🔥 Diskusi Menarik

Suami selalu seperti menyesal menikah dengan saya

saya wanita dengan usia pernikahan 3 tahun. Baru resign krn keinginan suami, Belum dikaruniakan anak,

Akhir2 ini saya dan suami sering bertengkar, saya menganggap wajar karena setiap pernikahan pati ada perbedaan pendapat.

namun suami berpendapat bahwa kita mungkin gak cocok.

tiap bertengkar saya selalu menurunkan ego utk meminta maaf untuk siapapun yg salah, karena difikiran saya lebih baik saya meminta maaf untuk kesehatan mental saya daripada kekeh dengan ego masing2

namun akhir2 ini suami sering mengatakan jika saat bertengkar hanya untuk masalah sepele dan bukan ada orang 3, namun suami berpendapat “ini mungkin yg membuat pasanagan lain terutama suami jadi berpaling”

saya kaget, kenapa suami saya berkata seperti itu,

apakah mungkin dgn dia mengatakan seperti itu kemungkinan dia sudah memiliki WIL?

suami saya tergolong yg berprilaku baik banget untuk memuliakan saya sebagai istri namun akan emosional jika sedang marah seperti berkata kasar.


apakah maksud ucapan lelaki seperti itu dianggap dia tidak sesungguhnya mencintai saya?


apa yg harus saya lakukan?? Dgn ketidak berdayaan saya sebagai IRT saat ini

bagaimana sikap saya agar suami

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
6
2

2 komentar

Halo Powerbank, terima kasih untuk pertanyaannya.


Setiap pasangan mengharapkan hubungan yang sehat, harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah hubungan tidak terlepas dari adanya konflik. Terjadinya konflik adalah hal yang wajar terjadi, tetapi apabila konflik tersebut terjadi berkepanjangan, maka perlu mengambil jarak sejenak terhadap masalah dan emosi yang dirasakan masing-masing sehingga dapat melihat permasalahan tersebut secara objektif.


Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja. Dengan pola komunikasi tersebut dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.

Permasalahan yang didiamkan dan dipendam oleh masing-masing, hanya akan menjadi pembahasan berulang di kemudian hari dan bisa saja meledak sewaktu-waktu bagaikan “bom waktu”. Ada baiknya anda dan pasangan meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati agar menemukan solusi terbaik bersama (misalnya liburan bersama ke tempat favorit, makan malam berdua, moment pillow talk, dsb). Ketika berkomunikasi menggunakan “I message”.

Kemudian anda dan pasangan dapat saling mengenali bahasa cinta masing-masing, serta melakukan ritual yang menjadi kesepakatan bersama misalnya memeluk dan mengucapkan kata cinta sebelum dan bangun tidur, sebelum dan berangkat kerja, dll. Selain itu, perlu dibahas juga terkait hubungan seksual dalam pernikahan anda. Perlu juga merencanakan mencoba hal-hal baru bersama agar semakin terasa keintimannya.

Jangan ragu untuk melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

1 minggu yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat,

Dalam situasi ini, penting untuk memahami bahwa perasaan menyesal dan pertengkaran dalam pernikahan bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih dalam. Suami Anda mungkin merasa tertekan atau tidak puas dengan beberapa aspek dalam hubungan, dan ini bisa memicu emosi yang kuat saat bertengkar. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting untuk mengatasi masalah ini:

Pertama, cobalah untuk menciptakan suasana yang tenang dan nyaman untuk berbicara. Diskusikan perasaan masing-masing tanpa menyalahkan satu sama lain. Istri bisa menjelaskan perasaannya dan mengapa dia merasa perlu meminta maaf, sementara suami bisa mengungkapkan kekhawatirannya dan apa yang membuatnya merasa tidak cocok. Ini bisa membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan pemahaman satu sama lain. Kedua, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang konselor pernikahan. Konseling dapat memberikan ruang yang aman untuk membahas masalah yang ada dan membantu pasangan menemukan solusi yang konstruktif. Seorang profesional dapat membantu Anda berdua memahami pola komunikasi yang tidak sehat dan memberikan strategi untuk memperbaikinya. Ketiga, penting untuk menghindari asumsi negatif, seperti kecurigaan terhadap adanya orang ketiga. Cobalah untuk membangun kepercayaan dengan saling mendengarkan dan mendukung satu sama lain. Jika suami merasa emosional saat marah, mungkin dia perlu belajar cara mengelola emosinya dengan lebih baik, seperti melalui teknik relaksasi atau terapi. Akhirnya, ingatlah bahwa setiap hubungan memiliki tantangan. Dengan komitmen untuk saling memahami dan berusaha memperbaiki komunikasi, Anda berdua dapat menemukan jalan untuk memperkuat hubungan. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman atau keluarga yang dapat memberikan perspektif positif.

1 minggu yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan