiap malam nangis di kamar sendirian. Ingatan masa lalu itu seolah menyiksa saya dan menghantui saya membuat saya merasa muak dan berfikiran untuk bunuh diri, bagaimana cara nya agar saya bisa lebih baik dan hidup normal seperti biasanya dok
1 komentar
Terbaru
Halo Cantika Hanny, terima kasih untuk pertanyaannya.
Kejadian tidak menyenangkan yang pernah anda alami bisa saja menyebabkan terjadinya trauma psikologis. Seiring berjalannya waktu, terkadang kejadian traumatis tersebut bisa pulih dengan sendirinya. Namun, terkadang juga akan menetap dalam jangka waktu yang lama sehingga mengganggu anda dalam menjalani keseharian saat ini atau merencanakan kehidupan yang akan datang. Adapun reaksi emosi yang ditampilkan setiap individu terhadap kejadian traumatis berbeda-beda, seperti munculnya rasa cemas berlebihan, sedih, takut, marah, benci, dan sebagainya. Selain itu, kondisi fisik dan psikologis bukan hal yang dapat dipisahkan sehingga ketika teringat akan kejadian tersebut akan memunculkan perubahan pada sensasi fisik.
Dengan menyadari kondisi anda saat ini, berarti secara tidak langsung anda menyadari pula kebutuhan akan bantuan tenaga profesional. Ketika pikiran akan kejadian traumatis tersebut muncul, maka akan memicu juga munculnya reaksi emosi negatif tersebut sehingga membuat anda merasa tidak nyaman. Pada saat kondisi tersebut terjadi, anda dapat melakukan relaksasi pernapasan sehingga menjadi lebih rileks, tenang dan dapat berpikir jernih kembali. Selain itu, sebaiknya anda tidak perlu menyalahkan diri sendiri, karena adanya proses penerimaan dapat membantu anda lebih mudah untuk pulih dari kejadian traumatis. Anda juga dapat mencoba mengembangkan kemampuan memaafkan terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang lain yang menyebabkan anda mengalami kejadian traumatis tersebut.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.