Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat Lainnyastress
dok, mau tanya ini saya sebenarnya kenapa ya? sudah satu minggu saya ovt dalam hal yang sama. saya ovt tentang kematian, baik itu dari diri saya maupun keluarga saya dok. waktu hari pertama itu ntah kenapa tiba-tiba ada rasa aneh, perasaan takut mati. saya sampe begadang gabisa tidur karena saya berpikir kalo saya tidur saya gabisa bangun lagi esok harinya. terus berulang hingga satu minggu, saya coba melakukan cara alternatif mengobati perasaan ini, mendekatkan diri pada sang Illahi, berolahraga, keluar ruangan, baca cerita" bahkan sampe main sama temen" tapi tetep kalo hari berganti malam. perasaan dan pikiran itu muncul lagi, saya juga merasa dada sedikit berdetak kencang tapi pas cek ke dokter katanya normal" aja. itu kira" kenapa ya dok? saya selalu ga tenang soalnya🤕
1 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Perlu diketahui bahwa munculnya pikiran takut akan kematian secara berlebihan, dengan intensitas kemunculannya sering dan tidak dapat dikendalikan sehingga mengganggu fungsi anda dalam menjalani keseharian merupakan salah satu gejala/ tanda yang perlu disadari untuk segera memeriksakan diri ke professional. Terdapat banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya hal tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan asesmen/ pemeriksaan mendalam mengenai kondisi individu, dan tidak dianjurkan untuk melakukan self diagnose (mendiagnosa diri sendiri).
Dalam diri individu terjadi proses mental yang saling berkaitan antara pikiran, perasaan, perilaku, dan sensasi tubuh/ fisik. Pada saat seseorang menghadapi situasi/ kondisi, maka akan terjadi proses berpikir, yang kemudian mempengaruhi munculnya emosi (seperti khawatir/ takut/ cemas, dsb), yang disertai dengan terjadi perubahan sensasi tubuh/ kondisi fisik (seperti gemetar/ mudah berkeringat/ dada terasa sesak, dsb) dan termanifestasi ke dalam bentuk perilaku (mengganggu pola tidur, pola makan, dsb).
Dengan demikian, anda perlu memperbanyak waktu berdialog dengan diri sendiri sehingga mengenali pemicu dan situasi yang menyebabkan emosi cemas/ takut berlebihan tersebut muncul, serta kenali juga pikiran yang hadir saat itu. Terkadang pikiran kita memikirkan berbagai hal yang seolah-olah yang dialami lebih buruk dari yang sebenarnya terjadi.
Upaya yang anda lakukan sebaiknya dipertahankan saja karena dapat membantu proses anda menjadi lebih baik. Dengan mengenali situasi/ kondisi pemicunya, maka anda menjadi lebih mudah untuk mengantisipasi kondisi tersebut, misalnya melakukan relaksasi pernapasan (fokus pada napas masuk dan napas keluar) saat anda merasakan hal tersebut sampai anda merasa tenang dan rileks kembali, serta membantu anda untuk kembali ke kondisi “here and now”. Tanyakan pula pada diri anda, apakah kecemasan tersebut benar nyata sesuai fakta yang terjadi atau hanya subjektifnya anda saja. Dengan demikian anda dapat menemukan alternatif pikiran baru yang lebih rasional dan adaptif, sehingga dapat mengurangi intensitas cemas yang berlebihan. Segera memeriksakan diri secara langsung ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah, agar mendapatkan gambaran komprehensif mengenai kondisi anda dan langkah selanjutnya yang dapat dilakukan.
Semoga membantu ya