Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaTRAUMA DENGAN BULLY DARI ORANG SEKITAR
Saat remaja saya memiliki pengalaman selalu di bully oleh lingkungan sekitar,apa yang saya lakukan selalu salah,selalu menjadi perhatian orang2 sekitar dari masalah fisik hingga keluarga,hingga kini saya merasa insecure apalagi jika saya kembali melihat orang2 tersebut.terkadang saya merasa depresi dengan semua bully itu,saya merasa tertekan.itu sangat mengganggu kehidupan saya.
karena itu saya tidak bisa menikmati masa remaja saya,hingga saya sudah mempunyai keluarga saya masih merasa trauma.bagaimana mengatasi semua itu???
2 komentar
Terbaru
Halo Indriyani, terima kasih untuk pertanyaannya.
Menceritakan pengalaman yang tidak menyenangkan memang membutuhkan keberanian yang besar. Dengan menceritakan hal tersebut, berarti secara tidak langsung anda menyadari kondisi yang anda alami, dan menyadari pula kebutuhan akan bantuan tenaga profesional.
Kejadian tidak menyenangkan yang pernah anda alami bisa saja menyebabkan terjadinya trauma psikologis. Seiring berjalannya waktu, terkadang kejadian traumatis tersebut bisa pulih dengan sendirinya. Namun, terkadang juga keadaan traumatis tersebut akan menetap dalam jangka waktu yang lama sehingga mengganggu anda dalam menjalani kehidupan sehari-hari, atau bahkan menarik diri dari sekitar.
Ketika pikiran akan kejadian traumatis tersebut muncul, maka akan memicu juga munculnya reaksi emosi negatif sehingga membuat anda merasa tidak nyaman. Pada saat kondisi tersebut terjadi, anda dapat melakukan relaksasi pernapasan sehingga menjadi lebih rileks, tenang dan dapat berpikir jernih kembali. Anda juga dapat mengalihkan pikiran tersbut kepada hal-hal positif yang anda senangi. Bisa juga anda melakukan jurnaling secara berkala setiap hari mengenai seluruh isi pikiran dan perasaan anda sehingga tidak hanya menumpuk dalam diri saja. Selain itu, sebaiknya anda jangan menyalahkan diri sendiri, karena adanya proses penerimaan dapat membantu anda lebih mudah untuk pulih dari kejadian traumatis. Anda juga dapat mencoba mengembangkan kemampuan memaafkan terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang lain yang menyebabkan anda mengalami kejadian traumatis tersebut.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.
Ternyata bukan saya saja ya. Saya punya pengalaman hampir mirip. Waktu SMP saya harus tinggal bareng keluarga bibi/paman (kaka dari ibu) karena waktu sekolah SMP di Jakarta kan sudah gratis sedangkan di daerah saya masih harus bayaran. Paman saya galaknya minta ampun, betul-betul saya sering dimarahi, saya harus bantu kerjaan paman dari waktu pulang sekolah jam 12.30 sampai malam hari sekitar jam 8-9 malam. Kalau saya pulang terlambat sedikit saja sudah langsung dimarahi habis-habisan dan sering main tangan.
Sekarang saya sudah dewasa dan tidak ada dendam sama mereka, tapi setiap kali ada kumpul keluarga ataupun saya harus mengunjungi rumah mereka, saya selalu gemetar dan rasa mau muntah. Saya tidak tahu ini trauma atau apa.
Semoga mas/mba Indri segera mandapat jawabannya dan terapi untuk menyembuhkan traumanya.