Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaTerpendam selama 6 tahun
Halo semuanya,
Aku ingin berbagi pengalaman pribadi yang selama ini hanya aku pendam. Semoga cerita ini bisa membantu diriku menemukan solusi, dan siapa tahu ada yang memiliki pengalaman serupa.
Semuanya dimulai saat aku duduk di bangku SMP. Waktu itu, aku adalah anak yang ceria, aktif, dan senang mengaji. Bahkan, aku selalu antusias untuk setoran hafalan setiap harinya. Namun, situasi berubah drastis ketika aku mengalami perundungan (bullying) oleh teman-teman sekolah. Salah satu pelaku sering mempermalukan aku di depan umum, membuatku merasa rendah diri dan kehilangan kepercayaan diri sepenuhnya.
Akibat tekanan itu, kemampuan diriku mulai menurun dari segala aspek. Aku yang sebelumnya lancar berbicara tiba-tiba merasa sulit untuk menyusun kalimat yang jelas dan mudah dimengerti. Bahkan, suaraku mulai terdengar aneh, seperti kaku, tanpa intonasi yang wajar. Setiap kali aku mencoba berbicara, aku merasa orang-orang menganggapku aneh. Sejak saat itu, aku mulai menarik diri, menghindari berbicara, dan lebih memilih diam karena takut dihujat atau ditertawakan.
Selama 6 tahun terakhir—dari SMP hingga kuliah sekarang—aku terus membawa luka ini. Masalah bicara yang aku alami membuatku kesulitan dalam banyak hal: berkomunikasi dengan teman, berpartisipasi dalam diskusi, hingga sekadar merespons orang lain dengan lancar. Ada kalanya, secara tiba-tiba, aku merasa mampu berbicara seperti normal. Tapi itu hanya sesaat, dan tidak lama kemudian, semuanya kembali seperti semula.
Aku juga merasa sangat sulit untuk menyusun kalimat yang baik dan bisa dipahami. Ketika diajak bicara atau ngobrol, aku hanya mampu memberikan respons singkat, seperti tertawa atau anggukan. Aku sering merasa gagal masuk ke percakapan yang lebih intens, dan ini membuatku semakin terisolasi. Di dalam hati, aku ingin sekali bisa berbicara seperti orang normal dan lebih aktif di lingkungan sosialku.
Aku tahu bahwa kondisiku kemungkinan besar berhubungan dengan gangguan bicara, seperti disartria atau mungkin faktor psikologis akibat trauma bullying. Tapi aku takut untuk terbuka kepada orang-orang terdekat, apalagi harus menjelaskan apa yang aku alami. Aku khawatir mereka tidak mengerti atau malah menghakimi.
Aku membagikan cerita ini untuk mencari dukungan dan masukan dari kalian yang mungkin pernah mengalami hal serupa. Apakah ada yang berhasil melewati masa-masa sulit seperti ini? Bagaimana cara kalian bangkit dan mulai berbicara dengan lebih percaya diri? Atau mungkin ada rekomendasi terapi atau ahli yang bisa membantu?
Terima kasih sudah membaca ceritaku. Aku berharap langkah kecil ini bisa menjadi awal untuk menemukan solusi. 🙏
1 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Permasalahan yang hadir dalam hidup terkadang membuat seseorang merasa kesulitan untuk berpikir jernih, apalagi mencari solusi terbaik untuk permasalahan tersebut. Bagaimanapun kondisi anda, anda tetap berharga.
Anda perlu memperbanyak waktu berdialog dengan diri sendiri. Dengan melakukan introspeksi secara berkala, maka anda lebih mudah menyadari dan menerima kelebihan dan kelemahan yang anda miliki, serta lebih mudah menemukan tujuan hidup dan kebutuhan diri anda. Adapun yang dapat anda lakukan lainnya, yaitu menuliskan seluruh isi pikiran dan perasaan anda pada kertas secara berkala tanpa terkecuali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah jurnaling, di mana dapat dilakukan setiap hari sehingga pikiran dan perasaan tersebut tidak hanya menumpuk dalam diri anda, serta dapat membantu mengenali kondisi anda yang sebenarnya. Terkadang kita memunculkan pikiran otomatis yang seolah-olah jauh lebih buruk dari yang sebenarnya terjadi. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional.
Anda juga dapat menuliskan minimal 3 hal yang dapat disyukuri setiap hari (tidak harus hal yang besar, tetapi hal kecil juga termasuk), sehingga dapat membantu anda untuk lebih memaknai hidup dan memiliki pandangan dari sudut pandang lainnya. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan.
Selain itu, anda juga perlu mengembangkan sikap memaafkan dan berterima kasih bagi diri sendiri dan sekitar. Anda telah berupaya menjadi yang terbaik. Anda tidak perlu malu untuk menceritakan permasalahan anda kepada orang terdekat yang anda percaya agar tidak merasa sendirian dan terasingkan.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.